A Piece of Peace

187 34 7
                                    

Dave mulai berjalan mendekati Charl. Pedangnya ia geret menimbulkan suara nyaring yang memekakkan telinga orang-orang di sana.

Sementara Charl tak dapat bergerak sama sekali. Sepertinya Dave bisa mengendalikan pergerakan orang melalui pikirannya. Dalam hatinya, Charl meronta-ronta pada Ethan untuk menghentikan aksi adik tirinya ini.

Charl memejamkan matanya. Dave semakin dekat dan mulai mengangkat lempengan besi tajam bersuhu panas tersebut.

Sialnya lagi Dave juga mengunci pergerakan Ethan dan Stephen yang ada di belakangnya.

"HENTIKAN, DAVE!" Meski tak dapat bergerak, mulut Ethan tetap bisa bersuara.

Dave hanya menoleh lalu tersenyum kecil. Ia lantas bersikap tak peduli pada ucapan Ethan.

SRET

"ARKH, KAU ... KEPARAT!!!" ucap Charl yang kesakitan karena tangannya digores oleh benda bersuhu tinggi itu.

Hanya sebuah goresan kecil, namun kulitnya melepuh parah. Apalagi Charl adalah seorang vampir.

BRAS

Dave terjatuh seketika setelah sebuah kepingan es tajam mengenai Dave dan menusuk kakinya.

"KAU SUDAH SANGAT KETERLALUAN!" ucap Ethan setengah berteriak.

Pedang es mulai muncul dari tangannya. Matanya merah menyala. Sementara tangan yang satunya mengeluarkan kobaran api. Ethan benar-benar murka.

"LAWANMU AKU, BUKAN DIA!"

Dave cekikikan mendengarnya. Ia benar-benar tak merasa takut. Meskipun Ethan sudah terlihat di batas kesabaran, Dave tetap menganggap Ethan hanya main-main saja.

Dave langsung berlari maju hendak menggempur Ethan, begitu juga dengan lawannya.

Sekarang terjadilah pertarungan sengit di ruangan utama milik penguasa Canopus. Prajurit yang berjaga di luar sudah dilumpuhkan oleh Dave terlebih dahulu, sementara yang di dalam ia kunci pergerakannya seperti yang terjadi pada Charl dan yang lainnya.

Ethan berhasil bebas karena keinginan kuatnya. Tak boleh ada yang mati lagi. Apalagi kedua kawannya, Stephen dan Charl.

Dave melompat hendak menancapkan pedangnya pada kepala Ethan. Namun gagal, Ethan berhasil menahannya dengan pedang es nya.

Ethan kewalahan. Tenaga Dave benar-benar kuat. Ini di luar batas kemampuannya. Apalagi kekuatannya baru muncul beberapa saat yang lalu. Ia belum terlatih.

Namun Ethan memiliki senjata lainnya. Jika ia gunakan api maka tidak akan mempan. Ia menambah perisai pertahanan es nya. Pikirannya mengisyaratkan kakinya untuk membekukan lantai.

Sedikit demi sedikit es di kakinya mulai muncul lalu menyebar luas di lantai. Sementara Dave semakin kuat. Pedangnya bahkan jauh lebih panas dari sebelumnya.

Namun Dave tak sadar jika kakinya mulai ikut dibekukan. Yang ada dipikirannya hanyalah membunuh Ethan. Hal itu juga membuat fokusnya tak lagi menghentikan pergerakan Stephen dan Charl.

"Dave ... berhenti. Kau terlalu berlebihan terhadap keinginanmu."

"MAKA DARI ITU, MENYERAHLAH!" tegas Dave marah.

Pertahanan Ethan langsung terbelah. Namun untungnya Dave sudah beku sempurna.

"Kau baik-baik saja?"

Charl dan Stephen langsung menghampiri Ethan yang terduduk lemas. Ethan mengangguk, hanya ada beberapa luka kecil di tubuhnya.

"Orang ini? Kita buang?" tanya Stephen menunjuk pada Dave.

Ethan menggeleng. Pelan-pelan ia cairkan es tersebut. Dave dapat bergerak kembali.

Dave heran mengapa Ethan tak membunuhnya. Ia terkejut akan tindakan kakak tirinya.

"Bodoh! Kau payah! Harusnya kau akhiri saja penderitaanku!" maki Dave.

Namun Ethan segera berdiri dan mendekati Dave. Mereka berdua sama-sama berantakannya sekarang. "Tak ada yang menang," ucap Ethan.

"Dan tak ada yang kalah," imbuhnya.

"Ayah ... tak pernah mengajarkanku untuk membunuh orang lain."

Seketika Dave terdiam. Api pada dirinya padam. Ia menangis. Sesungguhnya ia merasa dibutakan oleh nafsu besarnya akan Canopus.

"Pantas saja ayah lebih mempercayaimu."

"Tapi hal itu tetap tak dapat mengembalikan ayahku, asal kau tahu itu," sela Stephen tiba-tiba. Charl langsung menyenggol orang yang ada di sampingnya tersebut. Benar-benar tidak sopan.

"Maafkan dia, semua makhluk pasti pernah berlebihan akan keinginannya. Sebagai balas budiku, kalian bisa tinggal di sini jika berkenan," jelas Ethan.

Baiklah sekarang Stephen tersenyum dan mengangguk mantap. Charl hanya geleng-geleng melihat hal itu.

"Dasar werewolf," gumamnya.










[Krinjz kkk]

ETHAN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang