Bab 11

989 199 46
                                    

"Tapi kenapa? Kau sudah mengakui aku kekasihmu di depan ayahku, kenapa aku harus dilempar kepada pria lain jika sudah ada kau?" pertanyaan ini murni kepolosan dan ketidak mengertian Jaejoong. Ia menekan dada Yunho dan menunduk, rasanya sedih sekali, ia diperlakukan bak barang oleh orang tua angkatnya.

"Entahlah, aku tidak tahu. Jadi inti dari semua ini kau tetap memilihku?"

Entah harus menjawab bagaimana, namun Jaejoong tidak ingin melihat kemarahan Yunho lagi, ia menatap dengan berani pria itu dan mengatakan dengan pelan, "Buktikan dulu bahwa kau memang mencintaiku, aku tidak perlu uangmu, aku hanya ingin kau mencintaiku tanpa pengkhianatan!"

"Sudah kulakukan!"

Menggeleng, Jaejoong tidak tahu apa itu benar atau tidak. Ia tersenyum tipis dan mundur selangkah memberi jarak antara dirinya dan Yunho. "Menurutku belum, aku belum merasakan hal itu dengan tulus. Kau hanya mengintimidasiku dan juga memamerkan seberapa kayanya dirimu. Jika kau cinta aku, tunjukan layaknya gentleman, please."

Yunho tersenyum, ia rasa Jaejoong memberinya kesempatan untuk mereka berdua bersama. Ia menyentuh pipi Jaejoong dengan lembut. "I do, i love you!" ucap Yunho dengan lembut. Memberi penekanan tentang kekuasaan memang cara ia agar Jaejoong tidak melarikan diri darinya dan pelan-pelan membuat wanita itu mencintainya lebih dari yang diharapkannya. Sekarang, ia bisa meluluhkan wanita itu lebih leluasa andai begini.

Jaejoong nyaris terharu mendengar ungkapan cinta dengan suara lembut yang mampu menyentuh relung hati terdalamnya. Ia tersenyum, dan menyentuh tangan Yunho di pipinya. "Lakukan dengan baik, aku akan mengatakan demikian juga andai rasa itu sudah menghampiriku."

"Kau mengizinkan aku menjadi calon suamimu, iya kan?"

"Tidak ada pilihan bagus di sini, kan? Kau pemegang kendalinya, jadi akan lebih baik bagiku belajar mencintaimu dibanding harus kau takut menghadapimu. Aku tidak bisa melakukan keduanya, jadi aku memilih satu diantaranya."

"Pilihan tepat, Sayang."

Jaejoong mengangguk pelan, ia kemudian menjauhkan tangan Yunho. "Aku akan istirahat, kau pun juga."

"Baiklah, aku tidak akan mengganggu."

"Jangan minum-minum, aku benci bau alkohol."

Apakah ini peringatan dari calon istri? Terdengar lucu dikatakan Jaejoong, padahal wanita itu nona klub yang dikatakan miliknya, ya itu pasti milik Namgil. Ia hendak tertawa namun tidak ingin merusak suasana bagus mereka, jadi Yunho hanya memilih mengangguk, "Iya, aku tidak suka minum asal kau tahu, aku memiliki masalah lambung."

Jaejoong jelas tidak percaya begitu saja.  Namun, ia menghindari perdebatan mereka juga dan memilih untuk menjauh dari Yunho. Ia berharap, bahwa Yunho memang tulus menyukai dan mencintainya, lebih lagi pria itu sudah tahu perihal bahwa dirinya hanya sekedar anak angkat keluarga Kim Namgil.

———

Kembali ke rumah keluarga angkatnya, Jaejoong tidak ingin berlama-lama diluar, ia pun memutuskan untuk tidak masuk kerja dahulu selama beberapa hari, tentu saja Jaejoong beralasan tidak enak badan kepada Namgil. Ia hanya tidak mau menjadi sasaran Namgil untuk dijadikan sarana bisnis. Jaejoong mulai mengerti mengapa Namgil seolah membiarkan Jinhyuk masuk untuk mendekatinya. Pria itu mencari sokongan dana baru andai Yunho lepas tangan. Ya, ia mungkin sedang mengira hubungannya dan Yunho renggang, karena saat keluar rumah ia menangis dan mengatakan bertengkar dengan Yunho. Namun, itu pun hanya dugaan Jaejoong. Bukankah pria itu sedang mencari cara agar J-One terus bangkit?

Barangkali Yunho saja tidak cukup, atau juga Namgil tidak ingin seolah menjadi bawahan Yunho kelak. Bisa saja kan, Yunho sebagai sang investor bertindak semena-mena, perilaku pria itu menunjukan bahwa Yunho mampu melakukan apa saja. Ia mengakui itu, bahwa Yunho memiliki power untuk mengendalikan keadaan. Bahkan saat ini saja, ia bagai dikontrol pria itu tanpa jeda.

Well, Yunho selalu mengiriminya pesan, meminta ia men-share lokasi dimana ia berada. Protektif! Padahal, mereka belum ada kata pacaran, ia masih mempertimbangkan Yunho, bukan mengatakan Ya untuk kencan. Tapi, pria itu tidak ada lawan. Ia hanya takut andai Yunho benar menghancurkan perusahaan orang tuanya. Sungguh, Jaejoong tidak ingin ada perselisihan apa lagi karena dirinya. Ia tahu namanya balas budi, dan tidak ingin merepotkan keluarga ini.

Mungkin mereka terlihat jahat dari segi pandang Yunho dan ia sebelumnya, tapi barangkali juga ada alasan terselip mengapa mereka melakukan ini padanya. Ia hendak dijodohkan dengan pria baik-baik dan kaya raya, agar ia tidak kekurangan apapun kelak. Ya, itu adalah alasan paling bagus bukan? Mereka sedang merencanakan masa depannya supaya terjamin. Bukan berarti mereka sedang ingin menawarkan ia kepada pria-pria kaya.

Setidaknya, Jaejoong sekarang sedang dalam menyetujui gagasannya ini dibanding lainnya. Mencoba berbaik sangka tidak akan membuat ia sakit hati.

"Jeje Sayang!"

Panggilan itu terdengar dari Ahjoong. Jaejoong segera keluar kamar, menghampiri sang ibu angkatnya yang berdiri tepat di depan pintunya tadi. "Iya Ma?"

"Ada undangan pesta pertunangan, Ayahmu meminta kau datang dengan Pamanmu Hyunbin."

"Dengan Paman?" Jaejoong bertanya dengan polos dan menatap Ahjoong.

"Mama sudah menyiapkan dress yang akan kau pakai, dengan Pamanmu agar dia bisa menjagamu, Nak."

"Ma, kudengar dari Yunho, Jinhyuk ada kemari saat—"

"Dia menceritakan kepadamu?" Ahjoong menyela dengan segera dan menatap lekat Jaejoong.

Mengangguk, Jaejoong tidak tahan untuk tidak menanyakan ini. Ia terkejut saat Ahjoong menarik tangannya dan membawa ke sofa lantai dua. Wajah wanita itu terlihat muram dan kemudian mendesah pelan.

"Mama tidak tahu bahwa kau sudah memiliki kekasih, Jinhyuk adalah calon pria yang tadinya akan Mama dan Ayahmu jodohkan denganmu, pria baik-baik yang kami carikan, tapi ternyata semua tidak sesuai, dia kemari bermaksud menanyakan tentang perjodohan kalian, lalu Yunho tiba, itu saja."

Jaejoong tidak tahu apakah ia harus percaya sepenuhnya pada ucapan Ahjoong, tapi ini sesuai dengan yang dikatakan Yunho, pria itu tiba dan Jinhyuk sudah ada di sini kala itu. "Lalu apakah semua sudah diselesaikan? Maksudku apakah Jinhyuk sudah mundur?"

"Mama belum tahu, kami hanya tidak ingin kau dipermainkan Jung Yunho, dia tidak mengatakan apa-apa untuk serius denganmu, jadi Ayahmu mungkin akan melihat lebih lanjut siapa yang lebih—"

"Jung Yunho, kumohon Ma, jangan adakan pria lain lagi. Biarkan aku dengan Jung Yunho!" Jaejoong segera menyela, ia masih teringat ucapan Yunho. Pria itu tidak bisa dilawan akan berdampak buruk bagi orang tuanya dan orang yang akan mendekatinya.

"Kau sangat mencintainya? Sebelumnya kau tidak pernah bercerita memiliki kekasih dan menerima saja saat Ayahmu mengatakan hendak menjodohkanmu, tapi sekarang nampaknya kau begitu lengket dengannya," Ahjoong menaruh curiga, ia menatap berbeda kepada Jaejoong.

Mengedik, Jaejoong tersenyum lebar, "Hanya saja menurutku dia yang paling baik diantara yang lain."

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.

Rules 40 komentar. Pelit komen mulut kalian semakin bau naga 🤣🤣🤣 .

.
.
.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang