Part 15

1K 30 3
                                    

Berbagai pertanyaan mulai bermunculan di kepalanya sejak ia tiba di depan rumah. Tidak biasanya mama nya berkunjung apalagi semenjak menikah rasanya ini baru pertama kali mamanya mengunjungi nya.

Kemudian ia pun masuk dan langsung menemukan sang ibu sedang duduk di ruang tamu dengan Alvin disebelahnya.

" Aku pulang ".

" Akhirnya kamu datang juga....ayo sini duduk, ada hal yang mau mama bicarakan ".

Perempuan itu hanya bisa menuruti perkataan ibunya yaitu duduk disampingnya.

" Jadi gini, ehmm mama udah mempersiapkan sesuatu untuk kalian berdua ".

" Apa ma ? " Tanya Nara penasaran sekaligus khawatir akan ide ide konyol mama nya.

" Ini diaaaaaaa ". Jawab sang mama sambil mengeluarkan dua tiket pesawat

Seketika nara langsung membulat kan matanya, tiket pesawat.........apa maksudnya????

" Kalian tau kan maksudnya apa ? Ini tiket liburan untuk kalian, ya anggap saja seperti bulan madu ".

" WHATTT??!!!!! Ma aku ga setuju, apalagi kalau pergi berdua sama Alvin....ga.....ga mau....lebih baik aku pergi sendiri daripada harus sama dia, cuma bisa bikin susah aja. Lagipula kerjaan aku dirumah sakit masih banyak ma, jadi kayaknya juga percuma kalau kami pergi liburan ". sela nara berusaha mencari alasan 

" Tapi kayaknya itu ide yang bagus. Aku terima saran mama ". ucap Alvin yang membuat nara menatapnya tajam 

" OK!! Kalau begitu tiketnya mama kasih ke kamu dan mama tunggu kabar baik nya yaaa. Mama pulang dulu....." .

Selepas sang mama pergi kini keadaan suasana di antara mereka berdua tiba tiba saja hening tanpa ada yang berani mengeluarkan suara, hingga akhirnya Nara dengan memberanikan diri mencoba berbicara duluan.

" Apa kamu sudah tidak waras ?! Secara sepihak kamu langsung berkata iya, dan itu pasti membuat mama berharap yang pada akhirnya kalau dia tau yang sebenarnya justru akan mengecewakannya ". 

" Kamu yang ga waras ! Bukannya kamu bilang kalau kamu menikah demi kebahagian kedua orang tua kamu?? Mama juga termasuk orangtua mu kan?? Jadi apa salahnya ! " bentak Alvin yang tak terima dengan apa yang istrinya katakan 

" Tapi aku ga setuju dengan ide mama yang menyuruh kita untuk liburan bersama! Kamu tau kan apa maksudnya......dan aku ga mau......terus dengan seenaknya kamu mengiyakan secara sepihak ". 

" Ok.......kalau kamu ga mau, aku akan pergi bersama kekasihku dan kalau misalnya ada sesuatu yang terjadi itu semua salahmu ".

Nara diam dan paham apa yang dimaksud oleh alvin, tapi jika itu sampai terjadi......dirinya tidak bisa membayangkannya apalagi jika orang tuanya tau. 

" Sudahlah aku malas berdebat dengan mu, lebih baik aku bersenang-senang " ucapnya berjalan meninggalkan ruang tamu tapi dengan cepat Nara menahannya

" Mau kemana?? Ini udah malam ".

" Aku tau! dan kalau aku mau kemana itu bukan urusan kamu ! Minggir ! ".

" Aku berhak tau karena aku istri kamu ".

"Istri?? Sejak kapan kamu bilang kalau kamu istri aku?? Bukankah dari awal kamu bilang kalau kamu menolaknya? Jadi sebaiknya kamu ga usah ikut campur tentang urusan aku, mau aku kemana, pulang atau enggak. Kamu ga usah sok perduli ! Lagipula, aku ga pernah ikut campur tentang hubungan kamu sama pacarmu itu kan?? Jadi kita impas ! ". ucapnya sambil meninggalkan Nara seorang diri di ruang tamu

Ucapan Alvin seolah-olah menampar dirinya, itu semua memang benar. Kalau lelaki itu tidak pernah sekalipun ikut campur tentang hubungan mereka jadi untuk apa ia ikut campur tentang semua urusan Alvin. Apa sekarang ia mulai ingin menjadi istri yang baik?? Entahlahhh.......ia tidak ingin memikirkannya, akan lebih baik jika dirinya beristirahat sekarang karena sepertinya ia sudah sangat merindukan kasurnya.

Namun saat  sudah merebahkan dirinya di kasur dan bersiap tidur, tiba-tiba saja ia teringat Rion kekasihnya. Apa lebih baik jika ia menelfonnya ?? Sebelum tengah malam karena jam sekarang menunjukkan pukul 22.00. Akhinya nara mengambil handphone nya yang tadi diletakan di atas meja kecil yang tepat berada di samping kasurnya. Ia pun  mulai mencari nomor kekasihnya dan menelfonnya, tidak beberapa menit panggilannya terjawab.

 " Halo rion ".

" Halo, kenapa ?? Tadi bukannya kita udah ketemu?? Udah kangen ya??? ".

" Ga....kamu percaya diri banget sih. Aku cuma mau denger suara kamu aja sebelum aku tidur ". 

" Bohong.....ehmmm pasti ada sesuatu kan?? Ayo cerita aja ".

Nara bingung dengan perkataan kekasihnya, cerita?? Apa yang harus ia ceritakan disaat tidak ada yang harus diceritakan, apa mungkin rion sudah mulai curiga kepadanya??

" Aku ga ada yang mau diceritain "

" Yakin??? Aku tutup nih telfonnya ".

" Ehmm....yaudah aku mau tanya. Kalau misalnya kamu kecewa sama seseorang, apa yang akan kamu lakukan ? ". tanya nara hati-hati

" Kalau aku kecewa dengan seseorang, mungkin sikap aku ke dia akan sedikit berubah karena, aku adalah tipe orang kalau sudah kecewa akan susah untuk bersikap seolah tidak ada apa-apa dan hal umum yang akan terjadi pasti aku sedih. Tapi kenapa kamu nanya seperti ini? Ada orang yang membuat kamu kecewa ?? ".

" Ga ada kok....yaudah karena udah malam juga, aku tutup telfonnya ya. Aku udah mengantuk ".

" Ok....byeee selamat tidur ".

Setelah sambungan terputus, kata-kata Rion masih membekas di kepalanya yaitu dimana, kalau jika dia sudah kecewa maka sikapnya tidak akan sama lagi terhadap orang itu. Apakah itu yang akan terjadi padanya saat semua terungkap nanti??? 

Apakah ia akan siap menerima semua itu ??? Entahlah memikirkannya hanya akan membuatnya pusing.





My Husband is GengsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang