Bab 27

35 11 0
                                    


Ten langsung melemparkan tubuhnya keatas sofa sementara Eva masih merapikan sisa makanan cepat saji yang baru saja mereka konsumsi. Perempuan itu memukul pelan kaki Ten yang naik kebagian punggung Sofa, bukan dengan tujuan untuk menyakiti laki-laki itu tetapi untuk meminta laki-laki itu menurunkan kakinya. "kau tidak boleh langsung berbaring setelah makan Ten!"


Laki-laki itu bangkit dari posisinya yang tengah berbaring dengan pelan, membuat Eva merotasikan matanya lalu menarik tangan laki-laki itu agar bergerak lebih cepat. Sambil menghela napas, Ten mebiarkan tubuhnya ditarik hingga duduk oleh Eva. "aku tidak punya energi lagi Va. Aku bertemu terlalu banyak manusia."


"kau hanya bertemu dengan Winwin hari ini." Koreksi perempuan itu.


"kau tahu bukan itu maksudku." Ujar Ten


"what an introvert," gumannya.


"dilarang saling menghakimi sesama Introvert?"


Eva menggeleng pelan sambil tersenyum mendengar perkataan Ten. "sok tahu sekali. Tahu dari mana aku introvert." Jawabnya yang direspon Ten dengan tawa kecil.


Ten tidak mengatakan apapun setelahnya dan hanya tertawa sambil menyadarkan tubuhnya pada sofa dan memejamkan matanya. Eva tidak melakukan apapun untuk mencegahnya, setelah mengajaknya berkencan kemudian menjemput Winwin dan mereka kembali ke rumah laki-laki itu, Eva tahu dengan jelas pasti melelahkan untuk laki-laki itu.


Eva kemudian berjalan menuju kamar Ten, menuju meja tempat dimana ia meletakkan make up dan skincare miliknya. Perempuan itu tidak menyadari sejak kapan dia mempunyai bagian sendiri di rumah laki-laki itu. Meja yang awalnya hanya berisikan pelembab, parfume dan beberapa barang milik Ten, kini setengahnya diisi oleh barang-barangnya. Kamar mandi yang awalnya hanya berisikan body care milik Ten entah sejak kapan juga terisi dengan hair care milik perempuan itu.


Mengabaikan pikirannya tentang bagaimana ia dan Ten sekarang sudah hampir seperti orang yang tinggal bersama, Eva mengambil beberapa botol dan tisu dari atas meja, perempuan itu juga mengambil beberapa barang milik Ten dan memeluknya dengan hati-hati didepan dada.


Saat Eva kembali ke ruang tengah, Ten maih tetap diposisinya tidak berpindah sedikitpun. Tanpa suara perempuan itu meletakkan barang yang ia bawa diatas meja dan duduk disamping Ten. Ia kemudian mengambil bando berbentuk telinga kelinci lalu mendekat kearah laki-laki itu. Dengan hati-hati ia menyelipkan ujung-ujung benda plastik yang telah dilapisi kain lembut itu diatas telinga Ten, kemudian mendorongnya pelan sampai benar-benar terpasang dikepala laki-laki itu dan menahan rambutnya agar tidak menyentuh wajah.


Ten sama sekali tidak membuka matanya meskipun kerutan didahi laki-laki itu terlihat jelas saat Eva mendorong bando tersebut ke kepalanya. Sementara Eva sekarang tidak bisa menahan tawanya saat melihat Ten yang sudah terpasang bando kelinci. Laki-laki itu terlihat sangat manis.


Sambil mencoba mengontrol tawanya, Eva menggapai salah satu wadah kecil yang ia bawa dan mengambil sedikit isinya. Pelan-pelan ia mengusapkannya pada pipi kiri Ten dengan gerakan memutur lalu berpindah ke pipi kanan laki-laki itu. Perempuan itu kemudian mengambil kapas dan mengusapnya pelan pada pipi Ten, membersihkan wajah laki-laki itu dari krim berbentuk balsem yang kini sudah berubah jadi minyak. Setelah selesai, Eva mengambil kkapas baru lalu mengambil botol berisikan cairan berwarna merah muda, menuangkannya sedikit untuk membasahi kapas tersebut sebelum akhirnya mengusapkannya dengan gerakkan memutar pada wajah Ten.

Starry Night | Ten WayV ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang