Bab 6

60 12 5
                                    


"kalau diingat-ingat kita tidak pernah bertukar kontak." Kata Eva sore itu saat mereka berada di studio dengan Eva yang mencoba menyelesaikan lukisannya dan Ten yang tidak melakukan apapun selain mengawasinya dari sofa, laki-laki itu sudah menyelesaikan lukisannya kemarin sementara Eva bahkan belum mengerjakan setengahnya.


"oh kau sekarang mencoba meminta nomorku?" godanya.


Decitan akibat gesekan antara kayu dan lantai granit memberitahu Eva kalau Ten baru saja bangkit dari duduknya. Dan wangi musk yang selalu masuk kedalam penciumannya setiap berdekatan dengan laki-laki itu membuat Eva menyadari kalau Ten kini sudah berada di belakangnya.


"aku tidak bilang aku ingin kontakmu." Eva merotasikan matanya.


Ten terkekeh. "be careful dengan warna yang kau pilih." Ia menyentuh bahu Eva yang hendak mencampurkan dua warna diatas paletnya.


"so what colour that I should use for this one?" dengan ujung kuasnya, Eva menunjuk pada kanvas yang sama sekali belum ia sentuh.


"in colours on the snowy linen land."


"putih kalau begitu." Eva menengok ke sekitar kakinya mencari cat warna putih. Eva menggerakkan tubuhnya ke belakang dan tanpa sengaja menabrak dada Ten.


"ya!"


Eva menoleh ke belakang dengan dahi berkerut ia mengangkat wajahnya menatap Ten. "kau sendiri yang menempat dirimu di belakangku."


Ten membalas Eva dengan memberikan perempuan itu ekspresi mengejek. Lalu tangan kanannya terjulur, memberikan botol kecil yang dicari oleh Eva. Sambil mengucapkan terima kasih Eva menerimanya dan menuangkan isinya keatas paletnya.


"aku baru menyadari sesuatu," kata Eva setelah beberapa saat. "kau senang sekali menggunakan kalimat yang sulit. Catch the breeze and the winter chills padahal kau bisa saja bilang kalau winter itu berangin dan dingin, dan barusan kau juga menggunakan kalimat in colour on the snowy linen land hanya untuk mengatakan warna putih."


"aku melakukannya dengan sengaja." Eva bergidik saat jari Ten memainkan rambutnya dan membuat jari laki-laki itu tanpa sengaja menyentuh sedikit kulit lehernya. "aku tahu kau akan mengerti."


"kau memandangku terlalu tinggi."


"aku hanya merasa, apapun itu kau akan mengerti diriku dengan baik."


Eva kembali menoleh ke belakang dan menatap Ten. Laki-laki itu membalas tatapan Eva sementara tangannya tetap disisi kepala perempuan itu memainkan rambut Eva, merapikannya ke belakang telinga.


"kita kehabisan warna kuning." Beritahu Eva.


Ten mengambil botol kecil dari tangan Eva, melihat ke dalam benda itu untuk memastikan perkataan perempuan. "sepertinya aku harus membeli yang baru."


Starry Night | Ten WayV ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang