Saling mengerjai

873 108 1
                                    

Setibanya di hutan, mereka segera menyiapkan tempat untuk mereka menikmati makanan di bawah pohon rindang. Zerlyn berdiri memperhatikan Atlas yang tengah menyiapkan dedaunan lebar untuknya duduk. Oris tengah sibuk mengikat San dan Vin di dua pohon sebelahnya.

Atlas dan Oris memang sudah terbiasa duduk di tanah, akan tetapi keduanya tidak bisa membiarkan sahabatnya itu ikut duduk di tanah. Gaun gadis itu bisa kotor.

Sembari menenteng makanan, Zerlyn menikmati semilir angin yang membawa kesegaran. Sebelum masuk ke dalam hutan, ia terasa sangat gerah dan panas karena harus memakai gaun yang berlapis-lapis, tapi  saat memasuki hutan apa yang dirasakan olehnya hilang digantikan oleh kesejukan.

Zerlyn menoleh, memperhatikan Oris yang tengah sibuk mengurus San dan Vin. "Ku rasa San dan Vin kelaparan. Tidak kah ada sesuatu yang bisa dimakan oleh mereka?" tanya Zerlyn

Atlas dan Oris menoleh ke gadis itu. Ah benar, mereka belum memberi kedua mahluk iitu makan. "Aku lupa membawa setidaknya satu buah. Tempatmu sudah siap, aku akan mencari beberapa buah untuk dimakan oleh mereka" ujar Atlas

Zerlyn meletakan keranjang makanan dan di bawah dan memegang tangan Atlas untuk menghentikan langkahnya. "Nanti saja, kita bisa menundanya sebentar. Kita bisa mencarinya sembari kembali ke kastil. Sekarang duduklah dan jangan pergi ke manapun" ujar Zerlyn

Gadis itu kemudian menghampiri Oris. Mengeluarkan sebuah apel dari dalam gaunnya. "Lihat, aku membawa sebuah apel" ujar Zerlyn sembari menjungjung apel itu tinggi-tinggi.

Zerlyn memberikan apel itu pada Pria di depannya. "Potonglah menjadi dua bagian, ini akan membantu mengganjal rasa lapar San dan Vin"

"Darimana kau mendapatkannya?" Teriak Atlas

"Aku diberi oleh seorang penjual. Katanya apel yang ia miliki sisa satu, jadi diberikan kepadaku saat aku tengah mensurvei tadi" ujar Zerlyn

Oris melakukan apa yang diperintahkan oleh Zerlyn. ia memotong apel itu dan memberikannya pada San dan Vin. Setelah kedua hewan itu menikmati makanannya, Zerlyn dan Oris pun dengan segera menghampiri Atlas.

Mereka mengeluarkan semua makanan dan minuman yang ada di keranjang. Tanpa banyak bicara mereka menikmati makanan dan minuman itu dengan keheningan ditemani oleh semilir angin dan beberapa cuitan burung yang ada di dalam hutan.

Zerlyn sedikit canggung dengan suasana hening, jadi ia mencoba untuk membuka suara. "Apakah di hutan ini terdapat binatang buas? Atau monster?" ujar Zerlyn

Atlas menganggukan kepalanya dengan cepat. "Hewan itu sangat besar dan mengincar gadis sepertimu untuk dijadikan makananya." Ujar Atlas

Zerlyn menendang batu kecil ke arah Atlas. "Kau pikir aku anak kecil yang akan menangis mendengar perkataanmu??? KAU BERCANDA????" ujar Zerlyn

Atlas menunjukan wajah angkuhnya. "Kau tidak percaya? Wah kau ini benar-benar sangat kuno sekali. Bahkan banyak yang sudah tau tentang monster ini tapi kau malah tak percaya. Mereka mengincar gadis sepertimu untuk mengawetkan wajah mereka" Ujar Atlas penuh kesungguhan 

Kuno? wah berani-beraninya orang kuno ini mengatai Zerlyn sebagai orang kuno. Pria itu tidak tau saja jika Zerlyn datang dari masa depan.

Kini Zerlyn ikut terbawa suasana serius "lalu, kau mempercayainya?" tanya Zerlyn

"tentu saja. . ."

"tidak" Atlas tersenyum menampilkan deretan giginya. "tidak ada yang seperti itu di sini"

Zerlyn menghampiri Oris, menitipkan makanannya pada Oris. Kemudan fokus gadis itu kini tertuju pada Atlas. "KAU! Rasakan ini!" Zerlyn menggelitiknya. Atlas tidak geli jika digelitiki bagian perut, tapi bagaimana gadis itu tau kelemahannya? Yang benar saja! Gadis itu kini menggelitiki bagian lehernya!

Atlas tak tahan, Ia merasakan seluruh badannya menggelitik. "Ah maaf, aku sudah tidak tahan. Tolong hentikan!" ujar Atlas.

Melihat itu membuat Oris merasakan sesuatu yang memuncak, ia ingin ikut menjahili Atlas. Dengan segera ia meletakan makanan yang ada di tangannya pada keranjang makanan dan melepas sepatu yang dikenakan oleh Atlas.
"Oris! Kau harus menyelamatkan aku dari amukan Zerlyn! bukan seharusnya kau ikut-ikut menjahiliku . . . ahahahahaha" ujar Atlas yang semakin merasakan seluruh badannya menggelitik.

"Hahahaha . . . rasakan ini Atlas."  Tangan Zerlyn yang akan membuatmu tertawa terbahak bahak" Ujar Zerlyn seraya terus melanjutkan aktifitasnya

Atlas meronta-ronta. Kakinya dipegang sembari digelitiki oleh Oris dan kepalanya dalam kuasa Zerlyn. ia tak bisa banyak berkutik selain menerima rasa menggelitik yang membuatnya tertawa terbahak-bahak ini. "ahahaha a-a-aku sudah ti-tidak tahan, i-ini sangat menggelikan." Ujar Atlas

Zerlyn menghentikan aktifitasnya. "Mission sucsess" ujar Zerlyn sembari mensuap-usap tangannya di gaun kemudian ia meniupnya ke udara.

Atlas menghapus air matanya. Ia tertawa terpingkal-pingkal hingga mengeluarkan air matanya. "Kau sangat tega padaku" ujar Atlas.

Zerlyn berakting. "Woah! Seorang ksatria yang dikagumi banyak rakyat menangis? Oris! Kita harus mencatatnya agar orang-orang di masa depan tau jika Atlas pernah nangis" Ujar Zerlyn.

Oris hanya tersenyum, menampilkan mata bulan sabitnya.

Zerlyn mengambil makanannya di keranjang makanan dan menyodorkannya tepat di depn mulut Atlas. "Buka mulutmu" ujar Zerlyn.

Atlas menerima suapan makananya. "Aku bukan bayi" ujarnya sembari memakai sepatu.

Oris duduk di sebelah Atlas, ia membuka mulutnya. "aaa"

Zerlyn memandang Oris. "Kau mau juga? Baiklah" ujar Zerlyn sembari memberikan menyuapi makanannya pada Oris.

"Aku seperti seorang ibu yang tengah mengurusi bayi besar" ujar Zerlyn.

Kedua pria dewasa itu menghabiskan makanannya dengan disuapi oleh Zerlyn.

Tak berapa lama kemudian, setelah semua makanan yang disantap habis kini mereka pergi melanjutkan perjalanan ke kastil sembari mencari makanan yang bisa disantap oleh San dan Vin.


Lost Soul; Back to the PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang