Part 7

1.2K 36 4
                                    

Nara melihat Alvin terjatuh tak sadarkan diri
" Ya ampun....dasar menyebalkan......udah tau kalau minuman itu berakohol, masih aja di minum ". Ucapnya kesal

Dengan sekuat tenaga, Nara memapah suaminya itu ke kamar untuk direbahkan di kasur. Sesampainya di kamar , ia langsung menyalakan AC dan menyelimutinya dan berjalan keluar.

Tapi saat baru beberapa langkah, sebuah tangan menahannya.

" Tetap disini ku mohon ".

Hana menghela nafas mendengar perkataan Alvin
" Yak! Ayo lepaskan ! Aku ingin keluar ". Nara mencoba melepaskan tangan Alvin perlahan tapi genggamannya justru semakin kuat.

Akhirnya dengan sangat terpaksa ia duduk di atas ranjang sambil menyenderkan kepalanya di dinding, dan entah mengapa tiba-tiba rasa kantuk mulai menyerang dirinya.

Tapi Nara ingat kalau ia dan Alvin sekarang ada di dalam satu kamar, meskipun posisi nya duduk. Namun tetap saja ia tidak mau tidur bersama.

Ia mencoba bertahan agar matanya tidak terpejam namun sepertinya usaha gagal, karena pada akhirnya ia tertidur juga.

                               *****
Pagi harinya ketika matahari telah menampakkan sinarnya, kedua insan tersebut masih asyik memejamkan mata. Tapi berbeda dengan Nara yang mulai terbangun karena merasa sakit di lehernya karena tidur duduk.

Ia membuka matanya dan hal yang pertama diliat nya adalah Alvin yang masih setia menggenggam tangannya, entah mengapa melihat nya membuat hatinya menghangat.

Wajahnya begitu tenang, tidak seperti biasanya yang selalu menatap nya tajam seolah olah menampakkan kebencian di dalamnya.

Bolehkah waktu berhenti sejenak?? agar ia bisa merasakan momen langka ini, dimana bisa melihat laki laki yang berstatus sebagai suaminya dari dekat.

Tapi seketika Nara tersadar kalau ia tidak boleh hanyut dalam keadaan seperti ini. Ia harus ingat bahwa pernikahan nya hanyalah akibat perjodohan dan pasti suatu saat akan berakhir.

Ia pun akhirnya berdiri sambil melepas genggaman Alvin secara perlahan dan menuju dapur untuk membuatkannya sup hangat agar bisa sedikit meredakan efek dari mabuk semalam.

Beberapa menit kemudian supnya siap dan tugas berikutnya adalah membangun kan Alvin, yang sebenarnya Nara sangat malas meskipun hanya sekadar menggoyang -goyangkan lengan lelaki itu agar bangun.

Tapi itu sudah menjadi kewajibannya, akhirnya dengan berat hati, ia melangkah menuju kamarnya dan, ketika sampai ia terkejut melihat Alvin yang terlihat rapi.

" Tumben udah rapi, kirain masih meluk guling ". Sindir Nara
" Bisa ga kalau ngomong sama suami tu sopan sedikit " . Balas Alvin ketus
" Suami??? Apa kau tidak salah bicara??? Siapa yang mengganggap mu begitu?? Aku??? Tidak akan pernah ".
" Berani sekali mengatakan hal seperti itu ".

Alvin melangkah maju mendekat ke arah Nara, sampai akhirnya perempuan itu menabrak tembok dan tidak bisa kemana mana lagi.

" Apa yang mau kau lakukan ! "
" Aku?? Tidak ada, hanya ingin memperingatkan untuk jangan memancing amarah ku, karena sepertinya kau akan tau apa akibatnya bukan ". Ucap Alvin dengan nada lembut tapi terkesan mengancam.

Kemudian laki laki itu pun keluar dari kamarnya meninggalkan Nara yang masih terpaku diam, karena tak menyangka kalau hidupnya akan selalu diancam oleh orang yang seharusnya melindungi nya, menyayanginya, dan memperhatikan nya.

Dan tak beberapa lama, terdengar suara pecahan kaca dari arah meja makan. Nara kembali tersadar dan langsung melihat apa yang terjadi.

Benar saja dugaannya, kalau penyebab nya tak lain adalah Alvin yang memecahkan mangkuk berisi sup.

" Alvin! Apa-apaan kau ini ! Aku telah membuatkannya untuk mu, tapi dengan seenaknya dipecahkan seperti ini kau pikir lucu hah!! ". Habis sudah kesabaran nya karena setiap ia ingin memberikan sesuatu untuk lelaki itu selalu saja dibuang begitu saja.

" Apa kau ingin aku punya penyakit tekanan darah tinggi! Sup ini asin, asal kau tau! ".

" Asin??? Mungkin itu lidahmu yang salah. Aku telah mencicipi nya dan rasanya enak, atau memang lidahmu saja yang salah karena terlalu banyak minum semalam ".

" Ahhh sudahlah! Aku malas pagi pagi berdebat dengan mu. Lebih baik aku pergi untuk mencari hiburan".

" Pergi sana!! Kau pasti ingin menemui perempuan tidak tau diri itu kan ! . Dasar menyebalkan ".

Alvin yang mendengarnya langsung menatap perempuan itu tajam dan perlahan mulai mendekati nya.

" Coba ulangi lagi perkataan mu tadi, aku tidak dengar ".

" Kau pasti ingin menemui perempuan tak tau diri itu kan?? Tuh sudah ku ulangi , apa masih belum jelas ??? ".

" Perempuan tak tau diri ya??? ".

" Iya, itu memang benar. Lagi pula berani sekali dia menggoda laki laki yang sudah menikah ".

PLAK

Untuk kedua kalinya Alvin menampar pipi Hana kembali di saat yang kemarin belum sepenuhnya sembuh.

" Dengar!! Asal kau tau, perempuan yang kau sebut tau tau diri itu adalah pacarku yang sudah menemaniku selama 2 tahun !! Hingga akhirnya aku dijodohkan dengan mu dan berakhir dengan pernikahan yang sama sekali tidak ku inginkan!! Jadi jika sekali lagi kau menyebutnya dengan sebutan tak pantas seperti itu.... jangan salahkan aku jika berbuat lebih kepada mu ! ".

Setelah menjelaskan semuanya panjang lebar, Alvin melangkah keluar rumah sambil menutup pintu dengan keras, meninggalkan Nara yang masih memegangi pipinya yang terasa sakit.

My Husband is GengsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang