Part 19

403 22 3
                                    

Kini mereka sudah sampai di rumah setelah nara mau tidak mau menyetujui permintaan konyol suaminya. Sesampainya ia langsung menyuruh Alvin untuk istirahat dan dirinya segera berangkat ke rumah sakit untuk kembali bekerja.

Selama perjalanan entah kenapa pikirannya justru memikirkan Rion, seperti sedang apa pria itu sekarang, apa dia baik-baik saja dan pertanyaan lainnya. Hingga akhirnya ia menggelengkan kepalanya dengan cepat sehingga apa yang dipikirkannya hilang. Ini sama sekali tak benar, ia harusnya lebih memikirkan suaminya yang sedang sakit bukan orang lain.

Tapi sekalipun pikirannya memaksa untuk lebih memperhatikan Alvin namun hati tidak bisa dibohongi jika ia masih mekhawatirkan kondisi Rion.

Apa ia harus menjenguknya selepas kerja? Tidak. Itu justru akan membuatnya kembali sedih, ditambah dengan usahanya yang kini harus benar-benar melupakan semua tentang lelaki itu berserta semua kenangan mereka. Mungkin sulit, tapi ia yakin perlahan-lahan pasti bisa, ini semua hanyalah masalah waktu.

                                                                                                    *****

Beberapa jam, akhirnya Nara telah sampai dan langsung menuju ke ruang prakteknya yang kebetulan ternyata sudah banyak pasien menunggunya yang mayoritasnya adalah anak-anak.

Dengan sabar ia memeriksa satu persatu hingga semuanya selesai, sehingga tak terasa hari sudah sore. Akhirnya ia memutuskan untuk langsung pulang sebab entah kenapa badannya terasa sangat lelah.

Sesampainya di rumah, ia mencium aroma harum dari dapur, siapa yang memasak ?? Apa mungkin?? Ia sedikit berlari menuju dapur dan benar saja sudah banyak sekali makanan yang tertata rapi di meja makan ditambah Alvin yang tersenyum kepadanya.

" Alvin, ini kamu semua yang masak ? " tanya Nara bingung

Yang ditanya justru memegang bahu istrinya dan mendorong lembut ke salah satu kursi seolah-olah menyuruhnya duduk. Kemudian lelaki itu mengambil sepiring nasi dan mengambil sedikit makanan lalu meletakkannya di hadapan Nara.

Sementara perempuan itu sedari tadi hanya diam tak percaya dengan pemandangan yang dilihatnya, hingga ia tak sadar jika sebuah sendok yang berisi makanan sudah berada tepat di depan mulutnya.

" Aaaaaaa......"

Nara terkejut dengan apa yang dilakukan suaminya, tidak biasanya lelaki itu bersikap baik padanya kecuali akhir-akhir ini memang sedikit ada perubahan. Tapi ia tidak mau langsung percaya sebab masih sangat ingat bagaimana dulu Alvin memperlakukannya dengan kasar dan dirinya tetap mencoba bertahan.

" Aku bisa sendiri. "Mengambil sendok dari genggaman suaminya dan menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya.

Sementara Alvin masih menatap Nara sambil menanti pendapat tentang makanan yang dibuatnya. Namun perempuan itu hanya memasang wajah datar sambil menatapnya balik.

" Ga enak ya ? " 

" Enak . "

Cukup satu kata, mampu membuatnya senang. Artinya perjuangannya memasak dengan kepala yang sedikit sakit itu membuahkan hasil. Meskipun tidak mendapat respon yang diharapkannya dari sang istri, baginya sudah cukup.

" Oiya, aku ingin bicara sama kamu. "

" Apa ? " tanya nya

" Mungkin aku udah berulang kali ngomong ini.......maaf kalau selama ini, sikap aku ke kamu selalu kasar, maaf karena cuma bisa buat kamu nangis bukannya tersenyum atau bahagia, tapi yang memberikan itu justru orang lain.

" Oleh karena itu, mulai sekarang aku mau memperbaiki semuanya, entah kamu mau percaya atau enggak dan juga kenapa aku baru sadar sekarang, sebab aku baru pertama kali lihat bagaimana sedihnya kamu harus menghadapi kenyataan kalau Rion tenyata ga ingat kamu siapa. Dari situ aku jadi ingat semua yang udah aku lakukan ke kamu......mulai dari kekerasan fisik dan lainnya.......aku minta maaf, " jelasnya

Mendengar lelaki itu mengucapkannya adalah suatu hal yang aneh bagi Nara dan selama ia memperhatikan bagaimana tulusnya Alvin bicara, ia tidak menemukan kebohongan di setiap ucapannya.

" Kita berdua sama-sama minta maaf....kenapa aku bisa bilang begini. Karena aku juga salah.........seharusnya aku tidak meneruskan hubungan ku dengan dia tapi yang aku lakukan justru sebaliknya......seharusnya juga aku lebih memperhatikan kamu daripada dia meskipun aku tahu, dimata kamu mungkin semua yang aku lakukan selalu salah.

" Terlebih...... kamu pasti bingung kenapa aku tetap bertahan sampai sekarang........karena aku ingat bagaimana dulu wajah ibu ku saat melihat anak perempuannya menikah dengan laki-laki yang sudah dipilihkan untuk anaknya. Itu lah kenapa aku tetap sabar menerima semua perlakuan kamu......."

Setelah nara selesai berbicara, Alvin seketika berdiri dari posisi yang awalnya duduk menghadap istrinya. Melihat respon suaminya, perempuan itu jadi takut jika perkataannya terdapat kesalahan.

" Berdiri. " perintah alvin yang membuat nara secara reflek langsung mengikuti ucapannya.

GREPP

Alvin memeluknya sangat erat seperti seseorang yang takut kehilangan. Entah sudah berapa kali ia melakukan ini kepada istrinya dan rasanya sangat nyaman, berbeda dengan nara yang hanya diam. Tapi anehnya kenapa ia tak merasakan apapun?? Apa mungkin hatinya masih untuk dia yang sudah jelas-jelas melupakannya??

" Mulai saat ini aku janji, aku akan bikin kamu bahagia, bahkan aku juga akan berusaha memasukkan nama ku di hati kamu yang saat ini masih ada dia di dalamnya. Aku menyayangimu, " Ucapnya sambil memeluk nara erat

Nara entah harus membalas apa sehingga ia hanya bisa diam. Sebab dirinya pun juga bingung apakah hatinya sudah mulai terbuka untuk Alvin atau masih menetap untuk Rion. 

My Husband is GengsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang