"Kak Aska, jaga ucapa kakak, aku cuman nggak mau kak Aiden berteman dengan cewek jahat seperti kak Tera.""Tau apa lo tentang Tera? Aiden lebih tau Tera dari pada lo, dan jangan pernah berkata tidak baik tentang Tera." Jawab Aska.
Lulu kini menatap taja kearah Aska. "Kak Tera jahat, dan kak Tera selalu menyiksa aku, semua penjuru sekolah ini tau kalau kak Tera adalah antagonis yang kejam dan nggak punya hati."
"Lebih baik orang kelihatan jahat tapi di dalamnya baik, dari pada di luarnya baik tapi di dalamnya jahat, MUNAFIK." Ucap Aska menekan kata kata terakhirnya.
"Apa maksud kakak?" Tanya Lulu.
Tanpa menjawab apa apa Aska pergi dari sana membiarkan Lulu berpikir sendiri dari ucapannya, Aska tau jika Lulu bukanlah orang baik, jika Lulu orang baik Lulu tidak akan membiarkan persahabatan Aiden dengan Tera hancur, dan tidak mengadu jika Tera menyakitinya.
Aska orang yang pintar melihat gerak gerik seseorang, selama ini Aska diam bukan berarti tidak peduli, Aska membiarkan Lulu melakukan apa yang ingin di lakukan Lulu dan semakin kesini Lulu semakin tidak beres, Lulu selalu mengadu kejelekan Tera di depan Aiden, dan Aska berpikir orang baik tidak bakal menjelekkan seseorang apalagi dia sahabat Aiden.
Aska tau maksud Lulu, Lulu ingin membuat Aiden semakin membenci Tera.
"Akhh.... sekarang kak aska mulai nggak suka sama aku."
Di parkiran sekolah Aiden menunggu kedatangan Lulu, sedangkan anak Geovanor lainnya sudah pulang.
"Hai kak, Maaf yah nunggu lama." Ucap Lulu dengan senyumnya.
"Iya nggak apa apa kok, cepetan naik." Jawab Aiden yang di anggukin oleh Lulu, Lulu segara naik ke belakang Aiden.
Lulu memeluk Aiden dari belakang tapi ada yang aneh, ketika Lulu memeluk Aiden pasti Aiden langsung memegang tangannya, tapi sudahlah mungkin saja itu hanya pikiran Lulu.
setelah beberapa menit akhirnya Aiden dan Lulu sampai di depan rumah Lulu, Lulu segera turun dari motor Aiden, Lulu meyeritkan dahinya saat Aiden tidak ikut turun dan juga tidak membuka helmnya hanya kaca helemnya yang Aiden buka.
"Aku pulang dulu yah." Ucap Aiden.
Sebisa mungkin Lulu menahan marahnya. "Nggak pamitan dulu dengan ibu?"
"Nggak, aku pulang dulu yah." Jawab Aiden singkat, baru ingin menjawabnya Aiden langsung menjalankan motornya.
"kenapa seperti ini sih." Ucap Lulu dengan marahnya.
☆☆☆☆
Satu bulan berlalu, Tera dan Aiden kini semakin dekat, tapi Tera dan Aiden tidak ingin memperlihatkan anak anak Merdeka Mandiri apalagi dengan Lulu dan anak Geovanor.
sekarang Tera duduk manis di kasur Aiden, menunggu Aiden membawakan Rujak buah kesukaan Tera.
"Makasih." Ucap Tera mengambil Rujak buah dari tangan Aiden.
"Kalau ada maunya baiknya minta ampun." Jawan Aiden.
Tera terseyum lucu menatap Aiden. "Kan gw emang selalu baik."
"Hallah...nggak usah ngadi ngadi lo, oke mulai sekarang ambil sendiri kalau lo mau sesuatu." Ucap Aiden
"Gitu aja ngambek." Jawab Tera.
"Siapa yang ngambek?" Tanya Aiden lagi.
Tera tertawa lepas saat melihat wajah menggemaskan milik Aiden. "Lo lah miska, masa gw."
"Lo, gw nggak pernah ngambek yah."
"Idih, terus yang ngambek sampai banting pintu siapa coba? kalau nggak di masakin sama gw." Tanya Tera membuat Aiden kesal.
"Lo yah."
"Apa mau apa?" Tanya Tera yang langsung tertawa lepas.
Aiden yang melihat itu seketika terdiam, Aiden sudah salah pernah membenci Tera, salah pernah berbicara kasar kepada Tera, dan sekarang semudah itukah Tera tertawa lepas hanya kerena hal sekecil ini.
Aiden benar benar sadar jika hanya dirinyalah yang bisa buat Tera tertawa sekencang ini, dan hanya dirinyalah yang bisa membuat Tera bahagia, tapi Aiden juga dengan mudahnya membuat Tera menangis ketika mengingat Tera bukan gadis yang mudah menangis.
Aiden manatap Tera dalam dan mengelus pipi tembem itu membuat Tera berhenti tertawa.
"Kenapa?" Tanya Tera.
"Kamu makan aja nggak usah ketawa, mulut lo bau jengkol." Jawaban itu membuat Aiden mendapatkan tinjuan maut dari Tera.
"Gw nggak pernah makan jengkol yah." Jawab Tera dengan keras.
"Pelan pelan ngomongnya." Ucap Aiden membuat Tera kembali tertawa diikuti oleh Aiden.
suara dering hp yang berulang kali berbunyi tidak di dengarkan oleh Aiden dan juga pesan singkat membuat orang yang menelfonnya sangat kesal.
Lulu membanting Handphonenya di atas kasur dan mondar mandir di depan ranjangnya sambil menatap karah Handphonenya berharap Aiden menelfonnya balik.
"Sekarang kak Aiden banyak berubah." Ucap Lulu.
"Ini bukan pikiranku saja, tapi benar kak Aiden sangat berubah, dulu kak Aiden selalu mengantar aku pulang kerumah tapi sekarang kak Aiden hanya memesankan aku takxi dan beralasan ada urusan dengan anak Geovanor lainnya dan kak Aiden nggak seromantis dulu."
Lulu terseyum saat mendapatkan ide baru, Lulu akan memancing emosi Tera lagi agar Tera menyakitinya dan aiden akan kembali seperti dulu membantunya dan menyakiti Tera.
suara ketukan pintu membuat Lulu sadar dari lamunannya, Lulu segar keluar dari kamarnya dan melihat Shinta.
"Ada apa bu?" Tanya Lulu.
"Segera makan sayang." Jawab Shinta yang di anggukin oleh Lulu.
Kini Lulu dan Shinta makan dengan tenang, satu terlintas di pikiran Shinta membuat Shinta terus bertanya tanya dalam hati.
"Kenapa Aiden nggak pernah kesini lagi?" Tanya Sinta tiba tiba membuat Lulu menatap ibunya.
"Belakangan ini kak Aiden banyak berubah." Jawab Lulu membuat Shinta menatap Lulu tidak percaya.
"Apa yang kamu lakukan?"
"Aku selalu memperlakukan kak Aiden dengan baik bu, tapi kak Aiden sendiri yang menghindar dan alasannya kak Aiden ada urusan. " Jawan Lulu.
"Ibu nggak mau tau, kamu harus mengambil hati Aiden lagi, kamu taukan Aiden adalah ATM berjalan kita."
"Iya ibu." Jawab Lulu, Lulu memutuskan kekamarnya terlebih dahulu Lulu tidak ingin ibunya mengoceh tidak jelas dan membuat Lulu semaki pusing.
Lulu segera membanting dirinya di kasur yang .

KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow for (TERA)
Novela Juveniljika menjadi Adinda Teraliya craisy seorang tokoh antagonis yang tidak pernah memiliki pelangi untuk terseyum apa yang akan kalian lakukan? Apa kalian juga ingin melakukan apa yang Tera lakukan? merebut paksa kebahagiaan orang lain? Tera sangat pos...