Part 10

1K 34 3
                                    

Pagi pun tiba tapi dua manusia itu masih asik tertidur, hingga saat sinar matahari mulai masuk ke kamar mereka, kedua nya membuka mata bersama.

Nara dan Alvin sama sama terdiam dengan saling memandang, entah efek bangun tidur atau syok.

" Alvin.......kau....aku.....kita...".
" Apa? ".

Nara tersadar dan langsung duduk di tepi tempat tidur. Sementara Alvin menjadi bingung dengan sikap istri nya yang seperti orang kaget dan ketakutan.

" Nara....ada apa ? Kau seperti habis melihat hantu ".

" Vin, jawab pertanyaan ku. Kenapa aku bisa disini?? " .

" Aku yang membawa mu kesini, anggap saja sebagai rasa terima kasih ku karena telah memasakkan makanan meskipun sudah tengah malam ".

" Kan bisa dengan kata kata, tidak perlu sampai begini ".

" Memang nya kenapa ? ".

" Aku hanya tidak biasa tidur dengan laki laki sekalipun itu sudah menikah " .

" Tapi sekarang udah terbiasa kan?? Buktinya kau sangat lelap tidur nya ".

" Bicara apa kau ini, tapi semalam tidak terjadi apa apa kan??? Jawab aku ". Ucapnya lirih hingga membuat Alvin gemas

" Ingin ku jawab jujur atau tidak ? ".

" Udah cepat katakan ! ". 

" Tidak, kita hanya tidur kok. Oiya dan satu hal lagi " .

" Apa ? " .

" Ternyata saat tidur kau terlihat cantik " .

" Terserah ". Ucapnya sambil berdiri meninggalkan kamar untuk menutupi rasa malunya.

Sementara Alvin hanya tersenyum kecil melihat tingkah laku istri nya. Ia juga bingung kenapa sikapnya yang biasanya kasar, bisa berubah baik.

Namun ia yakin, ini hanya sementara karena pasti sebentar lagi dirinya akan kembali seperti semula.
                             
                                ****
Nara kini sudah siap dengan jas dokter yang dikenakan nya karena hari ini ia akan kembali bekerja.

Ia harus segera berangkat karena kalau tidak pasti sudah banyak pasien yang menunggu nya.

Tapi saat ingin berjalan menuju pintu rumah, tiba tiba sebuah tangan menghalangi jalannya dan benar saja Alvin dengan seenaknya langsung berdiri di depannya.

" Minggir, aku ingin berangkat " .

" Mau ke mana si ? Rumah sakit ?? ".

" Iya ".

" Ya ampun naraaa.....dengar, kau itu harusnya diam dirumah dan tentang kerja biar aku ".

" Apa aku tidak salah dengar, seorang Alvin berkerja ?? Kerja apa ?? Mencuri ?? "

" Nara ! "

" Kenapa marah ? Bukannya itu benar ?? Saat pertama kali aku melihat mu, kau sedang berusaha mencuri barang dari nenek nenek kan, apa itu yang disebut berkerja ?? Jawab ! ".

" Aku mohon jangan sampai aku berbuat hal yang seperti kemarin ". Alvin mencoba menahan emosinya karena ia sungguh tidak terima dengan perkataan istrinya itu.

" Kau ingin menampar ku ?? Ayo ! Bukankah itu yang biasa kau lakukan ?? Ayo ! ".

Alvin mengepalkan tangannya sambil berusaha menahan agar tidak memukul istrinya lagi yang kini sedang menangis, tapi sepertinya usaha nya gagal hingga untuk yang ketiga kalinya ia menampar pipi nara 

" Sudah kuperingatkan bukan untuk jangan memancing emosi ku tapi kauu......hhhh sudahlah aku capek setiap pagi harus selalu bertengkar dengan mu. Lebih baik aku menemui kekasih ku daripada dengan mu disini ".

Mendegar kata kata ' kekasih ' , nara jadi teringat arion. Laki-laki yang sudah lama tidak ia temui, tapi jika dirinya bertemu dengan kondisi pipi merah seperti ini pasti lelaki itu akan merasa khawatir dan pada akhirnya akan membanjirinya dengan berbagai pertanyaan.

" Aku merindukan mu "




My Husband is GengsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang