2030
Taeil bersenandung kecil mengikuti alunan lagu radio ia dengarkan dari dalam mobil. Hari itu adalah puncaknya musim semi. Kelopak bunga berwarna putih dan merah jambu berguguran mengikuti laju mobil yang sedang ia kendalikan. Beda dengan dirinya, seseorang yang duduk di kursi penumpang di sampingnya terlihat terus menengokkan lehernya kearah belakang kursi.
“Hya, pelan-pelan,” protes seseorang yang duduk di samping Taeil, ia sedang melihat koper dan berbagai tas yang ada di kursi belakang sedikit meloncat-loncat. Ia berharap Taeil menyetir dengan pelan.
Taeil meliriknya pelan dan tersenyum kecil. Ia sedang bersama JungAh, seseorang yang ia kenal sudah sangat lama. Kerutan di dahi JungAh dan bentuk bibir tanda tidak senang terlihat sangat jelas. Taeil sedikit melonggarkan pijakan gasnya. JungAh yang terlihat lega kemudian kembali menempelkan punggungnya pada kursi penumpang.
“Tenang saja..” Ucap Taeil menenangkan. “kau membawa barang penting?” Tanya Taeil sembari melirik spion di dalam mobil yang memperlihatkan satu koper abu abu dan dua buah tas jinjing besar.
JungAh mengangguk mantap. Membuat rambut hitam panjangnya sedikit bergerak. “ini bukan wisata selama satu atau dua hari, kau tahu.” Lanjutnya dengan senyum riang dan nada pamer.
Taeil tersenyum sekali lagi. Ia tertawa konyol melihat JungAh yang terlihat riang di hari itu. Taeil dan JungAh tidak melanjutkan pembicaraan. Kedua orang itu tetap tersenyum sembari mendengarkan alunan musik yang terus diputar oleh radio. Musik RnB ala musim semi yang khas dengan suara gitar.
JungAh menghadap jauh ke awan yang terbentang luas di jendela samping nya. Kepalanya sedikit ia dongakkan keatas agar dapat melihat kelopak bunga berguguran dengan sempurna. Seakan dapat mencium aroma udara di luar mobil, JungAh menarik napas keras dan mengeluarkannya.
“Hya,” JungAh menggerakkan kepalanya menatap Taeil. “tidak terasa kita sudah berumur 35 tahun ya,”
Taeil memiringkan kepalanya tak terima, “mwoya? Kenapa tiba-tiba bilang begitu?”
“Entahlah…” JungAh menjawab tak pasti sambil mengangkat kedua bahunya. “sudah hampir 20 tahun kita bersama, waaah..” lanjutnya kagum.
Taeil mengangguk pelan sambil sedikit berfikir. Ia menghitung jumlah tahun yang ia habiskan dengan JungAh. “lama juga ya..” ucapnya pelan.
JungAh menatap Taeil yang sedang menyetir melewati jalanan yang semakin banyak dihujani kelopak bunga. Taeil yang ia lihat sekarang tidak terlalu berbeda dengan Taeil yang ia kenal 20 tahun silam. Ia tampak dewasa dengan sifat yang masih sama, hangat dan selalu ada untuk JungAh.
Taeil yang merasa ditatap menggerakan bola matanya kesamping. “mwoya… ada apa denganmu?” tanyanya dengan nada getar. “hya, suasana ini kenapa seperti suram sekali?” Taeil mencoba melawak mencerahkan suasana. “seperti saat aku akan berangkat wamil. Ha..haha..”
JungAh tersenyum dengan menunjukkan giginya. Tangan JungAh ia panjangkan hingga dapat mengusap kepala Taeil. JungAh mengelus kepala Taeil pelan. Taeil yang awalnya tampak kebingungan, mengikuti gerakan JungAh.
Taeil mengusap kepala JungAh pelan sambil tetap menyetir menghadap jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] TWO PERSON || MOON TAEIL , NAKAMOTO YUTA
Hayran KurguSebuah kaleidoskop perjalanan Kim JungAh dari tahun 2012 hingga pernikahannya di tahun 2030. Berteman selama 20 tahun dengan Moon Taeil dan melalui banyak kisah baru dihidupnya. Akankah JungAh berakhir bahagia dengan sahabat masa kecilnya, ataupun d...