8.

20 3 0
                                    

motor sport milik Aiden memasuki kompleks rumah rumah sederhana, sekarang Aiden mengantarkan Lulu untuk pulang.

setelah sampai di depan rumah yang sangat sederhana, mungkin bagi Tera tempat itu tidak layak di tinggali, Lulu dan Aiden segera turun dari motor dan segera masuk kedalam rumah.

"Eh..anak ibu sudah pulang." Sambut Shinta ibu Lulu, Aiden yang baru menyusul Lulu untuk masuk kedalam rumah pun di sambut hangat oleh Shinta.

"Nak Aiden, silahkan masuk nak." Ucap Shinta yang di anggukin oleh Aiden.

semenjak Lulu berpacaran dengan Aiden itu membuat Shinta sangat bahagia sampai Shinta sudah berhalu tinggi menjadi besan konglomerat dan akan menjadi kaya raya.

"Ibu, Lulu ambil minum dulu yah." Pamit Lulu.

"Air mineral aja Lu." Ucap Aiden yang di anggikin oleh Lulu.

"Lihatlah Lulu, dia anak yang sangat baik dan rajin, ibu sangat bangga mempunyai anak seperti Lulu, Lulu yang lugu dan polos, dan sangat penyayang." Puji Shinta pada putrinya sendiri, Aiden hanya bisa terseyum.

"Dia sangat sopan bukan, Lulu sangat cocok buat nak Aiden." Lanjut Shinta saat melihat Lulu yang memberikan segelas air mineral kepada Aiden.

"Ibu." Tegur Lulu dengan malu.

"Jangan malu gitu dong sayang, Aiden kan calon suami kamu." Mendengar itu Lulu sangat malu di buatnya sedangkan Aiden hanya terseyum kecil.

"Oh yah tante, aku pulang dulu." Pamit Aiden.

"Iya nak, hati hati di jalan yah." Jawab Shinta yang di angguki Aiden, Aiden segera pergi dari kediaman Lulu.

"Lulu Lulu, Ibu bangga sama kamu bisa mendapatkan laki laki tampan dan kaya raya itu." Ucap Shinta saat Aiden tidak terlihat lagi.

"Ibu, Lulu janji akan mendapatkan kak Aiden sepenuhnya, dan kita tidak akan miskin lagi, Lulu lelah ibu hidup seperti ini." Jawab Lulu manja, Shinta mengusap punggung putrinya.

"Yang sabar yah, Ibu yakin kamu akan bisa bersama Aiden." Ucap Shinta.

"Tapi, Mami Aiden nggak suka Lulu." Ucap Lulu dengan manjanya.

"Yang pentingkan Aiden suka sama kamu, kalau perlu singkirkan maminya." Jawab Shinta membuat Lulu tertawa diikuti oleh Shinta.

☆☆☆☆

Tera yang sedang berbaring manja di kasurnya di kagetkan oleh Radit, Tera langsung menatap Radit dengan tatapan tajam.

"Bisa nggak ketuk pintu dulu. " Bentak Tera tak suka.

"Daddy kira kamu sudah tidur, dan deddy harus berangkat keluar negri lagi." Jawab Radit membuat Tera menarik nafas panjang.

"Terserah Daddy." Ucap Tera.

"Daddy pergi dulu yah, hati hati di rumah, kalau ada apa apa segera hubungi daddy." Pesan Radit.

"Hmmm." Tera hanya berdehem dan melanjutkan bermain hp.

Radit segera keluar dari kamar Tera, Tera menatap pintu yang sudah tertutup itu.

"Cepat pulang dad." Ucap Tera dalam hati.

Tera segera beranjak dari kasurnya dan bersiap siapa untuk kedapur untuk memasak makanan kesukaan Aiden.

Tera sangat suka memasak saat Tera dan Aiden masih kecil, dan sampai sekarang Tera masih suka memasak apalagi memasak makanan kesukaan Aiden, cowok yang ia cintai dari kecil.

dengan semangat Tera memotong daging ayam dan sayur sayuran, mengupas bawang dan lain lainnya.

satu jam berlalu akhirnya Sup ayam dan ayam bakar Tera pun jadi, Tera menghirup bau lezat dari hasil kerjanya itu, Tera yakin masakannya sangat lezat sebab dari kecil Tera memasak ini.

Tapi hanya makanan ini saja yang Tera tau, yang lainnya mungkin Tera akan belajar, tidak mungkinkan Tera memasak ini tiap hari untuk Aiden.

"Tunggu aku Aiden." Ucap Tera terseyum sambil melihat rantan yang berisikan Sup ayam dan ayam bakar.

☆☆☆☆

"Hai Aiden." Sapa Tera saat mendapatkan Aiden yang sedang bersantai di halaman belakang rumahnya.

Aiden menatap Tera dingin, "Mau apa lagi lo datang kesini?" Tanya Aiden.

Tera duduk di samping Aiden dan memberikan rantan itu kepada Aiden. "Nih buat lo, gw udah masakin makanan kesukaan lo."

Aiden manatap Rantan itu dan kembali menatap lurus kedepan. "Bawa aja pulang."

"Kok gitu, gw udah cape cape masakin lo." Jawab Tera.

Aiden menarik nafas panjang dan bersandar di sandaran sofa. "Gw nggak pernah minta lo buat masakin gw."

"Tapi gw ikhlas masakin lo." Jawab Tera dengan senyum kecilnya.

"Kalau lo nggak mau bawa pulang, buang aja." Ucap Aiden masih dengan nada dinginnya.

"Tapi..."

Prakkk...

Ucapan Tera terpotong ketika Aiden melempar makanan itu tepat di hadapan Tera, Tera sungguh sakit hati tapi sebisa mungkin Tera menutupinya.

Tera menatap Aiden tak percaya, ini kali pertama Aiden tidak menghargai hasil kerja kerasnya, dan itu semua gara gara Lulu pikir Tera.

Aiden berdiri dan menatap marah kearah Tera "Kalau gw bilang enggak yah enggak."

"Kalau gw bilang terima yah terima, jangan di banting." Jawab Tera tak mau kalah dan ikut berdiri menatap Aiden yang sedang menatapnya marah.

Tera menelan air liurnya susah paya  saat melihat Aiden marah dari jarak yang cukup dekat, Tapi kenapa sekarang Tera lebih suka Aiden yang pemarah, tapi Tera tidak suka Aiden membenci dirinya.

Tanpa menjawab apapun Aiden pergi dari sana dan meninggalkan Tera yang duduk sendiri di bangku panjang.

Tera menatap lurus kearah bunga bunga yang di tanam olehnya dan Aiden. "Sekarang lo beda bangat Aiden." Ucap Tera yang masih menatap bunga bunga indah itu.

dua tahun yang lalu Tera dan Aiden memutuskan membuat taman di halaman belakang rumah Aiden, tepat saat mereka lulus di Sekolah Menengah Pertama (SMP), Tujuannya sebagai kenangan saat mereka tua nanti.

Tera yang mengingat Lulu  mengepalkan tangannya, ini semua gara gara Lulu, karna Lulu sahabat sekaligus cowok yang Tera cintai membenci dirinya.

"Gw nggak akan pernah biarin lo bahagia Natasya Luvia." Ucap Tera mengepalkan tangannya dengan kuat.

Rainbow for (TERA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang