Bagian 3

1.4K 47 1
                                    

Setelah peristiwa menyebalkan itu, akhirnya tibalah saatnya dimana hari ini adalah hari pernikahan Nara dan Alvin.

Ya....memang terkesan sangat cepat, tapi ini semua merupakan keinginan kedua orang tua mereka.

Nata terus menatap dirinya di cermin, dimana balutan dress puting panjang terlihat sangat pas melekat di tubuhnya.

Tapi ada satu yang kurang....... kebahagiaan. Ketika semuanya bahagia, hanya Nara yang tidak merasakannya. Ini semua karena ia harus menikah dengan orang yang sama sekali tidak ia cintai, dan karena  perjodohan konyol yang dilakukan kedua orangtuanya.

Nara sangat terpaksa menerima semua ini dengan alasan demi kebahagiaan orang tuanya. Bukankah sungguh menyedihkan.

Di ruang rias...
Sedari tadi Nara hanya menatap cermin dengan tatapan kosong. Nara bingung tentang bagaimana hubungannya dengan Arion ketika ia sudah menikah?? Apakah dia bisa merahasiakan nya ??

Sementara di lain sisi, Alvin juga sama seperti Nara. Hanya berdiri di depan cermin dengan tatapan kosong, sambil membayangkan bagaimana bisa orang seperti nya dijodohkan dengan seorang dokter yang kepribadian nya sangat berbanding terbalik.

Dokter dan gengster??? Apa itu masuk akal??? kata kata itu yang terus terputar di kepalanya. Lalu apa yang akan dikatakan teman teman geng nya nanti???

Entah sudah berapa lama ia memikirkan kata kata itu, hingga tiba tiba seseorang muncul dari balik pintu.

" Tuan Alvin, ayo. Acara akan segera dimulai . "

Alvin hanya mengangguk pasrah, karena mulai hari ini seluruh hidupnya akan berubah bersama dengan status nya.

Kemudian ia berjalan keluar ruangan menuju ke tempat pernikahan. Dilihatnya kedua orangtua nya dan para tamu yang sangat bahagia.

Terlebih ia bisa melihat senyum kedua orangtua nya yang selama ini tidak pernah ia lihat sebelumnya.

Sesampainya di altar pernikahan, sambil menatap pintu gedung yang terbuka. Ia melihat Nara didampingi oleh ayahnya berjalan menuju ke arahnya.

Nara terlihat sangat cantik dengan balutan dress putih ditambah dengan senyum manisnya. Itupun membuat Alvin untuk pertama kalinya merasa melihat perempuan yang benar benar cantik.

Tapi memang benar, dengan rambut yang sedikit dihiasi bunga dan make up tipis sudah membuat nya terlihat sangat cantik.

Alvin terus menatap nya dengan tatapan kagum, rasanya ia merasa beruntung bisa mendapatkan istri sepertinya.

Hingga tak terasa kini mereka berdua telah berdiri berdampingan untuk memulai acara.

" Baiklah saya akan memulai acara ini ".
" Ya, " jawab mereka berdua
" Alvin, apakah kau bersedia menerima Nara sebagai istri ? "
" Ya saya bersedia . "
" Nara, apakah kau juga bersedia menerima Alvin sebagai suami ? "
" Ya saya bersedia ."

Dengan kalimat yang diakhiri nara, mereka secara resmi sudah menjadi suami istri. Acara dilanjutkan dengan saling bertukar cincin.
Alvin memakaikan ke jari manis Nara dan begitu sebaliknya.

Hingga tiba giliran Nara untuk memakaikan cincin di jari manis alvin. Entah mengapa rasanya sangat berat, tapi dia menepis nya dan memasangkan cincin itu.

Setelahnya terdengar sorakan gembira dari tamu tamu yang hadir. Mendengar itu membuatnya ikut merasa bahagia meskipun rasa sedih masih berbekas di hatinya.

Sementara alvin, ia masih terus menatap perempuan yang telah berstatus menjadi istri nya itu yang sedang menatap para tamu.

" Nara " .
" Apa ? ".

Cup

Alvin mencium kening Nara singkat, dan itu langsung membuatnya diam dengan pipinya yang mulai memerah.
" Kau ini apaan si ? Apa kau tidak malu ?? ". jawabnya kesal

" Tentu saja tidak, kau kan sudah menjadi istri ku, otomatis aku bebas ingin melakukan apapun padamu ". jawab Alvin percaya diri

" Melakukan apapun?? Jangan harap, lagipula saat nanti kita sudah tinggal satu atap aku tidak akan mau tidur bersama mu, dan akan ada perjanjian yang akan aku buat ".

" Perjanjian ? ".
" Iya, itu wajib ada. Karena meskipun aku sudah menikah denganmu bukan berarti aku menganggapmu sebagai suami ".
" Lalu ? ". tanya Alvin yang mau terlihat kesal

" Aku hanya akan menganggapmu sebagai orang lain dan bukan suami ku sampai kapanpun. Ingat itu ".
" Ok.....memangnya siapa juga yang bilang jika aku menerima mu sebagai istri, jangan harap ".

Keduanya saling memandang dengan tatapan jijik satu sama lain, terutama nara.

Ia terus berpikir tentang kehidupannya setelah ini, menjadi istri bagi seorang gengster??? Apakah ini mimpi buruk??? Apakah ia akan sanggup melewatinya????

My Husband is GengsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang