7 years later
"Nona, ada pelanggan yang membuat ulah dan ingin menemui Nona!"
Kalimat itu membuat mata Jaejoong mendelik, ia menatap seorang pria berjas hitam lengkap dengan ears phone dan berbadan besar. Sosok body guard yang siap siaga jika ada sesuatu terjadi. Dan, lagi-lagi hal yang mungkin tidak mengenakan terjadi kembali. Jaejoong mendesah, ia hendak berdiri dari sofa yang didudukinya tetapi sebuah suara terdengar dari kursi empuk yang berhelat beberapa meter dari sofa yang diduduki Jaejoong.
"Anakku bukan pelacur!" geram pria itu dan berbalik, menatap ke arah si pria body guard dengan tatapan mengerikan. Nampak jelas bahwa pria paruh baya itu marah besar dan lagi, ia sudah mengatakan siap kehilangan pelanggan VVIP sekali pun jika berurusan dengan wanita yang disebutnya anak.
"Aa...ah Pak Kim, maaf tapi Nona meminta—"
"Aku akan mengurusnya Ayah, tenang saja mereka tidak akan berani macam-macam denganku," Jaejoong tersenyum lebar, ia tahu bahwa resiko dipandang tidak jelas jika terus berada di sini. Tapi, dari sini ia bisa seperti sekarang, berbeda dengan tujuh tahun silam. Ya, Jaejoong bukanlah wanita lemah dan lugu bak dirinya di masa lalu.
"Jennifer! Ayah sudah memintamu untuk berhenti mengelola klub dan bekerja di kantor Ayah!" suara menggelegar dan mengisyaratkan kemarahan besar terdengar sangat jelas. Tatapan mata pria itu pun berkilat, nampak tidak senang dengan apa yang dilakukan sang anak.
"Ayah, apakah Ayah lupa bagaimana aku dahulu? Dari mana asalku dan bagaimana Ayah—"
"Ayah tahu Je! Tapi, sudah cukup! Meski klub ini milik Ayah, tapi Ayah tidak mau kau terus menerus menggeluti dunia ini, memangnya kau apa? Putri tunggal seorang Kim Namgil turun langsung melayani pelayan, kau akan Ayah nikah kan dengan pria yang pantas untuk mendapatkanmu bukan mereka yang bertingkah memiliki uang!"
Lagi-lagi, Jaejoong mendapat ceramah panjang dari ayahnya. Ia mendesah, maksud kedatangan sang ayah kemari sudah terlihat jelas, bahwa akan melarangnya untuk mengelola bisnis hiburan ini, padahal dahulu ia bekerja di sini sebagai waitress dan digoda oleh pelanggan adalah makanan sehari-harinya, hingga masih mujur menemuinya.
"Tapi ini pelanggan VVIP Ayah? Mereka menghabiskan uang mereka—"
"Siapa peduli? Ayah tidak akan surut hanya karena klub ini tutup! Jennifer, Ayah tidak ingin berdebat lagi, serahkan klub ke yang lain dan mulai bekerja di kantor!" Namgil tidak ingin kompromi lagi dengan Jaejoong. Ia mengedarkan pandangan tajam tanpa penolakan kepada sang anak.
Melihat hal itu, Jaejoong mendesah pelan. Bagaimana bisa ia menolak Namgil? Pria itu adalah pria terspesial yang dikenalnya dan pria yang dengan senang hati ia sebut sebagai ayah. Memandang kepada sang bodyguard, Jaejoong tahu bahwa ia tidak bisa berbuat banyak, tapi kali ini biarlah ia menyelesaikan masalah VVIP yang cerewet.
"Ayah, kita bicara di rumah. Aku menemui VVIP dahulu, tidak akan lama, aku akan segera ke rumah setelah ini," Jaejoong langsung berlari, ia memberi isyarat kepada body guard tadi agar mengurusi sang ayah.
Melangkah dengan santai ketika ia melihat body guard lainnya, Jaejoong mengangguk, ia akan menemui VVIP itu, tentu bersama dengan body guardnya, kebanyakan dari mereka hanya ingin membuktikan rumor tentang dirinya yang dikatakan dewi klub Athena ini. Banyak yang menawarkan uang untuk dirinya, entah itu untuk skipship, one night stand, atau pun blak-blakan memintanya menjadi simpanan. Tentu lah, semua itu Jaejoong tolak. Namgil akan marah besar jika ada yang berani menodainya.
Sekarang, ia bersyukur ada orang yang bisa ia sebut sebagai rumah.
"Tamu kali ini adalah Mr. Park, Nona. Sepertinya sedang mengadakan party di room bersama teman-temannya," ujar sang body guard dengan berucap cukup nyaring dikarenakan hentakan musik yang menggema setelah Jaejoong keluar dari ruangannya yang kedap suara.
Sama halnya dengan ruang VVIP khusus, semua ruangan di sini kedap suara. Ia sekali lagi mengangguk, menanggapi informasi yang diberikan, Mr. Park nampaknya pria itu senang berpesta. Ia ingat ketika sedih pun pria itu minum sendirian di room VVIP, dan ia kala itu menemani mendengar curahan hati pria yang kadang ia sebut malang dalam urusan cinta, padahal wajah Mr. Park dalam kategori good looking.
Membuka pintu ruangan VVIP, Jaejoong tidak perlu mengetuknya. Ia masuk bersama dengan body guard yang akan menjaganya. Dan tersenyum ketika melihat sekumpulan pria yang sedang menikmati wine, beer dan beberapa minuman beralkohol lainnya.
"Nah ini dia, Miss Jennifer!" ujar Mr. Park dan tertawa dengan senang.
Beberapa pasang mata langsung mengedarkan pandangan kepada Jennifer. Di dalam ruangan ini pure hanya ada para pria tanpa wanita yang menemani, satu-satunya wanita yang ada hanyalah dirinya.
"Kau mencariku dan ingin membuat masalah, Park Yoochun?" dengan nada yang santai Jennifer bertanya. Ia menggeleng pelan dan bersedekap dengan angkuh.
"Aku berbaik hati dengan mencarikanmu pelanggan. Ini teman-temanku biasanya mereka ke klub sainganmu, tapi aku membawa mereka kemari, bukan kah ada baiknya kau berterima kasih padaku, Jennifer?" Yoochun terkekeh, ia memang sengaja ingin menunjukan pemandangan bagus pada teman-temannya. Jika wanita tanpa busana adalah sebuah hal yang sangat biasa mereka lihat, dan membuka selangkangan wanita menjadi hal membosankan, maka ia membawa mereka pada Nona klub cantik yang diberi label ‘untouchable’ oleh setiap pria yang ada di klub ini.
"Waw!" komentar singkat Jennifer, ia lantas menyeringai dan berucap dengan malas, "Terima kasih, Yoochun-ah, tapi kau benar-benar menggangguku!"
"Wah sombong sekali, berapa tarifmu, hmm?" seseorang di samping Yoochun bertanya dengan nada meremehkan.
Jaejoong mengernyitkan kening, ia tertawa dan menggeleng pelan. Tadinya ia ingin membuka suara namun Yoochun mendahuluinya.
"Hey, kau salah jika menawarnya, bahkan uang satu milyar won pun dia tetap akan menolakmu!" Yoochun menepuk pundak sang teman, mereka jelas mengira Jaejoong adalah wanita seperti itu yang sedang jual mahal.
"Kau bercanda?"
"Sudah kubilang dia Nona klub, dia pemiliknya, sampai saat ini tidak ada yang pernah mengatakan pernah menciumnya apa lagi untuk hal sex lainnya," Yoochun mengambil gelas wine, ia menegak perlahan anggur putih itu dan meletakan gelasnya, tidak ada yang berbicara setelahnya, nampaknya mereka terpukau sehingga tak percaya.
Bunyi pemantik terdengar dinyalakan, itu berarti ada seseorang yang tengah menyulut rokok. Di single sofa yang ada, Yoochun hanya memandang datar saja, tetapi ia terkejut saat melihat temannya itu hanya diam dan mendekat Jaejoong. Body guard wanita itu lekas bergerak memberi pembatas agar pria itu tidak mendekat.
"Hey apa yang kau lakukan?" tegur pria yang lain.
Si pria hanya menyeringai, lantas mengepulkan asap rokok.
"Mundur!" perintah si body guard.
Mengangkat kedua tangannya, pria itu kemudian mengisap rokoknya lagi, dan kembali mengepulkan asap sebelum gerakan cepat itu terjadi begitu saja. Jaejoong terbelalak, ia menatap wajah pria itu yang hanya berjarak beberapa centi darinya, bibirnya disatukan begitu saja dan ia lekas mendorong tubuh pria itu dengan perasaan geram.
"Apa yang kau lakukan!"
.
.
.Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.
Banyakin dulu love sama komen di bab sebelumnya sama ini baru upd lagi.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love
FanfictionYunJae / GS / DLDR / Lil bit ANGST. Jaejoong = Jennifer = Jaejoong! No War.