Tepat setelah itu hujan benar-benar turun dalam bentuk tetesan kecil. Ten tidak mengatakan apapun tapi memutar stir membawa mobilnya berbelok ke arah timur. Tidak ada pembicaraan diantara keduanya. Eva sibuk memerhatikan bangunan-bangunan di sepanjang jalan yang tidak familiar untuknya sementara Ten fokus pada jalanan di depannya.
Sementara Eva masih sibuk memerhatikan pandangan yang mereka lewati. Ia bahkan tidak sadar kalau Ten sudah membentangkan sebelah tangannya ke depan badan Eva. Perempuan itu menyadarinya saat mobil yang mereka kendarai berguncang, tapi tangan Ten sudah terlebih dulu menahan tubuhnya. "sorry." Kata Ten sambil menarik tangannya dari depan dada Eva.
Eva tidak mengatakan apapun, karena mata perempuan itu dengan cepat fokus pada palang bercahaya di depan sana yang menunjukkan lokasi restoran cepat saji. "Ten! Ayo drive thru."
Persetujuan Ten ditunjukkan dengan laki-laki itu yang membawa mobilnya ke halaman parkir restoran tersebut. Halaman parkir restoran itu terlihat kosong, hanya ada tiga mobil yang terparkir selain mobilnya. Bukan hal yang mengherankan jika melihat volum hujan yang makin deras.
"drive thru-nya tidak bisa ya?" tanya Eva saat Ten menghentikan mobilnya di tempat parkir. Perempuan itu bergerak ke kanan kiri mencoba melihat layanan drive thru yang tertutup oleh salah satu mobil yang ada disana.
"kau disini saja, aku yang akan turun."
Eva mengerutkan dahinya, pasalnya jarak antara mobil mereka dan pintu masuk restoran tersebut cukup jauh. Dan ia yakin Ten akan basah kuyup meskipun laki-laki itu berlari kearah restoran tersebut. Tapi belum sempat ia menahan Ten, laki-laki itu sudah melompat turun dari mobil dan berlari menuju restoran tersebut. Ten bahkan tidak menunggu Eva menyerahkan uangnya dan menyebut pesanannya, laki-laki itu langsung pergi begitu saja.
Dari dalam mobil Eva mengikuti Ten yang berlari melintasi hujan dengan matanya. Dugaan perempuan itu tepat apa adanya, laki-laki itu sudah setengah basah saat ia sampai di depan pintu masuk restoran. Meskpun dari yang Eva lihat, ia tetap disambut dengan ramah oleh pelayan yang ada, tapi saat Ten kembali lagi ke mobil dia akan sudah mandi hujan.
Eva berniat mengirim pesan pada laki-laki itu untuk menyarankannya meminjam payung pada pelayan yang ada disana. Tapi celakanya Ten meninggalkan handphonenya di dalam mobil. Akhirnya perempuan itu hanya bisa menghela napas dan meletakkan kembali handphonenya ke dalam tas. Ia kembali memandang ke arah pintu restoran sambil merencanakan kalau setelah ia sampai di ruamh Ten, ia akan membiakan laki-laki itu mandi terlebih dahulu. Ia tidak bisa membiarkan laki-laki itu sakit karenanya, dan Ten sendiri punya kebiasaan lady first padanya. Ia tidak akan membiarkan laki-laki itu bersikap gentleman, tidak malam ini.
Ten keluar dari restoran tidak lama kemudian, laki-laki itu memeluk pesanannya di depan dada. Sambil mencondongkan tubuhnya ke epan mencoba melindungi makanan yang baru saja dibelinya, Ten berlari menuju ke arah mobil.
Eva memaki saat Ten berhenti didepan pintu disampingnya, bukannya langsung masuk ke dalam mobil melalui pintu lain. Perempuan itu dengan cepat membuka pintu mobilnya dan melemparkan makiannya pada Ten.
"kau gila?! Ini hujan."
Ten tertawa pelan, menyerahkan entah apa yang ia beli pada Eva yang langsung diterima perempuan itu dengan cepat. Ten masih berdiri disana, menunggu Eva meletakkan makanan mereka dengan benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starry Night | Ten WayV ✔️
Fiksi Umum"If anything happens, just remember i love you." But I could've told you, This world was never meant for one as beautiful as you Warning! - an AU - OOC - Slice of Life - angst - tragedy Start : 23/03/22 End : 15/05/23