"HENTIKAN!"
BUGH
Stephen mendorong tubuh Ethan dan menjatuhkannya dengan kasar ke tanah. Tentunya Ethan langsung tersadar akan perbuatannya tadi.
"Kau ini kenapa?" ujar Stephen sambil menggoyangkan bahu Ethan.
"Hah ... aku tidak tahu. ada yang ...." Ethan tak melanjutkan ucapannya lagi karena kebingungan.
Bekas gigitan vampir tadi masih mengalirkan darah segarnya. Namun Ethan tak peduli. Pikirannya sekarang menuju kepada sesuatu yang ingin mengendalikannya tadi.
Dia hampir saja membunuh vampir itu. Namun, dirinya mengelak karena ia melakukannya tanpa sadar.
"Sudah, jangan pikirkan aku. Ayo obati dirimu dulu," ajak Ethan yang ikut ngilu melihat luka Stephen, padahal dirinya sendiri juga terluka.
Namun kejadian tadi memunculkan ide cemerlang Stephen. Ya, memanfaatkan vampir yang hampir membunuh mereka tadi.
"Kau?" ucap Stephen mengarah pada vampir tersebut.
Lantas yang dipanggil hanya diam menatap tajam. Sepertinya makhluk tersebut masih kesal karena tidak berhasil memakan Ethan.
"Mau hidup?" imbuh Stephen.
Vampir tersebut masih diam. Aura dinginnya masih melekat. Sama sekali tak ada rasa takut pada dirinya meskipun hampir diajal Ethan.
"Kenapa diam? Kau tak ingin Kak Ethan mengamuk lagi kan? Jadi lebih baik kau bantu kami."
Mendengar penuturan Stephen, vampir tersebut langsung berdiri dan jujur saja baru kali ini Stephen melihat vampir dengan wajah kagetnya.
Vampir itu hendak mendekat pada mereka berdua. Senyum kemenangan terukir jelas pada wajah Stephen. Ia merasa jagoan sekarang.
"Berhenti! Jangan mendekat!" titah Ethan.
"Tidak. Aku hanya ingin bertanya, apa kau benar Ethan?" tanya vampir tersebut. Suaranya memelan dan berhati-hati. Aura dinginnya perlahan menghilang.
"Jika iya mengapa?"
"Aku ... aku percaya. Lukamu juga perlahan memudar," ucap vampir itu sambil menunjuk ke arah leher Ethan.
Benar saja. Tak ada darah yang mengalir lagi dan hanya tersisa sedikit bekas luka. Stephen yang berada di hadapannya pun memandang tak percaya.
"Aku akan mengantarmu ke ibumu."
"Ibuku? Victoria maksudmu?"
Vampir itu hanya mengangguk. Tentu saja mereka berdua kaget secara mereka sudah tahu jika Ratu Victoria telah mati terbunuh.
"Aku bersedia membantumu, karena kau pangeran," ucapnya dengan pandangan tak suka terhadap Stephen. Apalagi Stephen seorang werewolf yang notabenenya musuh besar makhluk berdarah dingin tersebut.
Stephen hanya mendecih pelan. Ia sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Sepertinya ia harus hati-hati terhadap makhluk satu ini.
Namun tiba-tiba makhluk tersebut mengulurkan tangannya pada Ethan lalu menjabatnya. Baru pertama kali ini Ethan merasakan betapa dinginnya kulit mayat hidup ini. Namun, sepertinya kulit dinginnya sekarang sudah tak sepadan dengan auranya yang menghangat. Ya, itu semua karena Ethan adalah orang penting menurutnya.
"Aku Charl, salam kenal."
[Gj¿wgwg]

KAMU SEDANG MEMBACA
ETHAN [✓]
Fantasy[DO NOT COPY!] [E-THEREALVERSE]¹ -the past side- Tentang dunia immortal yang selalu dianggap omong kosong belaka, dan tentang Ares yang hidup di dalamnya mencari jati dirinya.