Ten tersenyum saat melihat Eva berjalan menuju kearah mobilnya sambil memakai blazer berwarna broken white-nya. Setelah mengantar perempuan itu pulang, Ten langsung pergi dengan alasan perlu mengisi bahan bakar mobilnya dan akan datang lagi setelahnya. Ia juga meminta Eva untuk langsung bersiap-siap, laki-laki itu sama sekali tidak keberatan untuk menunggu Eva bersiap-siap. Tapi keduanya sudah bangun cukup telat pagi ini dengan Eva yang tertidur disamping Ten diatas ranjang laki-laki itu.
Selain mengenakan blazer dibagian luar, Eva mengenakan dress berwarna cokelat oren dengan tali kecil yang membentuk tubuhnya. Perempuan itu juga mengenakan make up ringan yang tidak begitu mencolok dan mewarnai bibirnya dengan lipstick berwarna nude. Eva sama sekali tidak tampil mencolok tapi tetap menarik.
"kau hanya perlu waktu setengah jam untuk bersiap-siap?" tanya Ten saat Eva membuka pintu mobil laki-laki itu dan langsung duduk kursi sampingnya.
"apa dandananku terlalu sederhana?"
Ten menggeleng pelan, "pakai sabuk pengamanmu kita pergi sekarang."
Eva melingkarkan tangannya pada Ten saat mereka berjalan dengan pelan mengelilingi galeri memerhatikan satu persatu lukisan yang terpajang disana, sesekali berhenti untuk memerhatikan lukisan tersebut dengan lebih jelas. Seperti sekarang, keduanya berhenti tepat didepan sebuah lukisan berwarna biru dengan titik-titik putih dan aliran cat berwarna putih yang berhenti ditengah kanvas.
Begitu keduanya sampai ditempat ini, tepat sebelum mereka memasuki gedung ini Ten menarik tangan Eva dan melingkarkannya pada lengan laki-laki itu. Eva tidak bertanya saat menyadari dinginnya telapak tangan Ten yang menarik tangannya. Sepertinya teman Ten pelukis yang cukup dikenal melihat banyaknya pengunjung yang datang. Perempuan itu hanya dapat membuat kesimpulan alasan Ten membiarkan Eva menggandengnya dan melanggar perempuan itu melepaskan gandengan mereka melalui bahasa tubuhnya adalah karena banyaknya orang yang ada disekitar mereka.
Dari luar tidak ada hal aneh yang terlihat dari Ten, tapi Eva yang meletakkan tangannya pada laki-laki itu dapat langsung menyadari ketika tubuh Ten mendadak menegang beberapa kali. Meskipun begitu Ten tetap menyapa dan mengobrol singkat pada beberapa orang yang menyapanya dan mengenalkan Eva sebagai teman kencannya pada mereka. Beberapa diantara mereka adalah teman yang laki-laki itu kenal dari ayahnya dan yang lain dari pekerjaannya sebelumnya.
Yang menarik perhatian Eva adalah ketika salah satu dari mereka bertanya kapan Ten menggelar pamerannya sendiri, selain sebagai penari sepertinya sudah ada beberapa orang yang mengenal Ten sebagai pelukis juga. Untuk pertanyaan itu, Ten hanya menjawab dengan gelengan pelan sambil melirik kearah Eva. Perempuan itu sama sekali tidak mengerti maksud dari lirikan Ten, jadi ia hanya membalasnya dengan senyuman.
"jadi menurutmu lukisan ini bercerita tentang apa?" Eva tersentak saat mendengar seseorang disisi kirinya bertanya seperti itu. Laki-laki itu tersenyum lalu mencondongkan tubuhnya ke depan lalu menoleh pada Ten. "Hai Ten."
"Va, ini Xu Minghao. Minghao ini Irene Alieva Suh." ujar Ten, Minghao memerhatikan Eva dengan pandangan menilai terutama pada tangan mereka yang bergandeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starry Night | Ten WayV ✔️
General Fiction"If anything happens, just remember i love you." But I could've told you, This world was never meant for one as beautiful as you Warning! - an AU - OOC - Slice of Life - angst - tragedy Start : 23/03/22 End : 15/05/23