VALLIENT: 16

16 3 0
                                    

Vallient melajukan motornya dengan kecepatan standar, menyusuri jalanan malam ibukota.

Terlihat banyak jajaran pedagang kaki lima yang berada dipinggir jalan. Membuat siapa saja tergiur dengan aroma-aroma sedap yang ditimbulkan. Tak terkecuali Geta dan Vallient.

"Vallient!" panggil Geta agak berteriak, karena laju motor Vallient cukup meredamkan suara.

Vallient agak menoleh kesamping agar mendengar perkataan Geta. "Kenapa?" tanya Vallient kepada Geta.

"Mau mie ayam!" ucap Geta menunjuk pedagang mie ayam yang berada dipinggir jalan.

Vallient pun menepikan motornya, didekat trotoar. Geta turun dari motor Vallient, yang disusul olehnya.

Dengan riang Geta cepat-cepat membuka helmnya, lalu memberikanya kepada Vallient. Setelah Vallient membuka helmnya, Geta menarik tangan Vallient menuju tempat pedagang mie ayam yang Geta tunjuk tadi.

"Mang mie ayamnya 2, sama es jeruknya 2," ujar Vallient kepada penjual mie ayam.

Vallient duduk dibangku yang disediakan, disusul dengan Geta yang duduk didepanya.

Hanya hening yang menemani mereka berdua hingga beberapa menit, sampai Vallient membuka suaranya memecah keheningan.

"Get!" panggil Vallient. Geta pun menoleh.

"Kayaknya udah ada deh, 5%," lanjut Vallient menatap lekat Geta.

"5%?" tanya Geta bingung.

"Perasaan gue sama lo," balas Vallient, lalu tersenyum tipis.

Belum sempat Geta membuka mulutnya, mie ayam yang mereka pesan pun sudah sampai.

•••

"5%? Hahahahaha," tawa seseorang pecah di sebrang sana.

"Ada-ada aja lo! Mana ada suka pakek persen-persenan!" sahut seseorang yang lainya.

"Ihhh, Sya, La. Beneran tauk! Dia ngomongnya gitu!" balas Geta memutar bola matanta malas.

Yaaa, sekarang Geta, Rasya, dan Ayla sedang melakukan videocall bersama. Dan Geta menceritakan perihal Vallient yang memiliki perasaan 5% kepadanya.

"Aduh-aduh tolong, perut gue sakit, hahah!" pekik Ayla dari seberang dengan tertawa.

"Huaaaa, gimana nih hahaha gue gak bisa berenti haha!" Ayla masih senantiasa tertawa. Ingin rasanya Geta menggeplak. Tawanya itu lho, menjengkelkan.

Geta dan Rasya mendatarkan ekspresinya, apa-apaan ini? Ayla terlalu berlebihan! Sudah suaranya seperti toa ditambah lagi tawanya seperti mak lampir kecepit, ingin rasanya menendang Ayla kepluto.

"Lama-lama gue geplak juga lo, La!" geram Geta menyentil mulut Ayla dari ponsel.

"Hahahha, ohya, bang Elang mana? Lo tau gak gue habis dichat bang Elang tauk!" ucap Ayla celingukan membolak-balikan ponselnya.

"Lo tau gak, La?" tanya Rasya kepada Ayla. Lalu, melihat kearah Geta, Geta hanya mengendikan bahunya acuh.

Terlihat Rasya menghela nafasnya. "Yang chat lo itu bukan bang Elang, tapi Geta," ujar Rasya agak tak tega.

"Oh, gapapa. Yang penting akhirnya gue punya nomernya bang Elang!" Ayla malah terlihat senang.

Geta dan Rasya menjatuhkan rahangnya.

VALLIENT [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang