﹕ཿ ♡ ★ . ꜝꜞ ᳝ ࣪ ( happy reading gays❕!
jadi pembaca yang bijak dan hargai penulis yang sudah menulis banyak hanya untukmu) 💭 𖥔 ࣪ ᥫ᭡ ִֶָ ࣪(\ (\
(„• ֊ •„)
━O━O━━━━━━━━━
ˑ ִ ֗꒰ star:: 22/O2/22 ꒱ ˖ ࣪ ִֶָ 𖥔 ͙
・:。revisi:: 3O/O9/22・:三
━━━━━━━━━━━━━©yyjunggly ︴ don't imitate
─────────────────
Mata gadis cantik itu semakin hari semakin membengkak, dan hari ini matanya terlihat sekali hitam. Walaupun sudah di tambal dengan make up.
"Jia kenapa sering nangis ya Zey? Dia punya gangguan mental?"
Zeyu ngeleng kecil "Nyokap nya sedang koma di rumah sakit, mungkin karena itu dia jadi sering nangis"
"Kok lo tau anjir!??!!" Nada bicara Mingrui seperti biasanya.
"Lo kan nanya bangke!!!!!" Balas Zeyu yang tak ingin mengalah.
Jia yang mendengar nada bicara kedua monyet liar itu yang begitu besar seperti ingin lahiran, ia berjalan menuju keluar kelas nya.
Ia berjalan tak menuju arah, terkadang ia tak sengaja menabrak orang serta dangan benda-benda lainnya, badannya sedang mencari ketenangan. Pikirannya melayang-layang.
Bahkan, ia tak sadar kalo ada di atas atap sekolah dan sudah berdiri di sana seperti tak ada dosa nya. Pikirannya melayang-layang bagaikan layangan dengan tali nya putus, pergi tak tau ke mana pikirannya.
Tap.
"Jia!! Sadar!!"
"Jia! Inget nyokap lo!! Yu Yeji!!!"
Jia langsung tersadar dari pikiran jahat nya itu, yang berniat untuk bunuh diri "Gue di mana!!" Suara teriakan nya itu tentu membuat murid-murid di bawah mendongak ke atas, dan mereka juga panik.
Zeyu langsung menarik tangan Jia di sana untuk turun dari balkon atap gedung tersebut. "Zeyu, huaa" reflek ketakutan Jia memeluk Zeyu se-erat yang ia bisa, menumpahkan semua ketakutan nya tadi di dada milik tuan Yu Zeyu.
Ketakutan terbesar nya adalah ketinggian, dan di campur ke gelisahan dan kebingungan. Semua tercampur menjadi satu.
Zeyu melongarkan pelukan itu, menatap wajah Jia yang memerah karena menangis begitu hebat "Cukup menangis nya oke? Gue takut kantung mata lo malah rusak karena kebanyakan nangis"
"T-tapi itu.."
"Iya gue tau, stt ini terakhir ya buat lo Jia"
"Maksud lo apa?
"Lo boleh meluk, mukul, nyiksa gue semau lo asalkan lo gak nangis lagi, gue tau lo banyak pikiran jadi, lo boleh jadiin gue sebagai plambiasan semau lo asalkan lo udah enakan"
"Seri--"
"Cuma untuk hari ini, besok atau lusa gak berlaku lagi"
Bibir Jia terbentuk dengan sempurna, senyuman nya yang sangat senang itu serta dengan matanya yang membuat ia semakin ceria. Ia langsung merebahkan tubuh nya di paha Zeyu, menjadikan nya sebuah mantal.
Matanya tertutup dan ia tertidur di sana. Zeyu yang menatap tak bisa berbuat apa-apa karena ia sudah berjanji akan menjadikan lelaki penganti bokap nya Jia hari ini, karena ia sedang membutuhkan seseorang.
Zeyu pun semakin terkejut, ketika gadis ini bercerita dengan menatap wajah nya dari bawah. Dengan full senyum tampa kecuali, seolah-olah ia lah ayah nya yang sedang mendengar kan cerita kecil putri nya.
"Aneh kan"
"Seharusnya Alex yang kena tapi malah Qian yang kena korbannya"
"Qian juga gamau kalah, dia lempar sendal yang ada tai sapi nya lalu olesin ke rambut Alex, lucu sekali kan? Itu masa SMP loh gue masih inget banget haha"
Zeyu hanya menggangguk dan memahami ucapan gadis kecil ini, dan ia terkekeh kecil. "Sekalian aja lempar sapi nya ke Alex" ujar Zeyu dan mengelus pelan rambut Jia yang panjang itu.
Jia hanya tertawa lepas yang tak sadar ada seorang lelaki tampan yang sedang mengamati gerak-gerik mereka seperti ingin membunuh.
.
"Jia lo ngapain tadi tolol" tanya Alex dan menggoyang kan tubuh Jia yang bagaikan belut tidak bisa menolak, hanya letoy.
"Gatau"
Plak
Qian yang mengebuk kepala teman nya sendiri tampa dosa "Lo tuh gausah anggep Jia jadi pohon ranting bego" ujar kesal dari Qian.
Alex yang dapat sakit di bagian kepalanya, ia menatap tajam Qian seperti ingin memakannya "Lo mau gue jadiin ayam panggang?"
Dan terjadi lah ribut.
Jia yang menatap kedua teman nya ini yang sedang gelud seperti anjing dan kucing, adu bacot dan tak ada yang ingin mengalah. Malahan mereka yang tak ingin kalah bukan mengalah.
Ia menoleh ke belakang, terlihat enam lelaki itu berjalan tergesa-gesa mendekat.
"Jia tadi lo ngapain di atas balkon atap sekolah, lo mau nyari mati hah!" Ketus Hanyu yang melotot dan itu sangat menakutkan.
"Iya, lo kalo mau mati jangan di sekolah" timbal Zihao sambil tunjuk-tunjuk yang membuat Jia semakin ngeri dengan lelaki di hadapannya ini.
"Hm, lo jangan kaya gitu Jia. Eh mana Zheexi" Xinlong tiba-tiba saja kebingungan mencari sosok wanita bernama Zheexi yang tak di sampingnya.
"Cih, Zheexi mulu perasaan" ujar Mingrui dengan senyuman smrik nya itu.
"Namanya juga bucin" jawab Shuyang.
"Hahaha prenjon, kasihan banget"
"Lo juga ming, gausah banyak bacot"
Dan terjadi ribut antara Mingrui dan Shuyang.
Wajah Jia menjadi malas melihat semua lelaki ini yang datang malah ribut, sama kaya kedua temannya itu.
Ia pun mengabaikan nya, berjalan malas ke kantin walaupun banyak yang nanya kenapa ia berada di atas balkon atap sekolah tadi pagi.
Sebenarnya, itu ia di kuasai oleh pikiran negative dan berunjuk memincu untuk bunuh diri. Ia juga awalnya hanya memikirkan kesehatan ibunya, dan malah ke bawa yang lain.
──────────────────
⊹ . ‹ ࣪˖ ( goodluck guys, hopefully with this chapter you can take the good side. Soo see you baby!!) 🎧 🐟 ִֶָ ࣪ ˑ ֗
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐞𝐥𝐢𝐜𝐢𝐝𝐚𝐝 : 𝒀𝒖 𝒁𝒆𝒚𝒖
Teen Fiction꒰ 𝐓𝐨𝐥𝐨𝐧𝐠, 𝐤𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚𝐤𝐮˙܀ . . . . . . . . . . ⁽ publish ::22/O2/22 - O2/O5/22 ⁾ ִִִֶֶָָ ָ࣪ ˑ ⁽ revisi ::3O/O9/22 - 13/O5/23⁾ ִִִֶֶָָ ָ࣪ ˑ written by ┆ ©2O22...