Die

161 35 9
                                    

Untuk sejenak, Dave kembali mengambil pedangnya yang juga sudah menjadi merah panas karena mengikuti aliran emosi si pemilik sebelum Virgo bilang, "Kak, itu Ethan."

Senyumnya merekah, Dave mengurungkan niatnya untuk menghabisi Ethan. Ia sangat ingin bermain-main terlebih dahulu sebelum membunuh saudara tirinya tersebut.

Dave maju. Ia memberi salam hangat layaknya mereka sudah pernah akrab sebelumnya.

"Hei, ternyata kau. Aku Pangeran Dave, yang akan membebaskanmu dari derita dunia ini," ucap Dave enteng sambil mengulurkan tangannya berniat menjabatnya.

Namun Ethan tetap diam. Mata birunya menatap tajam Dave tanpa rasa takut. Agak lama sampai ia membuka suara, "Anak selir, ya?"

Dave kaget. Harga dirinya runtuh seketika karena perkataan Ethan. Raut mukanya berubah masam. Dari dalam ia marah dan mengumpati Ethan.

Agaknya Ethan sedikit lega mengatakan hal itu, walaupun ia tahu jika itu sedikit lancang. Tapi tidak apa-apa, toh juga Dave lebih muda dan hanya sebatas adik tiri.

"Andai diriku seratus persennya ambisius akan semua niat yang ingin kujalankan, pasti aku sudah meneguk darahmu sekarang," ucap Dave dengan senyum remehnya.

Ethan hanya melemparkan senyum santainya. Dave ini sangat mengulur waktu, ya, batinnya.

"Iya, kau berhak. Tapi sayang, kau anak selir. Jadi tidak berhak," ucap Ethan dengan sedikit terkekeh di akhir perkataannya.

SRAT

Dave mengeluarkan senjatanya kembali. Ia sangat murka sekarang. Tak lagi-lagi dia bermain-main seperti tadi.

"Satu melawan satu, Dave."

Namun Dave tak menghiraukan perkataan Ethan. Sekarang ia kembali pada tujuan yang sebenarnya. Membunuh putra mahkota.

Dave terus mengayunkan kasar pedangnya. Pandangannya selalu tertuju pada leher Ethan. Ingin sekali ia putus urat nadi yang ada di dalamnya.

Sementara Ethan terus mengelak. Ia nampaknya kesusahan menghadapi amukan orang ini.

JLEB

Pedang Dave dengan cepat menusuk perut lawannya mengenai tepat ulu hatinya. Dave tersenyum bangga dan mencabut pedangnya. Namun aneh, tak ada bekas darah disana.

Namun, tiba-tiba Ethan sudah ada di belakangnya. Ia langsung memegang erat leher Dave.

Dave menjingkat tak tahan terhadap rasa panas yang diberikan Ethan. Bahkan ini lebih panas dari api yang dimilikinya.

Ia tumbang. Tak sadarkan diri. Terlihat jelas luka bakar di lehernya. Namun ia tidak mati. Ethan tak mungkin sekejam itu.

Ia kemudian menggunakan kesempatannya untuk melepaskan ikatan tali Victoria di sebuah kursi kayu.

Hal itu mengalihkan perhatian Virgo. Ini saat-saat yang ditunggu Stephen sejak tadi. Diam-diam ia mengendap-endap ke depan untuk melepaskan Tuan Cristian dan Charl.

Ikatannya berhasil terbuka. Ia ikut nyeri melihat pergelangan tangan mereka yang tertusuk banyak duri besar.

Charl berusaha untuk segera bangkit. Ia tak pedulikan ayahnya yang masih tak sadarkan diri. Ia melihat Virgo yang nampaknya sedang lengah. Dengan cepat ia memojokkan Virgo dan membenturkan kepalanya. Ia tak menyiakan kesempatan untuk menggigit leher belakang Virgo.

Namun baru saja taringnya menempel di tempatnya, Virgo langsung mengelak. Darah bekas benturan keras tadi masih sedikit mengalir di dahinya.

"Kau ingin ini, kan?" ucapnya sambil mendekatkan dahinya pada wajah Charl.

Charl dapat mencium darah milik Virgo. Sangat pekat. Ia terus memberontak. Namun vampir tetaplah vampir. Makhluk ganas dan tak kenal rasa takut. Charl berhasil lepas dari Virgo.

"Aku tak akan bernasib sama seperti kakakku!" tegasnya kemudian langsung menggigit leher Virgo.

Stephen yang melihat Charl sudah melewati batasnya dengan cepat menariknya mundur. Hal itu membuat leher Virgo robek apalagi taring Charl yang dalam ditarik paksa dari lehernya. Stephen yang melihat Virgo sudah agak kaku langsung mengeceknya.

"Charl, kau mengenai nadinya."








[Awokwikwok]

ETHAN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang