Is This a Plan?

275 47 7
                                    

Dave mengayunkan pedangnya begitu kencang. Amarahnya benar-benar memuncak. Dan ia butuh pelampiasan.

"Apa dia belum tahu kalau dia anak selir?"

SRAT

"Belum. Namun dia tetap memaksa."

SRAT

Api muncul pada pedangnya. Dave benar-benar dikuasai oleh amarahnya. Tak terbendung hingga kekuatannya muncul dengan sendirinya.

Kemudian ia banting kasar benda tajam itu ke tanah. Semuanya bak sia-sia.

'Aku hanya anak selir? Apa benar?' batin Dave frustasi.

Dia baru tahu selama ini ibunya hanya selir dari Raja Thrimson. Kesal, mengapa semua orang menyembunyikan faktanya. Dave kecewa.

"KAK DAVE!"

Suara panggilan seseorang dari belakang mengalihkan fokusnya yang hendak mengangkat pedangnya kembali.

Mungkin orang itu satu-satunya yang tidak takut dengannya disaat Dave marah. Walaupun mata oranye Dave masih terpampang jelas, Virgo terus berjalan santai ke arahnya.

"Masih marah?" tanya Virgo.

Virgo adalah adik kandung Dave. Pantaslah dia tidak takut sama sekali pada kakaknya.

"Sudah kubilang jangan pernah baca pikiranku! Kau punya otak sendiri, kan? Baca saja otakmu sendiri!" ketus Dave.

"Aku tak ingin basa-basi di sini. Kau ingin jadi penerus kerajaan, kan?"

Pertanyaan Virgo membuat Dave bergelut dengan pikirannya sendiri. Ambisinya untuk menjadi penerus kerajaan sangat besar.

"Bunuh anak kandungnya!"

•••

Ares terus mencoba hal yang dirasa mustahil ia lakukan yaitu memunculkan es kembali. Semua percobaannya sia-sia. Nyatanya tak ada satupun es yang muncul dari tangannya.

"Sialll! Bagaimana tadi aku melakukannya?" ucapnya frustasi sambil mengacak-acak rambutnya. Padahal Ares sudah senang. Itu membuktikan jika dirinya bukan manusia biasa.

Bahkan beberapa helai rambut depannya tadi berubah menjadi putih, namun sekarang kembali lagi menjadi hitam.

Karena tak mau lama-lama membuang waktu, akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya kabur dari Canopus.

'Tadi itu suara siapa, yang membuatku kacau?' batinnya sambil terus berjalan lurus.

Dia terus berjalan sambil melamunkan kejadian tadi membuatnya tak fokus pada keadaan sekitar yang sedang memantaunya.

GREP

"ARGH! HEH! LEPAS! LEPAS DARI KEPALAKU CEPAT!"

Sedari tadi dia tak sadar jika dia sudah memasuki wilayah para makhluk kerdil. Sebut saja para 'hobbit'.

Seekor hobbit mengikutinya dari tadi di atas pohon lalu menjatuhkan dirinya tepat di atas kepala Ares.

"Penyusup!" Sambil terus menggerayangi kepala Ares.

Walaupun Ares tak memiliki kekuatan apa-apa, tubuhnya jauh lebih kuat hanya untuk membanting makhluk kerdil yang suka menjarah permata ini.

Dengan cepat Ares membalik tubuhnya dan mencekik hobbit itu.

"AKU TIDAK PUNYA BENDA BERHARGA JADI JANGAN MENYERANGKU!" tegas Ares.

Karena kasihan dengan hobbit yang hampir kehilangan napas itu, ia melepaskan tangannya dari leher makhluk itu.

Ares merogoh sakunya. Nampaknya masih ada tujuh koin disana. Ia langsung melemparkan satu koin ke arah hobbit tersebut.

Hobbit tersebut langsung pergi membawa uang koin itu. Pun tanpa terima kasih kembali.

Ares melanjutkan perjalanannya. Sejauh yang ia temui hanya hutan dengan pohon-pohon lebat dengan vegetasi tertutup di sekelilingnya.

"Apa benar, jika tidak ada jalan keluar?" monolognya hampir putus asa.

Dia pun memutuskan untuk rehat sebentar di bawah salah satu pohon rindang di hutan ini.

Namun dia tidak tahu bahwa semenjak tadi serigala bermata besar terus mengawasinya dari balik semak-semak.

[dh. tck agy strs, jd si jaket sj yg merealisasikan y weaboe y.]

ETHAN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang