10

409 49 2
                                    

Happy reading ❤️

•••••

Hari kerjaku berjalan seperti biasa. Aku memeriksa setiap dokumen yang diperlukan Pak Nas dengan teliti,  menerima tamu beliau,  juga memastikan semua orang selain keluarga Nasution yang masuk ke dalam rumah dalam keadaan 'steril'.

Aku fokus seperti biasanya, hingga jemariku yang tengah mengulik setiap lembar kertas dokumen pun berhenti bergerak.

Tiba-tiba aku teringat Rukmini. Gadis cantik bersenyum manis, yang fotonya kujadikan pigura dan terpajang apik di atas meja kerjaku.

Kenapa tiba-tiba aku khawatir dengannya?

Tanganku tergerak untuk menarik gagang telepon kantor. Aku akan menghubunginya, dan memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja.

"Halo? Dengan siapa?"

"Halo, Bu. Ini saya Pierre,"

"Tumben menelepon? Ada kepentingan apa ya?"

"Ini, tiba-tiba saya ingin mengobrol dengan Mini. Apa ada di rumah?"

"Nah itu Nak. Ibu juga sedang menunggu Rukmini pulang. Tadi pagi Ibu suruh untuk ke pasar membeli keperluan, tapi sampai hampir siang begini orangnya tidak kunjung pulang...,"

Aku terkejut dengan ucapan Ibu Chamim dari seberang sana. Jangan-jangan apa yang ku khawatirkan benar terjadi?

"Apa? Belum pulang?"

~~~

Karena kekhawatirannya, Clara memutuskan untuk mengikuti kemana Pierre berlari.

Demi apapun, Pierre berlari sangat kencang sampai-sampai gadis itu kehilangan jejaknya. Kakinya yang terlalu lemah ini tak sanggup lagi untuk mengejar pria itu.

Akhirnya ia memutuskan untuk berjalan sambil mencari keberadaannya. Ia memasuki sebuah gang sempit seraya sesekali memanggil nama Pierre.

Sambil mengatur nafasnya yang tersengal-sengal, Clara menoleh ke kanan dan ke kiri mana tau Pierre ada di sekitar sini.

"Mas Pierre!"

Panggilannya tak juga disahuti oleh siapapun.  Kekhawatirannya semakin besar karena pria itu tak kunjung ditemukannya.

Bruk!!

Buagh!

"Argh!"

Suara kegaduhan tertangkap di telinga gadis yang rambutnya sudah berantakan itu. Tanpa menunda ia segera mencari dimana asal suara yang didengarnya tadi.

Betapa terkejutnya, kala melihat Pierre tengah dihabisi oleh seorang lelaki berparas sangar.

Clara berusaha tenang, dan mencari sesuatu di sekitarnya yang akan ia gunakan sebagai senjata.

Ketemu!

"DASAR PENCURI KURANGAJAR!"

Duaghh!!!

Tepat sasaran. Sebalok kayu mendarat tepat di bahu pria yang tengah menghajar Pierre. Seketika tubuh kekarnya terjatuh ke tanah tak sadarkan diri.

Wah tak disangka, ternyata gadis itu cukup kuat untuk membenturkan sebilah kayu ke tubuh pria tadi.

"Rukmini? Sudah saya bilang tunggu di sana!" Bukannya berterimakasih atau bagaimana, pria yang sudah babak belur itu malah memulai percakapannya dengan memaki Clara.

"Sudah, marah-marahnya nanti dulu. Ayo cepat pergi dari sini sebelum dia sadar!"

Clara menarik lengan Pierre untuk segera berlari, dengan sedikit pincang pria itu ikut berlari ditengah genggaman Clara.

MIRACLES | PIERRE TENDEAN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang