Interrogate

155 39 4
                                    

Derap langkah kuda melesat dengan cepat bersama Dave si penunggang di atasnya. Kuda miliknya mengikuti kuda milik Virgo yang lebih dulu melesat tak jauh di depan sana.

"VIRGO! APA KAU YAKIN DIA BISA MERAMAL?"

"KAKAK IKUTI SAJA AKU!" balas Virgo setengah berteriak sambil mengendarai kudanya.

Beberapa menit berlalu. Kini mereka sampai pada wilayah hutan para werewolf.

"SEMUANYA TURUN!" titahnya pada pasukannya.

Dave pun ikut turun dari kudanya. Ia heran mengapa Virgo malah membawanya ke hutan, harusnya mereka sekarang ada di rumah sang peramal.

"Kak, kita jalan kaki saja. Kurasa sudah dekat," ucap Virgo.

"Haha, baiklah. Kau tahu? Ini rencana tergila yang pernah kulakukan. Aku akan sangat berutang budi padamu, Virgo."

Mereka tidak ingin basa-basi terus. Dave dan yang lainnya segera bergegas dari sana. Tujuannya sekarang satu. Mencari sang putra mahkota.

Tanaman semak belukar di sini tak begitu tinggi sehingga memudahkan mereka untuk melanjutkan perjalanan.

"Inikah rumahnya?" tanya Dave sambil menunjuk ke sebuah rumah besar yang terkesan kuno.

Virgo mengangguk. Namun dirinya juga tak begitu yakin. Keadaan di rumah ini sangat sepi. Terlihat dari halaman depannya nampak tak terawat. Tak ada seorangpun yang terlihat.

Virgo mencoba membuka gerbangnya. Tak dikunci, rumah ini seperti ditinggal pemiliknya begitu saja.

Virgo segera menjajahkan kakinya masuk ke dalam. Ia mencoba mengetuk pintu kayu besar berharap ada seseorang di dalam yang akan membukanya.

Sepuluh menit berlalu, namun seakan ini seperti terasa sepuluh bulan berlalu tak ada yang menyahut dari dalam.

"STEVE! KELUARLAH!" ucapnya dengan nada tinggi.

"Virgo, jika kau hanya main-main, pedangku tak segan masuk ke dalam tubuhmu," ucap Dave penuh penekanan.

CEKLEK

Seorang lelaki tua membukakan pintu tersebut. Itu Tuan Steve. Tatapan pria paruh baya tersebut menatap tajam Dave, Virgo, dan beberapa prajurit di belakang.

Seakan ia tak ingin menerima kehadiran mereka, Tuan Steve kembali menutup pintunya. Namun Dave terlebih dahulu menahannya.

"Kami hanya ingin berkunjung, Tuan Steve," ucap Dave dengan senyum liciknya.

"Ada perlu apa kalian ke mari?"

"Bukan apa-apa," ucap Virgo sambil bersedekap dada.

"Kami hanya ingin mengajukan beberapa pertanyaan padamu, sang penasihat," imbuh Virgo.

"Aku bukan penasihat raja gila itu lagi!" elak Tuan Steve.

"Oh ... ayolah, kau tahu dimana si Ethan bukan?" ucap Dave mengintrogasi.

Tuan Steve mendorong Dave yang mendekat ke arahnya sambil akan mengeluarkan perangnya. Kini ia terpaksa merubah wujudnya menjadi werewolf.

Kini ia bukan lagi manusia. Serigala besar dengan mata birunya yang tajam tersebut siap menerkam siapa saja yang ada dihadapannya. Termasuk mereka.

Para prajurit tersebut maju paling depan berusaha melindungi Dave dan Virgo. Namun tak butuh waktu lama, satu persatu dari mereka tumbang.

Pandangan serigala tersebut tertuju pada Virgo yang berlindung di balik batu besar.

Serigala tersebut langsung meloncat dari atas batu dan hendak menyerang mangsanya.

JLEB

Namun sepertinya makhluk tersebut kalah cepat dengan pergerakan Dave.

Dave yang sedari tadi berada di atas sebuah pohon, melompat tepat ke arah tubuh serigala tersebut. Ia keluarkan pedangnya beserta api yang ada di dalamnya.

Dalam waktu singkat pedang milik Dave menghunus jantung serigala itu tepat dari belakang.

Serigala tersebut langsung tumbang tak mampu bergerak kembali. Kini makhluk itu berubah kembali menjadi Tuan Steve yang keadaannya sangat memprihatinkan.

Dave langsung mencabut kembali pedangnya. Ia memandang pedangnya yang berlumuran darah.

Ini adalah bagian kesukaannya, dimana ia bisa mencicipi cairan kental berwarna merah itu pada pedangnya.

"Kak, dia kabur. Tadi dia sempat di rumah itu," ucap Virgo yang baru selesai membaca pikiran Tuan Steve yang sedang sekarat.

"SIALAN!" umpat Dave.

"Aku harus cari dia. Aku harus membunuhnya!" Dave kepalang emosi.

Dave langsung meninggalkan tempat tersebut disusul dengan Virgo di belakangnya.

Hari ini sepertinya sia-sia saja bagi Dave. Ia tak dapat menemukan Ethan. Bahkan sampai sekarang saja ia belum tahu rupa dari orang yang dia incar.

"Tuhan, jaga mereka." Sebagai ucapan terakhir yang keluar dari mulut Tuan Steve.

[Dan itulah backstabber kita, Jake aka Dave]

ETHAN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang