Part 17

716 27 4
                                    

Nara mematung mendengar tiga kata yang baru saja didengarnya. Dirinya masih tak percaya kalau kekasihnya sendiri tidak mengenalinya, apakah ini mimpi?? Atau lelaki itu hanya bercanda?? 

" Kamu ga kenal sama aku? "

Lelaki itu hanya menggeleng seperti anak kecil sementara nara terlihat seperti orang kebingungan karena ia masih tidak mengerti. Hatinya merasa teiris karena orang yang ia sayangi sama sekali tidak mengenalinya, sebab itu pertanda kalau keduanya akan seperti orang asing.

" Lalu apa yang kamu ingat ? "

" Nama, teman dan keluarga ku. Kalau dokter, maaf aku tidak ingat ". 

Dokter ?? Ya dia memang dokter, tapi rion tak pernah memanggilnya begitu. Ia pasti akan langsung memanggil namanya. Rasanya ingin sekali nara menangis saat mengetahui ini semua tapi ia harus kuat menahannya.

" Kalau boleh tau....memangnya dokter ini siapa?? Apa kita pernah punya hubungan sebelumnya ? ". tanya rion hati-hati

" Aku dokter nara, dan kita tidak punya hubungan apa-apa ". 

Nara terpaksa berbohong karena jika ia menjawab jujur pasti rion akan bertanya lebih jauh lagi dan akan berusaha mengingat yang hanya akan membuat kepalanya merasa sakit dan ia tidak mau itu terjadi.

" Ehmmm.......kalau begitu aku keluar dulu ya, kamu harus banyak istirahat ". 

Ia langsung berjalan cepat meninggalkan ruangan itu sebelum tangisnya pecah.

                                                                                                       *******

Nara berjalan di lorong rumah sakit sambil menyeka air matanya, karena dirinya tidak mau jadi bahan tontonan orang-orang jika ia menangis kencang. Meskipun sebenarnya sangat sulit  menahannya, tapi ia berusaha sekuat mungkin hingga sampai rumah dan disanalah ia akan menumpahkan semuanya.

Akan tetapi langkahnya terhenti ketika ia melihat beberapa petugas medis yang tiba-tiba datang sambil mendorong brankar rumah sakit yang di atasnya terdapat pasien laki-laki tak sadarkan diri dengan luka ditubuhnya. Ia merasa tidak asing dengan pasien itu, akhirnya nara menajamkan penglihatannya dan setelah beberapa menit dirinya sadar kalau itu adalah Alvin. 

Pria itu terluka?? Kenapa?? Nara pun akhirnya berlari mengikuti kemana arah petugas itu membawa suaminya, setelah cukup lelah  akhirnya ia sampai dimana kini dirinya tengah berdiri di luar ruang operasi. Ia begitu khawatir karena jika dilihat-lihat tadi sekujur tubuh alvin terlihat banyak darah yang keluar. 

Ia hanya bisa menunggu hingga dokter yang menanganinya keluar. Setelah 3 jam akhirnya dirinya melihat seorang dokter perempuan keluar dari ruangan operasi dan ia pun langsung menghampirinya.

" Dokter, bagaimana kondisi pasien itu ? Apakah parah ? Apa dia baik baik saja ? ". tanya nya panik

" Pasien tidak mengalami hal yang serius, hanya benturan ringan di kepalanya tapi itu tidak berdampak besar ".

Mendengar penjelasan dokter  membuat Nara bisa bernafas lega, sebab meskipun Alvin sangat menyebalkan baginya tapi tetap saja ia akan merasa khawatir jika terjadi sesuatu dengan laki- laki itu.

" Kalau begitu saya permisi ".

Dokter itu pergi meninggalkan Nara yang masih diam mematung dengan segala pemikiran nya. Ia bingung kenapa ini semua terjadi secara bersamaan, dimana kekasih nya kecelakaan yang mengharuskan nya dirawat di rumah sakit lalu kini hal yang sama juga terjadi pada suaminya.

Apakah ini hanya sebuah kebetulan??
Entahlah ia sudah capek untuk sekedar memikirkan pertanyaan itu.

Akhirnya Nara menggelengkan kepalanya kuat untuk menghilangkan segala hal yang membuat nya pusing dan melangkah memasuki kamar inap alvin.

My Husband is GengsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang