Revealed

176 48 6
                                    

Ares melepas benda itu kembali. Netranya mengamati seksama sebuah kalung berbalut emas putih miliknya. Berlian berwarna biru di tengahnya menambah kesan elegan walau berukuran kecil.

Ares tahu betul kalung itu darimana asalnya. Persis dimimpinya, kalung tersebut dipakai oleh Ethan.

"Sebenarnya ada banyak hal yang ingin kutanyakan padamu," ujar Ares.

"Harusnya aku bukan?" jawab Stephen.

"Kita berdua sama-sama memiliki berbagai pertanyaan, apa dalam benakmu?" lanjutnya.

Suara dentingan suara alat makan terus beradu di telinga mereka. Keduanya sama-sama terdiam sejenak hingga Ares benar-benar membuka suara.

"Aku teringat, ada seorang pemuda bilang ada jalan keluar dari Canopus yang hanya orang kerajaan tahu, dan kau bilang tak ada. Sebenarnya mana yang benar?"

"Ashh, iya itu—" Jawab Stephen sambil terus mengunyah makanannya. Lalu ia berhenti dan melanjutkan perkataannya.

"Maaf aku hampir lupa hehe. Jalan keluarnya memang ada," imbuhnya.

"Apa kau bisa memberitahuku? Sekarang!" pinta Ares.

"Namun sayangnya aku tak tahu. Tapi, jangan kecewa, akan kuantar kau ke kediaman ayahku. Dia mungkin tahu."

Dan bertambah lagi pertanyaan di otak Ares. Apa hubungannya dengan para petinggi Canopus? Namun yang saat ini harus dilakukannya adalah bersiap-siap ke sana.

•••

Tok Tok

Seseorang keluar dari dalam rumah tua yang besar. Ya, itu ayah Stephen.  Tuan Steve.

"Stephen?" Ia lantas memberi pelukan pada sang anak sekilas.

"Ayah, ada yang ingin bertemu dengan ayah." Stephen langsung menunjuk ke arah Ares yang tak jauh dari belakangnya.

Tuan Steve mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam. Rumahnya berbau klasik kuno. Sangat tua, namun terawat.

"Saya ingin mengetahui sesuatu tentang kalung ini," ucap Ares sembari menyodorkan kalung miliknya.

"Bukankah kau ingin tahu jalan keluar Canopus? Mengapa bertanya tentang kalung?" sela Stephen.

"Sebenarnya 2 tujuan," kata Ares dengan dua jemarinya membentuk peace pose.

Tuan Steve mengamati kalung tersebut. Ada perasaan deja vu dalam dirinya. Sepertinya ia mengenali kalung ini sekarang. Ia terkejut mengapa Ares bisa mendapat kalung ini.

"Kau ... kau dapat darimana benda ini? Apa dia pencuri?" tuduh Tuan Steve dengan nada bicara yang meninggi. Ia langsung bangkit dari duduknya.

"Ayah ... tenanglah, dia bukan orang jahat," ucap Stephen.

"Aku sudah memakainya dari lahir. Ibuku bilang seperti itu. Jadi aku tak mencurinya. Dugaan anda tak benar," jelas Ares.

"Boleh ku tahu siapa nama ibumu?"

"He-hermion. Namun, dia bilang dia bukan ibu kandungku."

Seisi ruangan terdiam. Tak ada yang membuka suara. Tuan Steve bungkam. Pernyataan Ares tadi membuat dia semakin terkejut.

"Pangeran?" tanya Tuan Steve.

Tuan Steve langsung berdiri kembali dari tempat duduknya dan mendekati Ares. Ia langsung memeluk Ares erat.

"Tu-tuan? Apa maksudnya?"

"Pangeran kecil Canopus. Dan hanya dia satu-satunya, telah kembali. Terima kasih, Tuhan."

Tuan Steve melepas pelukannya dan langsung menyuruh Ares berdiri. Ares masih dibuat bingung dengan ayah Stephen ini.

"Tolong, tolong, jangan pergi dari Canopus. Ayo, akan kubantu kau untuk dapatkan ingatan kecilmu kembali, pangeran."


[Enaqnych sahur pke affch yach nantie??]

ETHAN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang