Memasuki bulan November kesibukan Eva ditempat kerjanya bukannya berkurang melainkan jadi tambah banyak. Meskipun begitu, ia tetap menyempatkan untuk pergi ke studio untuk melukis bersama Ten atau hanya sekedar berbincang ringan dengan laki-laki itu.
Seperti sekarang, perempuan itu duduk diatas bangku kayu sambil menatap kanvas di depannya lalu beralih pada palet cat minyak di tangan kirinya, menimbang-nimbang warna apa yang harus ia gunakan selanjutnya.
Ten berada di tengah ruangan, menatap kearah lantai yang terhampar kanvas sudah dipenuhi beberapa goseran abstrak dibeberapa bagian. Tangan kiri laki-laki itu memegang sebuah kaleng kecil yang isinya tengah ia aduk dengan kuas berukuran besar menggunakan tangan kanannya.
Tidak ada pembicaraan diantara kedua, aroma cat minyak yang memenuhi studio tersebut sudah jadi bukti kebersamaan mereka. Sementara Ten tetap berkutat dengan kanvas besar dan lukisan bertema surealis miliknya, Eva memfokuskan perhatiannya pada gambar bungan violet yang mulai terbentuk di hadapannya.
Perempuan itu menghela napas berat dan membuat Ten mengalihkan perhatiannya pada punggung Eva. "apa yang harus aku lakukan?" tanya Eva tanpa menoleh kearah Ten.
Dari tempatnya berdiri sekarang, Ten dapat melihat sebagian besar lukisan yang telah dibuat Eva. "kau semakin ahli sekarang." Pujinya, "tambahkan saja kupu-kupu kecil berwarna kuning." Sarannya kemudian.
"kenapa kuning?"
Ten tersenyum kecil, "karena kuasmu menyentuh cat warna kuning barusan."
Eva menatap pada kuas di tangan kanannya, dan benar saja ujung dari kuasnya tanpa sengaja menyentuh cat berwarna kuning. Perempuan itu kemudian mengangguk pelan meski ia tidak yakin kalau Ten akan melihatnya. Sementara Ten tentu saja melihat itu semua, bahkan pandangan laki-laki itu masih tertuju pada Eva saat perempuan itu mulai melukis kupu-kupu diatas lukisan bunga violetnya.
"bagaimana pertemuanmu dengan dokter Han?" tanya Eva mengejutkan laki-laki itu. Dirinya memang memberitahu perempuan itu kalau beberapa hari yang lalu ia memiliki janji bertemu dengan dokter Han meskipun ia tidak memberitahukan apa yang ingin mereka bicarakan. Tapi memang seperti itulah pertemuan Ten dengan dokter Han, mereka tidak pernah merencanakan pertemuan atau pembicaraan apa yang akan mereka lakukan. Mereka hanya akan melakukannya, berbicara.
"bagaimana denganmu?" Ten dengan sengaja melemparkan kembali pertanyaan itu pada Eva karena ia sama sekali tidak ingin membicarakan pertemuannya dengan dokter Han pada perempuan itu.
"aku memberitahunya keinginanku untuk berhenti bekerja." Jawab Eva pelan.
"apa kau sudah memberitahu Daisy?"
Eva menghentikan gerakkan tangannya yang sedang menoles kanvas dihadapannya. Pertanyaan Ten menyadarkannya kalau ia sama sekali belum mengatakan apapun pada Daisy. Bukan karena ia tidak bertemu dengan teman perempuannya itu. Pada kenyataannya mereka bertemu setiap hari, mereka bekerja ditempat yang sama bahkan dibagian yang sama. Eva tahu ia harus mengatakan rencananya pada Daisy ia tahu sejak awal tentang hal itu. Hanya saja, ia tidak bisa membawa dirinya untuk membahas hal itu pada perempuan yang selalu ia anggap sebagai sahabat baiknya. Eva takut melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starry Night | Ten WayV ✔️
General Fiction"If anything happens, just remember i love you." But I could've told you, This world was never meant for one as beautiful as you Warning! - an AU - OOC - Slice of Life - angst - tragedy Start : 23/03/22 End : 15/05/23