Epilog

85 12 4
                                    


Eva tersenyum sambil menutup bukunya. Matanya menyapukan pandangan pada orang-orang yang kini berkumpul di dekatnya. Beberapa dari mereka mengusap sudut matanya yang membuat perempuan itu tidak bisa menahan dirinya untuk merasa bangga karena bisa membuat yang menikmati karya ikut merasakan emosi yang ia rasakan saat menulisnya. Ia merilis bukunya hari ini, dan perempuan itu baru saja menyelesaikan sesi membaca potongan kecil dari bukunya. Dan ia dengan sengaja membaca bagian yang menurutnya paling menggugah hati.


"aku tidak perlu menyanyikan lagu Lewis Capaldi untuk membuat kalian menangiskan?" ujarnya dengan nada bercanda yang disambut dengan tawa ringan oleh pengunjung. "aku berterima kasih atas kunjungan kalian hari ini." Perempuan itu menatap lurus ke depan. Dibagian belakang, Tern sudah berdiri sambil tersenyum kearahnya didampingi oleh kedua orang tua gadis itu. Tapi bukan itu yang Eva lihat. Perempuan itu menatap kearah pintu keluar yang sudah ditutup dan ia dapat merasakan kalau ia menerima pandangan dan senyum penuh kebanggaan karena ia berdiri di tempatnya sekarang, meskipun tidak ada yang berdiri disana, tapi ia berharap laki-laki itu ada disana.


"hari ini tanggal 27 Februari seorang anak laki-laki berbakat yang sangat berharga lahir. Sementara dunia ini penuh dengan luka, dia tetap mencoba melihatnya semuanya sambil tertawa. Mereka bilang dia mencintaiku, karena itu dia melukiskan ini. I was Born for you." Eva menunjuk lukisan dirinya yang berada di sampingnya. Ini bukan pertama kalinya lukisan itu diperlihatkan ke publik. Minghao sudah pernah menunjukkan lukisan tersebut pada pemeran lukisannya saat di Eropa. "aku malu mengatakan ini, tapi model perempuan ini adalah aku."


"Dan aku..." lanjut Eva "Aku juga jatuh hati padanya dan menulis Hail : I burn for you untuknya. Ini mungkin terlihat aneh, perilisan buku dilakukan di pameran lukisan. Tapi aku benar-benar ingin melakukannya, aku tidak bisa melakukannya pada buku pertamaku karena satu hal. Jadi aku melakukannya sekarang. Dan seseorang bertanya apakah lukisan-lukisan ini dijual. Untuk hari ini tidak, aku bukan pemiliknya dan pelukisnya tidak bisa kita mintai pendapat. Tapi siapa yang tahu tahun depan salah satu lukisan disini sudah ada di rumah kalian. Sekali lagi terima kasih, aku harap kalian menikmati pamerannya dan jangan lupa baca bukunya." Kemudian Eva turun dari panggung kecil tempatnya berdiri membuat tulisan "Because I was born for you, I burn for you" yang sebelumnya terhalang dapat terbaca dengan sempurna.






Setelah menyalami beberapa orang dan mengucapkan terima kasih sebelum ia menarik dia. Ia berjalan menuju Tern yang kini tengah menatap salah satu lukisan disana. Lagu Ellie Goulding terputar pelan memenuhi ruang pameran.


"aku tidak tahu kalau dia masih ingatnya." Ujar Tern saat Eva sudah berdiri tepat di sampingnya. "kami pergi ke tempat ini saat kami masih kecil."


"dia selalu mengingatnya. Kau adiknya yang berharga."


Tern tersenyum kearah Eva. "kau gadisnya yang berharga." Eva tidak mengatakan apapun tapi ikut menatap lukisan di depannya sementara Tern mendadak berbalik menuju ibu dan ayahnya.


"Happy birthday... aku sudah tersenyum hari ini. Aku memenuhi janjiku." Kata Eva pelan pada lukisan di depannya.


Perempuan itu kemudian berbalik, menyapukan pandangannya keseluruh ruangan. Ia tersenyum kecil saat melihat punggung ibunya Tern bergetar karena menangis sementara telinga wanita itu terpasang earphone. Eva tidak perlu tahu lukisan apa yang sedang mereka lihta. Tidak banyak lukisan yang memiliki audio sebagai pelengkapnya dan yang sedang mereka lihat sekarang adalah salah satu dari sedikit lukisan yang mempunya audio.


They would not listen, they did not know how

Perhaps they'll listen now


Eva ingat audio dari lukisan itu adalah suara Ten yang menyanyikan potongan lagu Zevia. Karena ia yang memilih audio tersebut, dan ia mendapatkannya dari handphone milik Ten yang ia tinggalkan.


Perempuan itu kembali menyapukan pandangannya kesekeliling ruangan sekali lagi sebelum kembali pada Tern dan orang tuanya. Sudut mata perempuan itu basah tanpa bisa ia tahan. Di pandangannya sekarang tidak hanya mereka bertiga disana. Tapi Ten juga ada disana memeluk ibunya sambil tersenyum. Pandangan itu terlihat terlalu nyata. Ia bahkan dapat melihat bayangan Ten menoleh padanya sambil tersenyum dan mengatakan sesuatu padanya.


Eva ikut tersenyum walau air matanya terus mengalir, ia kemudian membuka mulutnya dan bersenandung pelan mengikuti lagu yang masih memenuhi ruangan tersebut.


But I could've told you, Tennie

This world was never meant for one as beautiful as you




- the end -



first of all... terima kasih untuk semua yang sudah mengikuti cerita ini dari awal (kalian menghabiskan satu tahun untuk menunggu cerita ini selesai) ataupun yang baru-baru saja bergabung kalian luarbiasa berharga. Aku mencintai kalian. Dan kalian adalah yang terbaik dari yang pernah ada.

aku minta maaf karena tidak bisa update sesering yang aku inginkan. aku benar-benar ingin update setiap minggu. Tapi aku benar-benar tidak bisa.
Dan aku juga minta maaf kalau cerita ini tidak seperti yang kalian harapkan.

Aku menghabiskan banyak waktu menyenangkan saat menulis cerita ini dan membaca komentar yang kalian tinggalkan.

aku tidak tahu harus mengatakan apa lagi selain terima kasih untuk semuanya dan jangan lupa untuk tetap mencintai Ten Lee >.<

see you next time. luv you. Bye-bye..


- Rin

Starry Night | Ten WayV ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang