Part 26

44 4 0
                                    

Semenjak hari itu, Nara menjadi lebih banyak diam ditambah lagi dengan semua kenangan bersama laki-laki itu justru berputar kembali di pikirannya. Ia sangat benci hal ini, seakan-akan seluruh usahanya untuk melupakannya menjadi sia-sia.

"Nar, kamu kenapa?" tanya Alvin sambil menghampiri sang istri yang ketika itu tengah duduk di ruang tamu dengan wajah sendunya.

"Aku baik-baik aja. Cuma lagi banyak pikiran aja," jawab Nara berbohong.

"Liburan yuk. Kayaknya semenjak kita menikah, belum pernah tuh pergi berdua. Gimana mau enggak?" ucap Alvin dengan nada yang terdengar begitu semangat. Ia sengaja mengatakan itu karena memang benar bahwa mereka belum pernah liburan bersama, sekaligus ini digunakan oleh Alvin agar Nara bisa melupakan kejadian dimana Arion yang dulu perempuan itu kira tidak akan pernah kembali, justru mulai menunjukkan tanda bahwa sudah kembali.

Nara langsung menyetujui ajakan Alvin karena kalau dipikir-pikir benar juga apa yang suaminya ucapkan.

*****

Keesokan paginya, Arion sudah terlihat di rumah sakit tempat Nara bekerja. Namun hingga menjelang siang ia sama sekali tidak melihat perempuan itu datang. Akhirnya dia pun bertanya ke bagian administrasi rumah sakit.

"Dokter Nara sedang mengambil cuti liburan," ucap salah satu karyawan administrasi itu setelah Arion mengajukan pertanyaan.

Setelah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya. Rion langsung pergi dari tempat tersebut dan memutuskan untuk pulang. Namun karena ia terburu-buru, ia tidak sengaja menabrak seseorang yang dirinya yakini kalau itu adalah seorang dokter namun pria itu lebih memilih untuk segera sampai ke rumah.

"Arion? Akhirnya kita ketemu lagi."

*****

Sesampainya di rumah, Arion langsung mendapati sang bunda tengah duduk di ruang tamu sembari menonton televisi sebelum fokusnya teralihkan oleh dirinya.

"Loh kamu sudah pulang? Nara bagaimana kabarnya?" tanya bunda dengan semangat.

"Dia baik, tapi tadi kata pihak rumah sakit kalau Nara sedang cuti karena ada hal lain,"jawab Arion tanpa menjelaskan kalau cuti yang dimaksud adalah cuti liburan.

"Bunda, apa aku salah karena mengharapkan seseorang yang telah menikah? Kalau salah ... kenapa rasanya sulit sekali untuk melepaskan atau mengikhlaskannya? Tapi semakin berusaha justru perasaan itu semakin besar,"ucap Arion dan tanpa sadar dirinya mulai meneteskan air mata.

"Memang salah sebab dia sudah menjadi milik orang lain, dan untuk belajar mengikhlaskan adalah hal yang tidak mudah. Tapi bunda yakin, kamu pasti bisa walaupun tidak instan namun secara perlahan. Rion, bunda tau seberapa besar kamu mencintai dan menyayangi Nara, tapi coba untuk merelakannya."

Setiap mendengar kata 'mengikhlaskan' entah mengapa justru membuat Rion sedih. Tapi dibalik itu semua, sebenarnya ia sangat ingin agar bisa melakukannya.

"Apa yang bunda katakan itu semua benar tapi .... hiks."

Untuk pertama kalinya ia menangis karena perempuan kedua yang dicintainya setelah bunda. Dimana Rion membenci dirinya sendiri karena tidak bisa melepas Nara dari hatinya dan terus-menerus menemuinya di rumah sakit.

"Kamu bisa ... bunda yakin."melihat putranya menangis, membuat bundanya tak tega dan langsung memeluk Arion hingga tangisan itu reda.

*****

Satu minggu telah berlalu namun Arion masih tetap berdiam di rumah, walaupun ia ingin sekali ke rumah sakit untuk mengecek apakah perempuan itu sudah kembali bekerja lagi atau belum. Namun rasa sedih masih terus menyelimutinya apalagi ketika ia tau kalau alasan Nara cuti karena liburan yang tentu bersama suaminya. Akan tetapi ia tetap memaksakan diri untuk pergi ke rumah sakit hanya untuk melihat perempuan itu.

