Happy reading ❤️
•••••
"Maaf, ya?"Akhirnya, setelah lumayan lama Clara menangis kini dirinya bisa lebih tenang. Semua kesalahpahaman pun sudah terselesaikan, tak ada lagi prasangka buruk yang akan menghantui gadis itu.
Clara tersenyum dan mengangguk. Usai meminum just strawberry yang dibawakan Sakha, ia bisa menampakkan wajah cerianya lagi.
"Iya, maafkan Clara juga yang sempat salah paham,"
"Untuk menebus kesalahan saya, saya ingin mengajak kamu berjalan-jalan sebentar. Mau?" Tawaran itu langsung diangguki Clara, segera Sakha membantunya bangkit dan berjalan menuju kamarnya untuk bersiap sebentar.
Selagi menunggu gadis itu bersiap, ia sedikit berbincang dengan Rosa.
Clara mengambil sweater merah muda kesayangannya dan menggelung rambutnya asal. Agar tak terlihat pucat, ia juga memoleskan sedikit rona bibir untuk menyempurnakan penampilannya asal-asalannya ini.
Tak membutuhkan waktu lama, gadis itu sudah siap menemani Sakha berjalan santai di malam hari.
Segera ia berjalan keluar kamar menggunakan kruk nya.
Di ruang tamu, sudah ada Sakha yang tampak tengah serius membicarakan sesuatu dengan Sang Mama. Dari kejauhan Clara masih bisa mendengar topik percakapan mereka walau hanya samar-samar.
"Pokoknya kamu saya percayakan untuk menjaga Clara,"
"Iya, Tante. Saya memang harus menjaga Clara dengan sebaik mungkin. Saya akan memegang amanah yang diberikan Sakha untuk menjaganya, saya berjanji akan melindunginya,"
"Benar, Zkha. Sakha sudah tak ada di sini, jadi sekarang kamu yang harus menjaganya,"
Apa... maksudnya??
"Maksud Mama apa? Amanah apa? Sakha kenapa?" Semua pertanyaan itu langsung ia suarakan. Gadis itu menghampiri dengan langkah tertatih menggunakan kruk nya, meminta penjelasan.
"S-sayang? Sudah siap toh," Wajah Rosa tampak kebingungan, dan juga kaget melihat Clara yang tiba-tiba sudah ada di hadapannya.
"Jawab pertanyaan Clara. Apa maksud percakapan Mama dengan Sakha tadi!? Kenapa Sakha memberi amanah sedangkan dia sendiri ada di sini!? Jelaskan, Ma!" Tuntut Clara dengan suara bergetar.
Baru beberapa jam gadis itu selesai dengan tangisnya, apakah kini ia harus menangis lagi?
"Sayang...b-bukan begitu...Sakha m-memang ada di sini kok...ini orangnya," Rosa meyakinkan, dengan kalimat terbata-bata. Jelas sekali wanita setengah baya itu tengah berdusta kepada putrinya sendiri.
"Enggak, Mama bohong. Mama bohong!!! Jelas-jelas Mama bilang jika Sakha pergi! Lalu dimana Sakha, Ma!? Dia siapa!?" Clara menunjuk pria yang sangat serupa dengan Sakha itu dengan tatapan kebingungan dan penuh amarah. Ia tak tahu lagi apa yang terjadi dengan kehidupan membingungkannya ini. Semua kini terasa memuakkan baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLES | PIERRE TENDEAN ✔️
Fanfiction[END] Pertemuan singkat di alam mimpi, dengan kebahagiaan yang mustahil jika dikatakan hanyalah sebuah mimpi belaka. "Bukan pertemuan kita yang ajaib. Tapi dirimulah keajaibannya," ------------------------- biggest rank : #1 for pierretendean Discla...