Hari ini Eva punya jadwal bertemu dengan dokter Han hari ini. Ia datang lebih cepat dari waktu janjian mereka. Eva melakukannya dengan sengaja, ia berharap dapat menyelesaikan sesinya lebih cepat sehingga ia dapat bertemu dengan Ten. Memikirkan dapat bertemu dengan Ten setelah ini membuatnya bersemangat. Sudah lebih dari seminggu mereka tidak bertemu karena Eva punya pekerjaan yang tidak bisa ia tinggalkan, ia bahkan harus menginap di rumah Daisy yang jaraknya lebih dekat dengan tempatnya bekerja dibandingkan dengan rumahnya.
Perempuan itu tidak mendapati bayangan Ten saat berjalan melewati studio. Eva bahkan menghentikan langkahnya untuk memastikan apakah Ten ada di studio atau tidak. Dinding yang hampir sebagian besar terbuat dari kaca transparan memudahkan Eva untuk dapat melihat isi dari studio tetapi matanya tidak menemukan sosok Ten. Eva melanjutkan langkahnya menuju tempat dokter Han tidak mau terlalu memikirkan fakta bahwa Ten yang tidak ada di studio, meskipun hati kecilnya sedikit tidak tenang. Tapi perempuan itu mencoba mengabaikan, dan memikirkan kemungkinan kalau Ten sekarang ada di rumah laki-laki itu, yang baru saja Eva lalui.
Eva mengerutkan dahinya melihat pintu rumah dimana ia biasa bertemu dengan dokter Han tertutup. Biasanya dokter akan selalu membiarkan pintu terbuka saat pertemuan mereka, jadi Eva bisa langsung masuk menemui wanita itu.
"dokter Han!" panggil perempuan itu. Ia menunggu beberapa saat sebelum menarik keluar handphonenya dan mengirimi dokter Han pesan.
Perempuan itu kemudian mendekat kearah pintu masuk dan bersiap untuk mengetuknya. Tapi belum sempat ia mengangkat tangannya, Eva menyadari kalau pintu itu tidak ditutup dengan rapat. "permisi, dokter Han." panggilnya lagi sambil mendorong pintu terbuka.
Pintu tersebut baru terbuka setengah saat perempuan itu mendengar suara benda pecah. Tanpa berpikir Eva masuk ke dalam rumah itu, takut kalau sesuatu terjadi pada dokter Han. Perempuan itu tidak sempat untuk merasa heran saat mendapati rumah yang biasa dikunjungi dalam sesinya bersama dokter Han ternyata lebih besar dari yang ia perkirakan.
Perempuan itu melewati ruangan dimana ia biasanya bicara dengan dokter Han berbelok ke arah kiri dan mendapati sebuah lorong memanjang dengan beberapa pintu berhadapan yang tertutup rapat. Eva menyadari selain pintu, terdapat juga jendela, yang seharusnya berada dibagian luar rumah tapi ini ada di dalam. Setiap ruangannya memiliki jendela dari kaca tetapi tidak dapat dibuka dan ditutupi dengan kain berwarna hitam.
Eva terus melangkah mencoba sambil tetap was-was, mengabaikan keanehan dari bangunan ini dan juga suara yang dari tadi sudah ia dengar tapi coba ia abaikan. Langkah Eva mendadak terhenti saat ia melewati sebuah jendela yang gordennya setengah terbuka. Tubuhnya mendadak gemetaran dan kakinya menjadi tidak stabil. Pandangan perempuan itu tidak bisa berpaling dari apa yang ia lihat dari jendala itu. Jeritan dan teriakkan memenuhi telingannya, tubuhnya tidak stabil ia mundur beberapa langkah sampai menabrak tembok di belakangnya. Saat perempuan itu mengangkat tangan untuk menutup mulutnya, ia baru menyadari kalau pipinya sudah basah dan suara tangisan memenuhi kepalanya.
Eva tidak pernah mau mengharapkan. Napas perempuan itu pendek-pendek dan pandangannya mengabur, ia tidak dapat menghentikan tangisannya ataupun perasaan menusuk di kepalanya. "Te...n.."
Tidak ada lagi yang ia ingat setelah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starry Night | Ten WayV ✔️
General Fiction"If anything happens, just remember i love you." But I could've told you, This world was never meant for one as beautiful as you Warning! - an AU - OOC - Slice of Life - angst - tragedy Start : 23/03/22 End : 15/05/23