Sesampainya di pintu rumah sakit, Arion langsung bisa melihat Nara sedang berada di depan ruangan praktiknya yang berarti perempuan itu sudah kembali dari liburannya, dan disaat itu pula ada seorang perempuan yang berhenti tepat disamping dirinya kemudian berbalik menatapnya.

"Hai, apa kabar? Aku tidak menyangka kalau kita bisa bertemu disini Rion."

Merasa terpanggil hingga ia balik menatap lawan bicaranya, dan benar saja kalau perempuan itu adalah dokter perempuan yang sempat merawatnya ketika ia mengalami kecelakaan hingga mengaku sebagai pacarnya dan dari situlah hubungannya dengan Nara harus berakhir.

"Apa mau mu?"tanya Rion ketus sembari menatap tajam perempuan itu.

"Aku minta maaf."

"Aku tau, kamu adalah orang yang cukup mengerti bahwa dengan kata maaf saja itu tidak bisa membuat semuanya kembali seperti semula. Tapi satu hal yang harus kamu tau kalau .... aku sudah merelakan Nara karena mau bagaimana pun aku menunggunya, dia tidak akan pernah datang sebab dia sudah punya seseorang yang berada disampingnya,"jawab Rion sambil mengalihkan matanya untuk menatap perempuan yang masih berdiri di depan ruangan praktiknya.

Angel. Seseorang yang sedang tepat berada dihadapan Rion mulai mengikuti arah mata laki-laki itu. Ia tersenyum kecil ketika tau siapa yang laki-laki tersebut lihat.

"Oiya, aku mau minta tolong untuk memberikan ini kepada Nara. Bilang padanya kalau ini dari ku dan sampaikan salam pamit ku untuknya, sebab setelah ini aku memutuskan untuk pergi. Seperti yang dia inginkan,"ucap Rion yang membuat Angel membulatkan matanya.

"Pergi?! Lalu bagaimana dengannya?"

"Diam dan cukup berikan itu pada Nara,"balas Rion ketus sembari menatap tajam ke arah Angel.

Perempuan itu seketika diam dan langsung berjalan menghampiri seseorang yang lelaki itu maksud. Sesampainya, Nara terkejut dengan orang yang cukup ia kenal sekaligus penyebab hubungannya dengan Rion harus berakhir.

"Ada apa?"

"Bisa kita berdua bicara di dalam ruangan dokter?"

Nara mengangguk dan mempersilahkan Angel masuk meskipun saat itu entah mengapa perasaannya merasa akan ada sesuatu hal yang aneh.

"Langsung saja." Nara sedikit ketus mengingat ia tau siapa dokter perempuan yang kini duduk dihadapannya.

"Tujuan ku yaitu ingin memberikan ini. Jujur, aku tidak tau isi didalamnya. Tapi satu hal yang harus dokter Nara tau kalau barang itu dari Arion. Dia telah kembali dok, mungkin dokter tidak tau kehadirannya, namun selama ini lelaki itu selalu berada didekat dokter. Bahkan secara langsung dia sering mengamati serta menjaga dokter dari jauh. Dia juga tadi berpesan kalau setelah ini, dia akan pergi jauh .... Jadi dokter Nara tidak perlu khawatir lagi. Padahal tadinya saya berkeinginan untuk mempersatukan kalian lagi, tapi sepertinya tidak mungkin. Disamping itu, saya juga ingin meminta maaf sama dokter karena semuanya harus usai. Waktu itu saya tidak tau kalau Arion telah memilliki seseorang dihatinya. Saya minta maaf, dan saya melakukan itu karena dia mirip dengan tunangan saya yang telah meninggal."

Mendengar semua penjelasan tersebut, Nara langsung membuka kotak kecil yang kini telah berada ditangannya. Perlahan ia buka, dan setelah ia tau apa isinya. Cincin. Benda kecil namun memiliki arti yang spesial. Seketika momen saat Arion berkeinginan untuk melamarnya kembali terputar dipikirannya. Apakah ini cincin yang sempat ingin diberikan untuknya?

Ia pun langsung berjalan keluar ruangannya, dan tepat ketika Nara membuka pintu, tiba-tiba laki-laki dengan hoodie hitam, topi serta masker hitam yang selama ini selalu berada di rumah sakit tempatnya bekerja berada dihadapannya sambil menatapnya.

"Aku mohon bicara yang jujur .... Ini kamu kan Ri?"tanya Nara dengan mata sedikit berkaca-kaca.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Husband is GengsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang