Tera berjalan dengan cepat menuju kelas X Mipa 2 disanalah tempat sasarannya sekarang, saat sampai di sana matanya langsung menangkap seseorang yang telah membicarakannya tadi.
"Ngomong apa lo tadi." Bisik Tera tepat di telinga cewek sasarannya itu. membuat cewek itu meringis ketakutan, mungkin setelah ini cewek itu tidak akan menyebut nama Tera lagi.
dan
Byurrr
Tera menyiram Cewek itu dengan air panas entah di dapatkan dari mana, semua siswa siswi meringis melihat kejadian itu dan tidak ada yang berani menolong cewek itu.
AKhhh
"Makanya lo jangan pernah macam macam sama gw, tau kan akibatnya." Ucap Tera dengan lembut namun sangat menakutkan Tera sekarang seperti psikopat yang haus akan darah tetapi tidak Tera haus akan kebahagiaan.
tidak di bayangkan nasib wajah cewek itu mengkin sudah melepuh akibat air yang sangat panas itu.
setelah puas Tera langsung pergi dari sana tanpa rasa bersalah, sedangkan cewek tadi sudah menangis menahan perih di wajahnya.
di dalam kelas Tera tidak memperhatikan ibu Reni yang sedang menjelaskan pelajaran matematika, guru berkaca mata bulat dan tebal itu menatap marah Tera.
Tera yang asik menggambarkan imajinasinya di dalam kertas tiba tiba di kagetkan dengan suara gebrakan mejanya membuat sang empu sangat marah.
Tera mendonggak dan menatap ibu Reni dengan marah.
"Barani beraninya kau menatap saya seperti itu." Bentak ibu Reni yang terkenal dengan guru killer itu.
"Emang anda siapa yang harus saya takuti." Ucap Tera menantang lalu berdiri menyamai tingginya dengan ibu Reni.
"Saya adalah guru di sekolah ini, dan tidak sepatutnya kamu berperilaku tidak sopan dengan saya." Jawab Ibu Reni. Tera terseyum miring.
"Menggebrak meja apakah itu salah satu tindakan sopan ibu Reniati yang terhormat, saya disini memang hanya siswi tetapi saya juga butuh di hormati karena saya punya harga diri yang tinggi." Jelas Tera dengan nada sinisnya menatap ibu Reni.
Semua siswa siswi melihat kejadian itu hanya bisa diam dan menyaksikan perdebatan berkelas itu.
ibu Reni tidak menjawab ucap Tera dan memilih keluar dari kelas, bukan hanya keluar dari kelas ini tetapi memilih mengundurkan diri dari sekolah ini, Ibu Reni benar benar telah di dipermalukan oleh siswinya itu, selama mengajar di sekolah ini selama puluhan tahun baru pertama kalinya ada siswi yang berani mempermalukan dan berhasil membuatnya mengundurkan diri dari sekolah ini.
"Gitu aja ngambek." Ucap Tera di iringi kekehan kecil.
☆☆☆☆
bel istirahat pun tiba, Tera berjalan sendiri ke kantin karena Tera tidak memiliki teman dan Tera tidak mempermasalahkan itu.
Tera melihat seisi kantin sangat ramai dan berisik membuat ketenangan Tera terganggu.
TERIMA
TERIMA
TERIMA
Teriakan anak anak Merdeka Mandiri membuat Tera penasaran dan segara menembus jalan untuk kedepan melihat lebih jelasnya lagi.
"Aiden." Air mata Tera mengalir begitu saja saat menyaksikan sendiri dengan mata kepalanya saat Aiden menembak Lulu dan dengan senang hati Lulu menerima perasaan Aiden.
sakit, itu yang Tera rasakan sekarang, selama ini Tera selalu menunggu Aiden menyatakan perasaanya dan sekarang Aiden menyatakan perasaannya tetapi bukan untuknya melainkan untuk si Lulu.
dari kecil Tera memendam perasaannya terhadap Aiden, Aiden adalah sahabat masa kecilnya, Aiden selalu ada buat Tera tetapi sekarang Aiden memilih cewek lain ketimbang dirinya sahabat kecil Eiden.
Tera berjalan ketengah tengah di antara Aiden dan Lulu, Tera segara menghapus air matanya dan menatap Aiden kecewa.
"Tera." Ucap Aiden terseyum dan langsung memeluk Tera, Aiden tidak pernah membenci Tera meskipun Tera melakukan hal yang sangat kejam, karena Aiden sangat sayang dengan Tera.
Tera mendorong Aiden membuat Aiden melepaskan pelukannya, Tera beralih menatap Lulu yang tengah terseyum padanya tapi
PLAKK....
Semua siswa siswi yang melihat itu tentu kaget apalagi Adein yang sangat kaget dam berubah menjadi marah, melihat Lulu di sakiti oleh Tera.
"Berani beraninya lo ngerebut Aiden dari gw bangsat." Teriak Tera membuat Aiden tambah kaget.
"Maksud lo apa?" Tanya Aiden dengan nada tajamnya.
"Bertahun tahun gw tungguin lo buat nyatain perasaan lo buat gw tapi nyatanya perasaan lo buat Lulu." Jawab Tera dengan marah namun hatinya sangat hancur, seperti wanita pada umumnya ketika tahu laki laki yang ia cintai ternyata mencintai perempuan lain.
"Tera." Ucap Aiden.
"Iya, Gw cinta sama lo Aiden, dari kecil perasaan gw cuman buat lo dan lo hanya lo Aiden, ternyata cewek yang lo ceritaiin ke gw, cewek yang lo kegumi dan lo cintai ternyata Lulu dan bukan gw, sakit Aiden." Ucap Tera dengan air mata yang tak tertahan lagi.
Aiden langsung memeluk Tera, Aiden sangat sayang dengan Tera tetapi sebagai adik tidak lebih, Aiden tidak percaya Tera sangat mencintai dirinya.
Lulu hanya menatapnya tanpa ingin ikut campur di antaranya,biarlah mereka melakukan drama.
Tera melepaskan pelukannya dan beralih menatap Lulu dengan tajam.
"Ini semua gara gara lo BRENGSEK ." Teriak Tera keras di akhir kalimatnya dan langsung menarik rambut Lulu dengan kencang membuat Lulu kesakitan.
Aiden sangat marah melihat cewek yang Aiden cintai di sakiti dan aiden tidak terima itu termasuk sahabatnya sendiri yang melukai pacarnya.
"LEPASIN TERALIYA."Teriak Aiden dengan keras, bukannya berhenti Tera samakin menarik rambut Lulu hingga rambut Lulu rontok dan sangat sakit.
Aiden langsung mendorong Tera dengan kencang membuat Tera melepaskan tangannya dari rambut Lulu, Tera yang di dorong sangat kencang langsung tersungkur kebawah.
"Lo nyakitin gw Aiden?" Ucap Tera tak percaya.
"Lo nyakitin Lulu." Teriak Aiden.
"Dan lo ngebentak gw," Tanya Tera lagi.
"Terserah." Ucap Aiden dan berlalu dari sana.
"Akhh....." Teriak Tera yang masih duduk di lantai.
"Tunggu waktu pembalasan gw Lulu." Ucap Tera lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow for (TERA)
Teen Fictionjika menjadi Adinda Teraliya craisy seorang tokoh antagonis yang tidak pernah memiliki pelangi untuk terseyum apa yang akan kalian lakukan? Apa kalian juga ingin melakukan apa yang Tera lakukan? merebut paksa kebahagiaan orang lain? Tera sangat pos...