Eva tidak mengecek jam saat ia dan Ten memutuskan untuk keluar malam ini. Ini hari Sabtu, seharusnya Eva menghabiskan akhir pekannya di rumah ibunya, bukan hal yang paling Eva senangi karena akhir pekannya hampir selalu berakhir dengan dirinya yang bertengkar dengan ibunya. Tapi sejak bertemu Ten, perempuan itu lebih sering menghabiskan akhir pekannya bersama laki-laki itu dibandingkan dengan ibunya, meskipun Eva harus tetap menginap di rumah ibunya pada hari kerja sebagai gantinya.
"ayo kita pergi ke bar!" ajak Ten
"huh?" Eva menatap Ten dengan pandangan bingung. Jika ingatannya tidak salah, laki-laki itu mengaku padanya kalau ia tidak begitu menyukai keramaian. Tapi sekarang Ten malah mengajaknya ke Bar. Laki-laki itu benar-benar membuatnya bingung sekarang. "bukannya kau tidak suka pada keramaian? Memang ada bar yang tidak banyak orang?"
Ten tertawa sambil membenarkan letak kacamata yang kini bertengker diatas hidungnya. "aku bercanda." Ujarnya, "kau punya ide kita harus kemana? Atau kita tinggal di rumah saja?"
"bagaimana kalau Night Drive saja? Kita bisa beli drive thru nanti ditengah jalan?"
Ten mengangguk sambil mengulurkan tangannya pada Eva. Perempuan itu menatap tangan Ten selama beberapa saat lalu tersenyum pada Ten dan menggapai tangan laki-laki dan membiar Ten menggandeng tangannya dengan erat sementara mereka berjalan menuju mobil Ten.
Ten melepaskan genggaman tangannya pada Eva saat mereka sampai didepan mobilnya. Setengah berlari Ten menuju pintu mobil dan membukanya kemudian menoleh pada Eva sambil tersenyum. Eva membalas senyum Ten, berjalan menuju laki-laki itu lalu menunduk sedikit saat hendak masuk ke dalam mobil. Eva sama sekali tidak menyadari kalau Ten meletakkan tangan beberapa centi diatas kepala untuk menjaga perempuan itu agar tidak terbentur saat masuk ke dalam mobil. "pasang sabuk penganmu." Katanya sebelum menutup pintu disamping Eva.
"kau kenapa tidak suka keramaian?"
Ten menoleh pada Eva kemudian tersenyum lalu kembali memfokuskan pandangannya ke depan. "bukan keramaian yang aku takutkan. Tapi orangnya."
"huh?" Eva mencoba memikirkan perkataan Ten lalu perempuan itu teringat sesuatu. "ah benar, saat kita membeli alat lukis waktu itu tidak ramai tapi kau ketakutan apa yang memicumu?"
"laki-laki di meja kasir." Jawab Ten pelan.
"kau mengenalnya?"
"aku akan memberitahumu lain kali." Kata Ten.
Eva hanya mengangguk tanpa melayangkan protes pada laki-laki itu. Setiap orang punya rahasia sendiri yang tidak bisa atau tidak ingin ia ceritakan, sama seperti dirinya, Ten dan juga semua orang di dunia ini juga begitu. Perempuan itu lalu melemparkan senyum penuh pengertian.
"mari kita bermain game!" ajak Ten sambil mencondongkan tubuhnya ke arah stir dan menyipitkan matanya, mencoba memfokuskan pandangannya pada jalan didepannya. "aku akan mengajukan pertanyaan padamu, kau harus menjawabnya dengan jujur dan tapi kau juga boleh menolak menjawab. Kita lakukan secara bergantian. Bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Starry Night | Ten WayV ✔️
General Fiction"If anything happens, just remember i love you." But I could've told you, This world was never meant for one as beautiful as you Warning! - an AU - OOC - Slice of Life - angst - tragedy Start : 23/03/22 End : 15/05/23