Starry Night | Ten WayV ✔️

Bab 42

Eva berhenti di depan cermin dan memerhatikan bagaimana hoodie itu menutupi tubuhnya. Hoodie itu terlihat nyaman saat Ten mengenakannya selama ini, tapi hoodie yang sama terlihat terlalu longgar untuknya. Lalu pandangannya beralih pada benda-benda yang ada di depan cermin. Selain beberapa barangnya dan juga kotak yang berisikan barang dari Ten yang diberikan Tern, barang-barang milik Ten masih pada tempatnya. Beberapa produk pelembab dan pembersih wajah, minyak rambut dan parfume yang tidak tertutup dengan benar masih disana.

Eva menggapai botol pengharum itu, lalu memakainya dengan cara yang sama seperti bagaimana pemiliknya mengenakan parfume itu. Ini benar-benar konyol, ia ingat kalau dirinya pernah mengomentari Ten tentang bagaimana cara laki-laki itu mengenakan parfume, tapi sekarang ia mengikuti apa yang dilakukan laki-laki itu.

Eva meletakkannya kembali pada tempatnya. Ia lalu membuka kotak yang diberikan dan menarik keluar handphone Ten, membawa dirinya duduk di sisi ranjang lalu menyalakan benda pergi tersebut.

Hal yang pertama Eva buka adalah galerynya. Eva tidak berniat untuk melihat semua isi galery Ten setelah melihat jumlah foto dan video yang ada. Perempuan itu membulatkan matanya saat ia menyadari kalau ada photonya. Diphoto itu Eva terlihat berantakan dengan rambut dijepit asal dan penuh dengan cat minyak tapi perempuan itu tertawa. Eva ingat kalau ia memang bermain-main dengan Ten saat itu di studio tapi ia sama sekali tidak tahu laki-laki itu mengambil gambarnya.

Selain foto itu, ada beberapa photo lain disana. Eva tahu beberapa diantaranya karena ia menyadari saat Ten mengambil gambarnya, tapi yang lainnya adalah foto dirinya yang diambil oleh Ten tanpa sepengetahuannya. Satu kesamaan yang Eva sadari dari semua foto Eva yang ada di handphone Ten. Ten hanya menyimpan foto saat dirinya tertawa. "aku harap Ten juga mengingatku sebagai Eva yang selalu bahagia dan tertawa seperti ini." Gumannya.

Eva kemudian membaringkan tubuhnya diatas ranjang, memasukkan kakinya ke dalam selimat yang sudah terbentang rapi pada setengah kasur, lalu ia menariknya sampai menutupi perutnya.

Eva berbaring miring lalu kembali membuka handphone Ten. Ia mengerut dahinya karena sekarang benda persegi itu membuka pemutar audio. Hanya ada beberapa file disana dan diberi judul yang random. Itu jelas bukan lagu, karena Eva tahu baik dirinya dan Ten lebih senang menggunakan flatform resmi untuk mendengarkan lagu.

Eva memutuskan mendengar dua diantaranya. Ia dapat mendengar suara Tern pada rekaman pertama, mengucapkan selamat ulang tahun untuk Ten, dan Ten menyimpannya. Eva tersenyum menyadari manisnya hal itu.

File kedua berisikan rekaman percakapan Ten dan seseorang. Eva berniat mematikannya tapi kemudian ia mendengar suara Ten yang menyanyikan lagu yang selalu laki-laki itu senandungkan. Eva meletakkan Handphone Ten disampaing bantalnya, lalu berbalik.

Ia memandangi dinding di seberangnya, lalu pada sisi ranjang yang sekarang kosong. Selama ini, Eva tidak pernah bisa melihat langsung ke sisi dinding seberang sana dalam posisi sekarang, karena Ten akan berbaring di sisi lain ranjang yang tidak ia tempati. Jadi setiap kali Eva berbalik ia akan melihat Ten. Setidaknya itu yang terjadi sejak hari ini.

Eva mengangkat lengannya menyelipkannya dibawah kepalanya. Perempuan itu bernapas kuat baru menyadari kalau hoodie yang tengah ia kenapa kan sekarang memberikan aroma yang mirip dengan Ten. Mungkin aroma itu berasal dari Ten yang masih tertinggal atau dari parfume yang baru saja ia gunakan. Aroma yang tidak sama persis tapi cukup mirip. Rekaman dari handphone Ten masih terputar dan Eva memenuhi hidung dengan wangi dari Ten, ia lalu memejamkan matanya berharap kalau yang menyelimutinya bukan hanya hoodie laki-laki itu dan yang bersuara bukan rekaman tapi laki-laki itu sendiri.