9.

22 3 0
                                    

sekali dua kali dan berkali kali Tera terlambat satu jam untuk mengikuti pelajaran pertama yaitu matematika, kini bukan bu Reni lagi yang mengajar melaikan guru baru membuat Tera terseyum.

Tera langsung masuk kedalam kelas tanpa memberi salam dan tanpa bersalah karena sudah terlambat satu jam, siswa siswi kelas XI MIPA 2 hanya bisa menatap Tera karena itu sudah hal biasa dan siapa juga yang berani menegur seorang Adinda Teraliya Craisy.

"Apakah kamu memiliki sopan santun?" Tanya ibu Ayu menatap tajam kearah Tera yang baru saja ingin duduk di kursinya.

Tera tidak memperdulikan ibu Ayu yang sedang marah marah tidak jelas
"Sudah ngomongnya?" Tanya Tera dingin membuat ibu ayu semakin geram.

"Kamu yah." Ucap ibu Ayu yang baru saja ingin melayangkan tamparannya.

Tera menaikkan ailisnya. "Jika anda menampar saya, saya pastikan detik ini juga anda kehilangan pekerjaan anda, dan tidak ada satupun yang akan menerima anda untuk bekerja di manapun."

Ibu ayu menurunkan tangannya dan menatap Tera remeh. "Cihhh. boca seperti kamu bisa apa?"

"Sudah kukatakan anda akan kehilangan pekerjaan anda." Ulang Tera.

Tera mengambil handphone dan menelfon seseorang  di sana.

"Hallo sayang." Ucap seseorang dari balik layar handphone Tera.

"Hallo mami Bulan Dirgahantara." Jawab Tera sambil menatap kearah Ayu, Ayu yang mendengar nama itu langsung ketakutan.

"Saya mohon jangan katakan apa apa dengan ibu Bulan." Ucap ibu Ayu memohon segitu mudahnyakah Tera membuat guru memohon kepadanya?

"Ada apa sayang."

"Apa Aiden sudah berangkat kesekolah?" Tanya Tera, sedangkan ibu ayu menarik nafas  legah.

☆☆☆☆

Lulu yang baru saja memesan makanan untuk dirinya dan Aiden di kagetkan ketika Aiden tiba tiba mengecup pipinya, kini Lulu terseyum menatap Aiden yang duduk di sampingnya.

"Aduh aduh.... dunia serasa milik berdua yang  lain ngontrak." Ucap Rio yang menatap arah lain.

"Sirik aja lo." Jawab Adit.

Rio menatap tajam kearah Adit. "Siapa yang sirik maemunah?"

"Lo lah, masa si Aska sama Gala." Jawab Adit, Aska dan Gala yang mendengar namanya di sebut menatap Adit tajam.

"Santai santai, becanda." Ucap Adit cepat, takutnya Aska dan Gala marah dan mencincang dirinya deperti daging.

"nggak jelas lo." Ucap Aska, sedangkan Gala melanjutkan memakan batagornya yang masih banyak.

Rio tertawa melihat wajah Adit. "Syukurin makanya jangan asal ngomong."

Lulu yang melihat itu hanya tertawa kecil, Lulu merasa sangat beruntung bisa menjadi pacar  ketua Geovanor di mana impian semua siswa siswi untuk menjadikan Aiden pacarnya termasuk Tera.

Sekarang tingkat kesadaran diri Lulu semakin rendah, Lulu tidak sadar kalau dirinya satu satunya siswi miskin di Merdeka Mandiri.

"kamu mau minum?" Tanya Aiden.

Lulu mengangguk dan terseyum. "Makasih sayangnya Lulu."

"Sama sama sayangnya Aiden."

Lulu terseyum dan menatap Aiden dalam, sungguh Lulu sangat beruntung bisa menikmati senyum indah itu, senyum yang di kejar kejar oleh para siswi.

"Eh Lulu mata lo kemasuki lalat." Ucap Rio saat melihat Lulu yang tak henti hetinya menatap Aiden yang sedang makan.

"Apa sih kak." Jawab Lulu.

"Rio mata lo kemasukin Kambing." Ucap Adit membuat Rio menatapnya tajam.

"Hallah, mata lo itu yang kurang kerjaan, liat dikit cewek cantik di pepet terus." Jawab Rio.

"Kak, aku ke kamar mandi dulu yah." Ucap Lulu.

"Mau aku anterin?" Tanya Aiden.

"Nggak usah kak." Jawab Lulu yang di anggukin oleh Aiden.

Lulu terus berjalan kekantin, karena jarak kantin dan kamar mandi tidak terlalu jauh membuat Lulu melihat Tera yang berjalan kearah kamar mandi dan segera Lulu menyusul Tera.

Lulu menunggu Tera di depan bilik kecil yang di pakai Tera, tak lama Tera pun keluar.

Tera yang melihat kedatangan Lulu dan berdiri di depan bilik yang di tempatinya sekarang itu, menatap Lulu aneh, apalagi bilik lainnya masih kosong.

"Ngapain lo berdiri di situ?" Tanya Tera dingin.

"Aku mau ngomong sama kak Tera." Jawab Lulu.

Tera mengangkat sudut bibirnya dan mengagkat alisnya. "Punya keberanian apa lo sampai sampai lo berani natap gw apalagi ngajak gw bicara."

"Jangan mentang mentang lo pacarnya Aiden, lo udah berani sama gw." Lanjut Tera dengan tatapan marahnya.

"Jangan pernah ganggu kak Aiden lagi kak, dan jangan pernah dekat dekat lagi dengan keluarga kak Aiden."

Tera menatap Lulu dengan mata berkaca kaca. "Apa sekarang lo juga mau ngerebut keluarga Aiden."

"Yah gitu sih kak, kalau perlu jangan panggil mami lagi ke maminya kak Aiden." Jawab Lulu yang merasa bangga saat melihat raut wajah sedih Tera.

"Lu, aku minta maaf, tapi..." Ucap Tera terpotong menatap Lulu yang sudah tingkat tinggi angkuhnya.

"Tapi apa kak?"

"Tapi emangnya lo siapa? cewek miskin kayak lo nggak pantas buat Aiden, gw peringatin lo kalau lo lupa, lo cuman ngandalin beasiswa lo di sekolah ini, dan lo satu satunya siswi miskin di Merdeka Mandiri." Ucap Tera yang menekan setiap ucapannya membuat Lulu mengepalkan tangannya tak terimah.

"Kenapa, nggak terima? tapi itukan kenyataanya, lo tau derajat pelacur lebih berharga dari pada lo." Lanjut Tera membuat Lulu semakin marah.

PLAKK...

"Jangan pernag ngehina aku kak, kak Tera benar benar keterlaluan yah, pantas aja kak Aiden nggak mau sama kakak." Jawab Lulu melihat Tera yang masih memegang pipinya.

Tera menarik kerah baju Lulu sangat kencang membuat kacing atasnya terlepas. "Berani lo yah nampar gw."

Plakk...

Brukk..

Dengan teganya Tera menampar Lulu dan mendorongnya sangat kencang hingga Lulu terbentur kelantai dan terjatuh.

Tera yang tidak ingin dapat drama lagi dari Lulu terhadap Aiden, Tera lebih memilih keluar dari kamar mandi dan meninggalkan Lulu yang masih duduk di atas lantai.

"Apa kak Tera tau apa yang aku lakuin?" Tanya Lulu pada dirinya sendiri, tapi sudahlah Lulu tidak ingin ambil pusing akan hal itu, jika Tera tau pasti Aiden tidak akan percaya itu.

Rainbow for (TERA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang