[Tiga Puluh Tiga]

314 29 15
                                    

In room chat.

Two weeks ago.

Kak Yuna
Zayden, kamu bisa ga anterin aku ke toko furniture? Tiba tiba mama ku minta aku buat beliin lampu hias.
19.00 WIB.

Maaf, g bs. Kakak lg msk hsptl, hbs di keroyok td.
19.02 WIB.

Kak Yuna
Kakak mu masuk rumah sakit?!
19.02 WIB.

Hmm..
19.04 WIB.

Kak Yuna
Yah, yaudah deh kalau gitu, ga apa apa. Aku minta anterin temen aku aja. Salam buat daddy kamu ya, sama Jaeden. Maaf aku belum bisa jenguk. Mungkin besok.
19.04 WIB.

Hm...
19.08 WIB.

Kak Yuna
Oke deh, bye sayang! Aku mau beli lampu dulu ya.
19.08 WIB.

Sayang? Dih, najis.
19.08 WIB.
Delete.

Kak Yuna
Apa Den? Kenapa dihapus?
19.08 WIB.
read.

Zayden membanting handphonenya ke sembarang arah, tak peduli itu nanti akan rusak atau tidak. "Sialan! Kenapa gua harus buka buka chat gua sama dia dulu sih?!"

Zayden menangkup wajahnya dengan kedua tangan bertopang pada ranjang di depanya. Menatap kakaknya yang masih tertidur.

"Kalau udah kayak gini, gua harus gimana kak? Berkali kali gua coba untuk memaklumi semuanya, tapi pada akhirnya hati gua yang jadi sakit."

"Gua harus gimana?" Perlahan, Zayden mulai terisak dan menenggelamkan kepalanya di atas ranjang sang kakak.

"Harusnya dulu gua ga usah terima dia, harusnya gua dengerin apa kata lo, harusnya dulu gua jadi adik yang patuh, harusnya gua nurut sama lo, harusnya gua ga tau apa itu cinta." sesal Zayden di tengah isakan nya.

"Zeze kenapa nangis? Hiks... jangan nangis, Jaeden ikut sedih."

Zayden mendongak menatap wajah kakaknya yang kini sudah basah air mata. Kemudian ia langsung menghapus air matanya dengan kasar.

"Lo kenapa ikutan nangis? Jangan nangis, entar kagak bisa napas, mampus lo."

"Ya t-tapi kenapa Zeze nangis? Ada yang sakit?"

"Iya."

"Huh? Mana yang sakit? Panggil dokter Ze! Cepat! Mumpung kita lagi di rumah sakit, cepat panggil dokter!"

Zayden tersenyum kecil melihat kelakuan baru kakaknya. "Dokter ga bisa sembuhin ini."

"Kenapa? Sakit Zeze parah banget ya? Sampai kek mo meninggoy gitu?"

"Pfft! Hahaha... lo kenapa jadi lucu gini sih kak. Enggak kayak gitu, ini sakitnya beda."

"Beda?"

Zayden mengangguk.

"Terus, yang bisa sembuhin siapa? Jaeden ga mau Zeze sakit gini. Harus cepat diobatin."

"Elo kak."

"Hah? Apa Ze?"

"Yang bisa obatin sakit gua itu ya cuma elo sama daddy."

My Priorities [ JAZ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang