Bab 5

972 218 48
                                    


Hingga kontrak bisnis ditanda tangani, Jaejoong tidak percaya tidak ada sepatah kata pun yang mampu diucapkannya. Ia menatap dengan lekat dan tajam kepada pria yang memanipulasi keadaannya ini. Sialnya lagi, ia tidak bisa menolak ketika Yunho berkata ingin berdua berbicara dengannya, lantas ayahnya pergi dan menyerahkan dirinya kepada Yunho. Asisten pria itu pun sudah pergi dari ruangan ini. Jaejoong benar-benar marah pada diri sendiri karena tidak bisa memutar balik keadaannya.

Ia masih merasa suaranya bagai tercekat di tenggorokan, yang benar saja? Ayahnya sekarang tahu bahwa ia berkencan dengan Yunho? Itu tidak benar! Pria ini pandai mengarang cerita. Jaejoong marah besar, ia mengumpulkan tenaga kemudian menggebrak meja. Namun, respon Yunho hanya tersenyum geli. Apakah pria itu puas dengan hasil kebohongannya?

"Kau semakin cantik ketika sedang marah, Nona," ujar Yunho dan memandangi wajah Jaejoong.

Menurut Yunho, memang banyak wanita yang lebih cantik dibanding Jaejoong. Namun, mereka tidak bisa di sama kan dengan pemilik klub dengan julukan untouchable ini. Jaejoong bak berlian yang tertumpuk debu. Wanita seperti ini jarang ditemuinya. Bahkan, wanita biasa pun akan tergiur jika ia berkata tentang uang. Namun, Jaejoong sama sekali tidak. Menurutnya, wanita ini cocok dengan kriteria yang diinginkannya sebagai kekasih.

Mengapa demikian? Alasannya simple, selain berbagai hal yang diutarakan Yunho tadi, rasa Jaejoong dalam indera pengecapnya manis. Ia benar-benar ingin merasakan bibir lembut dan kissable Jaejoong lagi dan lagi.

"Kau keterlaluan!" ucap Jaejoong seraya mengepalkan tangannya.

"Apanya hmm?"

"Berani-beraninya kau memanfaatkan bisnis dengan keuntungan pribadimu!"

"Demi mendapatkanmu, sudah kubilang 2 milyar won pun akan kukeluarkan jika itu bisa."

"Aku bukan pelacur, bodoh!"

"Kau akan menjadi pelacurku kalau begitu."

Jawaban Yunho membuat Jaejoong marah sekali. Ia hendak menampar pria itu, sayangnya mereka terhalang meja.

"Sinting!"

"Suck beautiful word, Babyboo," sahut Yunho, ia membenarkan duduknya yang sembarangan dan menatap lekat Jaejoong, "Bagaimana? Apa aku bisa tes dirimu sekarang, aku bisa memesan suit room jika-"

"Bajingan brengsek! Sudah kubilang aku bukan pelacur! Kau kira uangmu bisa membeli diriku? Cari lah wanita diluar sana yang bisa kau beli, bukan aku!"

Terkekeh, Yunho senang dengan kemarahan murni Jaejoong. Itu menandakan bahwa wanita ini memang tidak bersandiwara. Ia menjilat bibirnya, dan tersenyum lebar. "Aku tidak mau, sudah kutetapkan kau adalah pelacurku, kau tidak mau? Aku akan menghubungi ayahmu dan mengatakan untuk mempersiapkan pernikahan kita, bagus kan?"

Apa?! Jaejoong merinding mendengar hal ini. Mengapa ia harus berurusan dengan pria tidak waras seperti ini? Sepanjang mengelola klub, ia merasa bahwa semua pria bertingkah baik di depannya, tidak ada yang sekarang ajar Yunho. Ia benar-benar geram dan hendak menaiki meja asalkan bisa mencengkram kerah kemeja pria ini.

Namun, belum-belum aksinya dilakukan, Yunho kembali berucap.

"Kau tidak tahu kan, bahwa J-One mengalami masalah? Itu mengapa bagi ayahmu kontrak bisnis dengan perusahaanku sangat penting tanpa bertanya bagaimana pendapatmu dan langsung menandatanganinya, iya kan?" Yunho membaca sesuatu di ponselnya. Dari Changmin, asistennya. Ia mendapat beberapa informasi penting dari pria yang bisa ia andalkan itu.

Lagi, telinga Jaejoong bagaikan terjengit. Ia ingin mencela Yunho, perusahaan Namgil baik-baik saja, pasti Yunho ingin membohonginya. "Omong kosong."

"Kau tidak percaya? Apa kau sudah mengecek saham perusahaanmu? Dua minggu belakangan mulai anjlok, beberapa anak perusahaan terpaksa ditutup, J-One sedang mengalami masa sulit. Jika beberapa bulan ke depan terus begini, tidak ada yang bisa terselamatkan, J-One akan failed, atau kusebut saja bankrut!"

Terbelalak, Jaejoong marah sekaligus tak percaya dengan omongan Yunho. Bagaimana bisa pria itu mengarang cerita semengerikan itu. Ia mengambil ponselnya dari dalam tas, dan segera membuka situs saham, mencari nama perusahaan sang ayah, Jaejoong semakin tidak percaya bahwa apa yang dikatakan Yunho benar. Ia memandang kepada pria itu dan menutup mulutnya.

Reaksi Yunho hanya tersenyum sembari mengetuk-ngetuk ponselnya yang diletakan di atas meja. Ia benar-benar tidak tahu mengapa Namgil menyembunyikan ini darinya. Jaejoong menggeleng pelan, ia yakin bahwa ayahnya akan mengatasi masalah yang ada.

"Ayahku pasti akan bisa-"

"Kau benar, dia memang bisa mengatasinya oleh karena itu dia membutuhkan perusahaanku, apa kau tahu isi kontrak tadi apa?"

Jaejoong spontan menggeleng, ia menatap penuh penasaran kepada Yunho, "Dana investasi pada perusahaannya, bisa dikatakan hutang. Jika dia tidak bisa membayarkan, maka-"

"Kau pasti bohong!"

"Tanyakan pada Hyunbin, dia akan lebih jujur dibanding Namgil."

Tidak mungkin, Yunho pasti mengarang semua ini, perusahaan ayahnya adalah perusahaan besar. Tidak mungkin mengalami kebangkrutan. "Perusahaan J-One sangat besar, kau berbohong mengenai kebankrutan!"

"Kubilang beberapa pabrik terpaksa di tutup, hal itu membuat kerugian cukup signifikan di keuangan J-One, mem-PHK ribuan pekerja, serta bertumpu pada beberapa penghasilan saja tidak akan mendapatkan laba yang lebih baik, pendapatan jelas merosot. Kabarnya, ada penggelapan dana di pabrik yang ditutup oleh ayahmu, itu keputusan yang bijak menutup pabrik sehingga tidak ada biaya operasional, dan menghentikan penggelapan dana yang terjadi. Aku rasa ayahmu sudah mengatasi pelaku utamanya sehingga dengan percaya diri meminta investasi kepada perusahaanku. Jadi, Jennifer kau yakin tidak ingin memiliki suami seperti aku, hmm?"

Tadinya, Jaejoong menyimak dengan baik penjelasan Yunho, tetapi ia merasa pria ini tidak serius ketika mengatakan kalimat tentang suami. Lagi, ia ingin mengira Yunho mengarang, namun benar saham ayahnya terus merosot dan baru naik sedikit beberapa saat lalu. Ayahnya pasti akan menyelesaikan permasalahan ini, lagi pula bukankah ia akan dijadikan CEO.

"Saham perusahaan kami mulai naik!" dengan percaya diri Jennifer mengatakan itu.

"Para pekerjaku sedang berusaha agar menaikan saham perusahaanmu, aku tentu tidak ingin rugi dalam berinvestasi iya kan?"

Kesal dengan kepercayaan diri penuh Yunho, Jaejoong menatap pria itu yang menyandarkan tubuh ke sandaran kursi seraya memejamkan mata.

"Ayahku tidak akan begitu, dia mengatakan akan menjadikan aku CEO dan-"

"Omong kosong! Kau mungkin akan dijadikan CEO ketika keadaan perusahaan carut marut, lalu kau dimintai pertanggung jawaban dewan direksi. Kudengar kau bukan putri kandungnya, kau diangkat menjadi putrinya. Andai dia benar tulus sekali sayang padamu, dia tentu akan menyadari dengan ucapanku yang berubah-ubah tentang status kita. Kau yakin masih ingin membela keluargamu itu. Kau juga mungkin akan dinikahkan dengan pria kaya raya yang bisa menyokong pertumbuhan perusahaan J-One lagi," Yunho terkekeh, ia kenapa harus repot-repot menjelaskan modus seperti ini kepada Jaejoong.

Tetapi, ia juga tidak akan rela jika Namgil menyerahkan Jaejoong pada pria lainnya. Atau kah ia tawar saja Jaejoong kepada Namgil dengan seharga 2 milyar won, terdengar gila, namun jika itu bisa menjadikan Jaejoong miliknya, Yunho tidak akan keberatan menghabiskan uang sebanyak itu demi seorang wanita yang pantas untuk ia perjuangkan.

Teringat percakapannya dengan Namgil kala di klub, pria itu memang mengatakan akan mencarikan dirinya pria baik-baik untuk dinikahkan. Jaejoong sangat terkejut. Mengapa deduksi Yunho sangat related dengan apa yang dikatakan Namgil. Ia menatap Yunho, haruskah ia percaya dengan pria ini? Tapi, Yunho adalah pria pencuri ciuman serta kebohongan yang terjadi. Jaejoong cukup bingung, ia memandang lekat Yunho dan tepat saat itu Yunho membuka matanya dan pandangan mereka bersirobok.

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.

Rules 30 komentar berdasarkan username ~

Thank Chu 😘 .

.
.
.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang