[Dua Puluh Dua]

503 31 12
                                    

Sebenarnya ada apa dengan Jaeden?

"Ze, ayah sebel deh. Masa ayah ga boleh makan coklat sama om kamu. Padahal cuma makan coklat." Adu Jaeden pada si soang.

Honk!
Brrrr...

"Iya kan? Om kamu emang jahat!-loh loh, kamu mau kemana Ze?" Jaeden bangkit dari rebahanya dan mengamati apa yang soang nya lakukan.

Ternyata soang nya terbang untuk turun dari kasurnya.

"Ze sini deh."

Brrrrrrr...

"Zeze sini ih... Sini ga?!" Jaeden turun dari kasurnya.

"Jangan di atas situ, nanti gundam Jaeden jatuh, terus rusak semua. Itu rakit nya lama banget lho, apalagi yang besar itu."

"Zeze jangan naik kesitu!" Jaeden berlari menyusul soang nya yang mulai naik keatas jendela nya. Dan tanpa sadar, ia juga ikut naik keatas meja belajarnya.

Jaeden berusaha meraih soang nya dengan satu kaki berpijak di atas meja, sedangkan kaki lainnya ia gunakan untuk berpijak di jendela. Karena sekarang posisi si soang tengah bertengger nyaman di atas jendela.

Tapi na'as, belum sempat Jaeden mendapatkan si soang, meja belajarnya sudah lebih dulu bergeser karena roda di bawahnya berputar akibat dorongan kaki Jaeden. Dan itu membuat kaki Jaeden semakin melebar, sampai akhirnya ia tidak bisa lagi mendapatkan pijakan. Lalu ia pun terjatuh.

Bruk!!

"Huaaaaaa sakit!!"

Jaeden berteriak dengan sangat keras, sampai ia tak sadar kalau Awan dan Langit sudah masuk kedalam kamarnya.

Melihat sahabatnya jatuh, seketika Robert's twins berlari menghampiri Jaeden.

"Jaeden, lo ga apa apa?" Cemas Langit.

"Sakit banget hiks.."

"Mana yang sakit? Ayo kita ke kasur dulu."

"Enggak bisa jalan, sakit sekali. Hiks..."

Awan memicingkan matanya heran.

"Jaeden nangis? Aneh bener." Guman Awan.

"Mana yang sakit Jae." Tanya Langit.

"Sakit semua hueeeee...."

"Jae sumpah lo ga lucu. Lo ga selemah ini Jahe, dan lo juga ga cengeng." Celetuk Awan karena merasa semakin aneh dengan perilaku Jaeden.

"Awan udah, mungkin kaki atau pinggang nya Jaeden emang beneran sakit, jadi ga bisa jalan. Udah biar gua yang gendong Jaeden."

Awan mendudukan Jaeden agar Langit mudah untuk menggendong nya ala karung beras. Lalu ia meletakan Jaeden keatas kasurnya.

"Soang...." lirih Jaeden.

"Itu soang siapa?" Tanya Langit.

"Soang Jaeden, ambilin."

"Soang lo? Sejak kapan lo punya soang? Mana lucu banget lagi."

"Sejak kemarin. Dibeliin sama Zeze. Ambilin."

Awan menggeleng. "Ga mau takut." Jawab Awan.

"Langit, tolong ambilin soang Jaeden ya."

Langit tersenyum kaku. "Maaf Jaeden, gua juga takut dipatok."

"Zeze ga patok patok kok. Tolong ambilin ya~" mohon Jaeden dengan mata berbinar, yang seakan memancarkan cahaya.

"Cahaya apaan nih. Kok gua merasa luluh."

My Priorities [ JAZ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang