Re-Load

165 46 6
                                    

"Dulu aku penasihat utam," ucap Tuan Steve membuka obrolan.

Kini mereka bertiga berada dalam kamar milik Tuan Steve. Orang itu mengusap telapak tangan Ares pelan.

"Ayah tak pernah bercerita kepadaku?" ucap Stephen.

"Dulu bukan waktu yang tepat dan nanti kau akan mengetahuinya," jelas Tuan Steve.

"Lalu mengapa ayah berhenti?"

Tuan Steve kembali memutar ingatan lamanya disaat-saat akhir ia berada di Kerajaan Canopus.

"Raja ... dia mengusirku."

"Nak, bisa kau tinggalkan kami berdua sebentar?" imbuh Tuan Steve. Ia harus mengembalikan ingatan Ares sekarang.

Stephen hanya berdehem pasrah kemudian meninggalkan mereka berdua. Tak lupa Tuan Steve menutup pintu kamarnya rapat-rapat.

"Genggam batu ini dan pakai kalungmu!" titah Tuan Steve yang langsung disetujui Ares.

"Jangan pikirkan apapun dan pejamkan matamu."

Sementara tangan kanannya memegang sebuah batu berwarna merah, tangan kirinya kini digenggam oleh Tuan Steve.

Beliau mulai merapalkan sebuah kalimat yang Ares tak mengerti bahasa apa itu.

"Sekarang buka matamu."

DEG

Area kerajaan? Apakah Ares bermimpi? Apa dia tak sadarkan diri?

Sekarang ia bingung mengapa ia bisa masuk dalam area Kerajaan Canopus. Entah dibagian mana ini, namun sepertinya berada di taman belakang. Pohon-pohon disini cukup rindang. Namun, tujuannya bukan mengamati pohon.

"Ares? Kau di sana? Ini Steve. Aku membuatmu keluar dari raga. Ikuti selalu semua perintahku dan jangan melewati batas."

Suara Tuan Steve kemudian menghilang begitu saja. Ares berpikir, apakah sekarang dia menjadi roh yang berjalan-jalan? Sejujurnya ia gelisah waktu mengetahui terpisah dari tubuhnya, namun ia tepis semua itu.

DRAP DRAP

Itu suara beberapa prajurit yang menjalankan latihan. Ares tak sempat sembunyi namun anehnya prajurit-prajurit tersebut seakan tak melihat Ares ada di sana. Hebat.

"Ares, waktunya tak lama, segera menuju kamar anak itu."

Suara Tuan Steve kembali terdengar. Ia harus cepat-cepat sampai ke kamar anak itu. Ia yakin maksud Tuan Steve tentang 'anak itu' yaitu Ethan.

Ia menjelajahi seluruh lorong. Ternyata dalam istana sangat luas. Sebenarnya ia sedikit bingung dengan letak kamarnya. Namun setidaknya Ares tahu betul motif pintu kamar anak itu.

PRANG

"KAU BENAR-BENAR PEREMPUAN TIDAK BERGUNA!"

PLAK!

ETHAN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang