[Enam]

765 49 6
                                    

Pagi ini sekolah Jaeden digegerkan dengan sesuatu yang tidak berfaedah.

Semua siswi berlarian dan saling menyerobot hanya untuk melihat seseorang yang sangat jarang datang kesekolahan mereka. Dan kedatangannya sangatlah diharapkan, entah untuk apa.

Sedangkan para laki laki hanya menatap iri seseorang itu dari kejauhan karena gebetan mereka dengan mudah memberikan atensi nya pada orang yang bahkan tidak mengenali mereka. Bahkan sampai ada yang berkumpul bersama sama meratapi nasib dan bertanya tanya, 'kenapa mereka tidak bisa seperti dia?'.

Semua siswi berdiri mengelilingi balkon sekolah hanya agar bisa melihat seseorang itu dengan jelas. Bahkan saat mobilnya baru memasuki pekarangan sekolah, dan mengambil tempat parkir di pekarangan itu.

Dan tiba saatnya dimana orang itu keluar dari mobil dengan pakaian ala orang kantoran yang berkarisma dan penuh dengan barang mahal. Diikuti oleh dua pemuda lain yang keluar dari mobil dengan karisma yang sama.

Melihat itu lantas seluruh siswi berseru bersamaan.

"AaaAaAAaaAaAaaa OM ARION!!"

Ya, seperti itulah seruan para siswi korban visual Arion.

Mereka rela saling tabrak, jambak, dorong, dan merebut tempat hanya untuk melihat Arion. KURANG UNFAEDAH APA COBA?!

"YA AMPUN GANTENG BANGET!"

"CALON BAPAK BARU GUA!"

"MAMAH! RESTUI ANAK MU INI UNTUK MENIKAH DENGAN OM OM KAYAK DIA!!"

"CALON SUAMI KU!"

"HEY YANG DUA ITU CALON ANAK ANAK KU!"

"MAH! ADA OM OM GANTENG! BUAT MAMA YA!"

"MAH, PAH BESOK BAWA SURAT SURAT SAMA SESERAHAN. AKU MAU NIKAH BESOK!"

Pekik seluruh siswi itu, yang mana membuat para guru kewalahan.

Sedang dalam sudut pandang Arion, Arion merasa bingung dengan teman teman Jaeden dan Zayden. Ada apa dengan mereka sebenarnya? Kenapa setiap ia datang selalu saja ramai seperti itu? Padahal ia bukan artis. Ia hanya seorang ayah yang sedang dipanggil oleh guru BK karena kelakuan anaknya. Apa ada yang salah dengan dirinya?

"Teman teman kalian kenapa?" Bingung Arion.

"Sawan kali dad." Jawab Jaeden asal.

"Banyak yang ngefans sama daddy tau." Kekeh Zayden.

"Ngefans sama daddy? Hahaha mana mungkin nak. Daddy kan cuma orang biasa. Bukan artis." Ucap Arion rendah hati.

Beda Arion, beda Jaeden. Jaeden merasa kalau semua teman temannya itu gila. Bagaimana bisa mereka berteriak seperti itu hanya untuk daddy nya. Sedari dulu Jaeden selalu heran pada orang orang yang menganggap Arion layaknya artis. Selalu di sambut dengan teriakan, pekikan, dan yang paling parah mereka selalu suka mengakui Arion sebagai hak milik mereka.

Seperti menganggap Arion sebagai gebetan, sebagai pacar, calon suami, bahkan sebagai ayah baru mereka. Dirinya saja yang sudah menjadi anak dari Arion tidak pernah seheboh itu, tapi kenapa mereka bisa sampai seperti itu?

Sebenarnya apa yang menarik dari Arion? Apa Arion setampan itu? Sampai mereka menjadi tergila gila seperti itu. Hhh Jaeden sampai tidak habis pikir. Untung saja daddynya sangat jarang ke sekolahnya. Paling untuk masalah mendesak seperti di panggil BK, rapat antar para penyumbang saham, dll. Karena kalau sampai Arion terlalu sering datang, itu akan sangat merepotkan.

Dan jangan harap untuk bisa menjadi istri dari Arion, karena itu tidak akan pernah terjadi.

"Memang seganteng apa sih daddy? Kaya artis aja." Gumam Jaeden sinis.

My Priorities [ JAZ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang