Jadi pergi?

173 6 11
                                    

Aku, Liana, dan Edward pergi ke kediaman Marquis Pearson, lebih tepatnya aku pergi ke sana untuk bertemu dengan Ele. Kami pergi berkendara dengan berkuda, tentu saja aku bersama dengan Edward, tak mungkin aku mengendarai kuda hanya dengan satu tangan, aku bukan super hero. Ah . . . dan untuk liana, kalian jangan kaget, dia memang dapat mengendarai kuda, aku saja baru tahu fakta ini, ketika aku bertanya dia mengatakan bahwa aku yang menyuruhnya untuk belajar berkuda, tapi aku tidak ingat. Mungkin itu adalah pemilik jiwa yang sebenarnya dari tubuh ini.

Asal kalian semua tahu, kami sebenarnya belum berangkat ke kediaman Ele, kami sudah bersiap tinggal menaiki kuda dan berkendara. Masalahnya adalah . . . tiga pria yang sedang menghadang kami berdiri tepat di depan kandang kuda milik Edward.

Dua pria terlihat datar dan satunya lagi melipat tangan di dada dengan wajah mengambek, sepertinya mereka mengikutiku.

"Untuk apa kalian berdiri di sana? Bisa pergi sebentar? Kami mau mengambil kuda milik Edward" Zerlyn berjalan maju ke hadapan mereka bertiga

"Kau mau pergi ke mana?" Oris membuka suara

Zerlyn mencoba menerobos tubuh mereka bertiga, tapi gagal. "Bukan urusan kalian"

Oris maju satu langkah, jaraknya dengan gadis itu semakin menipis. " Apa? Bukan urusan kami? Kau lupa jika tugas kami menjaga dirimu agar kau tetap aman?"

Zerlyn memberanikan diri untuk memandang mata Oris, sebenarnya ia takut karena sekarang ini Oris terlihat sedang serius, sepertinya ia marah. "Aku sudah izin ayah, ayah membolehkan"

"Tapi kami khawatir, Zerlyn. Biarkan kami antar kau pergi ke tempat tujuanmu" kini Atlas yang membuka suara.

"Tidak perlu, aku bersama dengan Edward, Ayah yang mengutusnya" Zerlyn menoleh ke arah Edward

"Kau marah pada kami karena waktu itu? Kami percaya padamu." Sorot mata Oris kini berubah

"Kau bilang percaya? Hari itu saat aku memberitahu, kalian hanya diam. Aku kecewa" balas gadis itu

"Itu karena kami mencoba mencerna apa yang terjadi, aku tau kau mempercayai kami,dan kau tau kami percaya padamu, tapi coba bayangkan jika kau jadi kami, tiba-tiba kau memberitahu hal besar seperti itu dari kau yang memang sedari dulu jarang pergi kemana mana. Kami juga dipenuhi dengan banyak pertanyaan, Bagaimana dia bisa tau? Bagaimana dia bisa menemukan itu? Apa yang dia lakukan selama ini?" Oris menatap wajah Zerlyn

"Tunggu, ada rahasia besar apa yang tidak ku ketahui? Apa hanya aku yang tidak mengerti?" Kai membuka suaranya. Pria itu berjalan tepat ke arah Zerlyn, "Apa yang tidak ku ketahui? Apa hanya aku yang tidak mengerti?"

"Kau bahkan tidak memberitahu kami bagaimana kau tahu itu, kau hanya memberitahu bagian yang penting itu. Bukankah ada bagian penting lain yang tidak kau beritahu? Karena terlalu rumpang sehingga membuat banyak pertanyaan dan teka-teki" Oris membuka suaranya lagi

Zerlyn menghela napas berat. "Edward, kau bisa kembali. Liana kau tetap di sini. Siapa yang akan ikut mengantarku ke kediaman Marquis Pearson"

Kai memegang tangan Zerlyn "Pertanyaanku belum kau jawab, hal penting apa yang tidak kau beritahu padaku"

"Kumohon . . . jangan tanyakan itu, aku berjanji akan menceritakan dari awal seperti apa yang Oris inginkan, aku tidak mau menjelaskan dua kali sehingga ketika aku benar-benar sudah siap untuk melihat respon orang, aku akan memberitahu kalian semua, tanpa terkecuali. Bahkan ayah dan Ibu, aku akan memberitahunya walaupun aku tahu itu tidak masuk akal" Ujar Zerlyn lirih

"Kau benar benar membuatku penasaran, hal tidak masuk akal apa yang ingin kau bicarakan" Kai membalas

Oris menggandeng tangan Zerlyn dan menariknya, menyembunyikan gadis itu di belakang punggungnya "Kami semua penasaran, bukan hanya kau, kai. Sebaiknya kau jangan banyak bertanya, hargai apa yang diinginkan Zerlyn. Kau mengintimidasinya"

Mata kai memperhatikan Zerlyn yang tertutup punggung Oris, "Baiklah, maafkan aku. Aku hanya merasa sedikit kesal, hanya sedikit" Kai menunjuk ujung jari kelingkingnya dengan ibu jarinya.

"Tenang saja, jika ada yang menyakitimu aku akan meninjunya dengan pukulan ku. Pukulan ku cukup menyakirkan" Atlas maju tepat berada di depan kai

Lelaki tertua di antara mereka itu menggenggam tangan Atlas dan menariknya sehingga kini tangan atlas berada di belakang pinggang "Aku takut sekali" ujar kai dibuat buat

Zerlyn mengintip dari balik punggung Oris untuk melihat apa yang terjadi. "Kalahkan saja Atlas, kak"

"Oris, bela aku" Ujar Atlas

"Sebaiknya kita pergi, aku ikut denganmu" Ujar Oris

Tidak ada sedetik setelah Oris berujar, Atlas mengangkat tangannya tinggi tinggi "Aku juga, aku harus ikut"

"Bagaimana jika setelah berkunjung, kita pergi berjalan-jalan?" Ujar Kai "Tapi jangan beritahu ayah"

Zerlyn tersenyum, sangat menyenangkan jika keluar dari kastil. Sudah cukup lama ia tidak pergi keluar. "Aku setuju" ujar gadis itu dengan sumringah.

Atlas menganggukan kepalanya "Kalian benar-benar sama dan mirip"

"Aku mengabari Ele bahwa aku akan menginap satu malam, bagaimana dengan kalian?"

Memang sedari awal niat ku pergi menemui Ele adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang Ele, entahlah sejak pertama kali aku bertemu dengannya aku merasa cocok dan yakin dengannya. Firasat ku mengatakan kita akan cocok menjadi partner. Lagi pula selain itu, aku juga membutuhkan teman wanita. Seperti yang sudah kalian lihat, temanku tidak ada yang waras. Tapi walaupun tidak waras, mereka teman yang sangat menyenangkan.

"Kami juga" ujar Oris

"Apakah laki-laki boleh menginap di kediaman wanita?" jujur, aku tidak tahu. Meskipun aku sudah belajar tata krama dan pembelajaran lain tentang kerajaan dan kebangsawanan, tapi untuk yang satu ini aku tidak tahu.

"sejujurnya, aku juga belum pernah, jadi tidak tahu" Oris tersenyum memperlihatkan mata bulan sabitnya

"Jika tidak ada acara besar, tidak diperbolehkan. Sebenarnya bisa saja, tapi pasti akan menjadi rumor. Kalau kau menginap di kediaman Marquis Pearson, kami bisa menginap di penginapan terdekat" ujar Kai

"Baiklah ayo berangkat"

Zerlyn menunggangi kuda dengan Kai, Oris, Atlas, dan Liana menunggangi kuda masing-masing. Mereka sudah mendapatkan izin Zavton untuk pergi karena ketiganya merengek pada Zavton agar diberitahu tujuan Zerlyn datang ke ruangan Zavton.

------------

hola, teman-teman alur ceritanya memang aku buat lambat ya, soalnya aku pengen kalian bisa rasakan perbedaan karakter mereka dan aku rasa kalau alurnya cepat itu tidak dapat feelnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lost Soul; Back to the PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang