Perjalanan ke Perjamuan teh

711 100 0
                                    

Hari ini Zerlyn akan menghadiri pesta perjamuan yang diadakan oleh putri dari Countess Gierra, Selena Franklyn. Bersamaan dengan acara itu, kepulangan Oris kini dipercepat. Seharusnya, lelaki itu akan kembali ke kediamannya beberapa hari lagi, tapi kakaknya menginkan adiknya itu pulang lebih cepat karena ada tugas yang harus dikerjakan.

Oris berdiri di samping kereta kuda yang sudah disiapkan untuk Zerlyn. "Aku akan mengantarmu ke kediaman Countess Gierra"

"kakakmu sudah menunggu, Oris. Lebih baik kau pulang." Zerlyn berdiri berhadapan dengan Oris. Di samping gadis itu ada Atlas yang memang memaksa untuk ikut dengan dalih 'menjaga'. Di belakang gadis itu berdiri beberapa pelayan dan prajurit yang ikut mengantarkan gadis itu ke kereta kuda.

"Aku bahkan berencana untuk menikmati beberapa hidangan yang akan disiapkan oleh putri Countess Gierra"

"Baiklah, kau boleh mengantarku. Jangan mampir untuk menikmati hidangan! Aku bukan bermaksud mengusirmu, tapi kakakmu memintamu untuk pulang. Pasti ada sesuatu yang penting karena hal itu terjadi secara mendadak" Zerlyn mencoba meyakinkan pria itu.

Oris menganggukan kepalanya. "Aku akan mengikuti kata-katamu, tapi aku akan mengantarkanmu masuk lalu baru pergi dari sana" Ujar Oris

"Baiklah, tapi aku tidak mengizinkanmu lebih dari itu."

Zerlyn masuk ke dalam kereta kuda dibantu dengan Atlas. Atlas akan berada dalam satu kereta dengan Zerlyn. sejujurnya, jarang sekali seorang gadis pergi satu kereta kuda dengan seorang pria, apalagi yang tidak memiliki hubungan atau ikatan. Jika terjadi maka tak jarang dijadikan bahkan gosip para perempuan di sana, tapi karena Zavton takut terjadi sesuatu yang tidak meyenangkan dengan putrinya dan kondisi putrinya yang masih cidera maka Atlas diberi izin untuk berada satu kereta dengan gadis itu. Oris menaiki kuda miliknya karena ia berencana pulang ke mansion setelah mengantar Atlas dan Zerlyn.

Dalam perjalanan, Zerlyn hanya memandangi keluar jendela. Tak ada yang istimewa, hanya pepohonan sebelum akhirnya melewati pasar.

"Atlas" ujar gadis itu

"Ada apa?"

"Apakah rumah Countess Gierra masih jauh?"

"Mungkin 2 jam lagi" ujar pria itu

"Apa yang biasanya terjadi saat perjamuan minum teh?" tanya Zerlyn.

Atlas tidak tau. Ah tidak-tidak, bukan sepenuhnya tidak tau. Yang paling Atlas tau acara itu mungkin akan menjadi acara saling sindir menyindir antar putri dari petinggi kerajaan. Ia tak tau acara apa yang terjadi di acara itu secara spesifik selain minum teh, yang ia tau saling sindir menyindir pasti akan terjadi. 

"Selain minum teh, di acara tersebut mungkin akan ada sedikit saling menyindir dan menciptakan gosip." Jawabnya

"Ah, sayang sekali aku tidak bisa pergi begitu saja jika mendengar mereka bergosip karena aku akan dianggap tidak memiliki sopan santun" Gadis berbulu mata lentik itu menghela napasnya berat.

"Kau hanya perlu diam. Jangan pedulikan apapun." Sahut pria itu

"Itu akan lebih baik"

Sudah setengah jam berlalu, memandangi jendela dan hanya berdiam diri membuat kantuknya datang, mata Zerlyn sedikit berat, ia mulai mengantuk. Tanpa sadar ia tertidur.

Atlas yang melihat itu kemudian berpindah posisi dengan duduk di gamping gadis itu, memiringkan kepala Zerlyn dengan perlahan ke bahunya.

Tak terasa waktu telah beralu, mereka akhirnya tiba di tempat tujuan. Zerlyn tak kunjung terbangun dari tidurnya, Otak jahil Atlas mulai memunculkan ide-idenya. Atlas tersenyum jahil.

Ctaaak

Pria itu menyentil dari Zerlyn dengan sedikit keras, gadis itu terkejut dan langsung membuka matanya.

"Sudah sampai?" tanya Zerlyn

"Belum, lebih baik kau tidur lagi karena masih sangat jauh"

"Baiklah" Zerlyn kembali memejamkan matanya

Atlas kembali menyentil dahi Zerlyn, kali ini ia lakukan dengan keras.

Zerlyn reflek memukul Atlas. "Sakit tau!" ujarnya

"Kita sudah sampai" Ujar Atlas

"Tadi kau bilang masih sangat jauh"

"Sekarang sudah sampai, jadi mari kita turun"

Atlas keluar dari kereta kuda, kemudian pria itu mengulurkan tangannya untuk membantu Zerlyn turun.

Oris menghampiri Atlas dan Zerlyn, kemudian ketiganya masuk ke kediaman Countess Gierra. 

"Kenapa dahimu merah seperti itu? Apakah kau terbentur sesuatu? Kau baik-baik saja?" tanya Oris saat ketiganya tengah berjalan masuk 

"Tanyakan pada Atlas. Dia membangunkanku dengan kekerasan" ucapan Zerlyn membuat Atlas tersenyum menampilkan deretan giginya sembari menunjukan 'peace'

Oris memandang Atlas meminta jawaban, sebelum Atlas membuka mulutnya, ketiganya telah sampai di pintu masuk mansion tersebut

Sang penyelenggara acara, Selena Franklyn, menyabut ketiga tamu yang baru saja datang itu.

"Terimakasih telah datang ke acaraku, lady Zerlyn. Aku tidak meyangka anda akan datang ke perjamuan ini. Apalagi ditemani dengan dua pria . . ." Ujar Selena. Tak lama setelahnya, dua gadis berambut coklat datang menghampiri selena dan ikut menyabut.

"Barangkali diantara kalian ada yang tidak kenal, pria berambut platinum bernama Atlas dan pria berambut hitam bernama Oris" Zerlyna tersenyum ramah kepada Selena.

Selena dan dua gadis di belakangnya mengulurkan tangan pada dua pria yang dikenalkan oleh Zerlyn, tapi uluran tangan itu tidak dibalas oleh keduanya.

Selena dan dua gadis itu merasa malu, ia berusaha mencairkan suasana dan menghilangkan sedikit rasa malunya dengan berbasa basi. "Siapa yang tidak kenal Oris? Dia cukup terkenal dikalangan para gadis" ujar Selena.

Selena dan temannya tertawa canggung, Atlas dan Oris menatap ketiga gadis itu dengan datar, sedangkan Zerlyn hanya tersenyum canggung.

"Mari masuk" Selena mempersilahkan Zerlyn dan dua temannya untuk masuk

Zerlyn berbalik, ia menghadap Oris dan Atlas. "Oris, kau harus pulang. Kau sudah berjanji padaku bukan?" ujar Zerlyn

"Baiklah. Jaga dirimu" Atlas tersenyum, menampakan mata bulan sabitnya.

Selena dan temannya termangu, sikap Atlas dan Oris sangat berbeda dari apa yang diperlihatkan pada Selena. Rasa iri muncul ke hati Selena.

"Apakah Oris akan pulang sekarang? Bukankah anda perlu masuk dan memperkenalkan diri terlebih dahulu?" Tanya Selena

"Maaf, lady Selena. Saya tidak bisa menghadiri perjamuan anda karena saya harus segera pulang" Oris melangkah maju, berdiri di depan Selena.

Oris mendekatkan dirinya pada Selena dan berbisik "Jangan sok kenal dan jangan hanya memanggilku nama, kita tidak sedekat itu untuk berbicara nonformal"

Selena tegang di tempatnya, Oris segera melenggang pergi dari tempat itu dan melakukan perjalanan untuk pulang.


Lost Soul; Back to the PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang