✦┊ pᥱndᥱngαr ყαng Ⴆαïkˎˊ˗

137 54 5
                                    

﹕ཿ ♡ ★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


﹕ཿ ♡ ★ . ꜝꜞ ᳝ ࣪ ( happy reading gays❕!
jadi pembaca yang bijak dan hargai penulis yang sudah menulis banyak hanya untukmu) 💭 𖥔 ࣪ ᥫ᭡ ִֶָ ࣪

(\ (\
(„• ֊ •„)
━O━O━━━━━━━━━
ˑ ִ ֗꒰ star:: 22/O2/22 ꒱  ˖ ࣪ ִֶָ 𖥔 ͙
・:。revisi:: 3O/O9/22・:三
━━━━━━━━━━━━━

©yyjunggly ︴ don't imitate

─────────────────

Pagi-pagi Jia di kelas sedang tidur, mata nya juga bengkak karena ia menangis sejadi-jadi nya sebelum tidur, karena ia melihat sendiri ayah nya tiba-tiba masuk ke rumah dan melukai ibu nya yang sedang bersiap ingin tidur.

Sekarang ibu nya sedang di rumah sakit, karena ayah nya memukul ibu nya menggunakan kayu di punggung nya, ia melihat dengan jelas. Bahkan, saat malam itu ia hampir terkena juga.

Ayah nya juga sekarang sedang kejar-kejaran sama polisi, ia sampai habis pikir kenapa ayahnya melakukan hal se-gila itu. Sudah pantas, dia masuk rumah sakit, tapi bukan rumah sakit melainkan, rumah sakit jiwa!

Itu sangat cocok.

Brak

"Masih pagi woy! Lo malah udah tidur aja, ini bawak semua buku ke meja pak Jeno sekarang gak ada kata nanti-nanti"

Jia menatap Zeyu dengan kebingungan, tentu saja Zeyu peka. "Mata lo kok jadi panda? Haha lucu, lo gamonin siapa anjir"

"Gak ada yang lucu Zeyu"

Wajah Zeyu menjadi datar, teringat bahwa ibu nya Jia masuk rumah sakit oleh mantan ayah nya sendiri. Zeyu pun menghampiri Hanyu yang sedang ngemil chiki di meja guru "Hanyu, bawa semua buku ini ke meja pak Jeno"

Hanyu bangun dan langsung membawa buku itu, selagi ia ketua kelas. Ia akan menurut kalo di suruh membawa buku seperti ini.

Zeyu menarik kursi nya yang membuat Jia menoleh "Gue tau Jia, lo ada masalah, jangan sungkan buat cerita ke gue"

Jia mengerutkan kening nya, memikirkan apa yang di ucapkan oleh Zeyu "Lo siapa gue?" Tanya Jia dengan senyum miring nya.

"Lo gak tau gue siapa?"

"Tau, lo itu pengganggu ketenangan gue!"

"Terserah, seenggak nya gue tau kenapa nyokap lo masuk rumah sakit dan bokap lo jadi buronan polisi"

Mata Jia di bulat kan sempurna oleh Zeyu, bagaimana dia bisa tau? "L-lo tau dari s-ssiapa?"

"Lo gak perlu tau"

.

Air mata nya jatuh di tanah, teringat bagaimana ayahnya ingin menghabisi nyawanya dengan sekejap mata, itu kejadian paling menakutkan di hidupnya.

Ayahnya kenapa selalu begini, tidak ingin melihat ia bahagia sedikit pun. Rasanya ia ingin menyerah, tapi saat ia lihat keadaan ibu nya ia sadar. Ia harus berjuang untuk menemani ibunya di sini

Tangan lelaki menyentuh di bahu nya, Jia yang reflek menoleh ke belang.

"Zeyu?"

"K-kenapa lo di sini"

Zeyu membungkuk di hadapannya, tangannya mulai menghapus semua jejak air mata itu "Jangan menangis okay? Jia yang gue kenal, adalah wanita kuat. Jangan menangis, gue mohon"

Bukannya berhenti, melainkan air matanya semakin banjir, layaknya air laut menghantam pantai. "Kenapa hidup gue begini"

⚊"Gue ingin mempunyai kebahagiaan di dunia ini Zey"

"Pasti ada, jangan menyerah. Lo pasti punya kebahagiaan, Jia"

"Gue ingin melihat nyokap gue bahagia, bukan kritis di rumah sakit, Zeyu"

"Sudah-sudah, nyokap lo kuat, sama kaya lo. Jangan menyerah, tetaplah berjuang demi menemukan kebahagian itu"

Ia pun mulai tenang, saat tubuh hangat milik Zeyu memeluk nya. Ia pun tertidur. Ini sebenarnya kebiasannya saat kecil saat di peluk oleh seseorang ia tertidur.

.

Mata Jia terbuka, dan terkejut kalo ia sedang di ruang uks. Matanya juga susah di buka mungkin karena kebanyakan menangis saat istirahat tadi.

Pintu uks itu terbuka terlihat Zeyu membawa nampan berisi makanan dari kantin dan satu botol air minum "Jangan banyak pikiran, di sini makan dulu"

Matanya masih melihat Zeyu yang membawa kursi yang kesulitan di karenakan tangannya penuh.

Brak

"Ngajak ribut ini kursi"

Kursi nya terbalik saat Zeyu menendangnya "Lo tendang gimana ga kebalik, bego" ujar Jia yang ikutan emosi oleh sikap ke goblokan Zeyu.

Bukannya di ambil melainkan di tendang dan di berdiri kan menggunakan kaki nya kembali, ia pun duduk di kursi itu "Makan ya?" Jia mengangguk.

Satu sendok terisi nasi serta dengan lauk yang sudah Zeyu ambil sedang ingin di lahap ragu oleh Jia, ia pun memakannya. Wajah Zeyu menjadi senyum penuh arti, senyuman itu sangat jarang di jumpai.

Kecuali saat bahagia.

"Jangan pikirkan apa yang terjadi di malam hari itu, pikirkan sekolah lo, karena itu penting"

"Tapi kesehatan nyokap gue juga penting"

Zeyu mengangguk dan kembali menyuapi Jia yang di sana "Nyokap lo udah susah payah masukin lo di sekolah ini, terus belajar karena saat lulus lo bisa kasih kebahagiaan yang layak untuk nyokap lo"

Jia terdiam, mulai mencerna apa yang di ucapkan oleh Zeyu. Sesungguhnya ucapan dia ada benarnya.

──────────────────

 ──────────────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊹ . ‹ ࣪˖ ( goodluck guys, hopefully with this chapter you can take the good side. Soo see you baby!!) 🎧 🐟 ִֶָ ࣪ ˑ ֗

𝐅𝐞𝐥𝐢𝐜𝐢𝐝𝐚𝐝 : 𝒀𝒖 𝒁𝒆𝒚𝒖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang