Bab 12

819 192 52
                                    

"Paman mengaku saja, apakah benar keadaan perusahaan sedang carut marut?" Jaejoong langsung menodongkan pertanyaan ini kepada Hyunbin kala pria itu menanyakan ketidak hadirannya di kantor.

Wajah Hyunbin terlihat berbeda, kemudian tersenyum canggung. "Apakah Ayahmu memberitahu ini?"

"Bukan, tapi Jung Yunho!"

Hyunbin terkejut mendengar nama Yunho di sebut. Ia menatap sekilas Jaejoong dan menunjukan wajah bingung dan keheran-heranan, "Jung Yunho? Maksudmu CEO TVXQ Group?"

"Benar, siapa lagi memangnya."

"Kau kenal dia?"

"Kenal, Ayah tidak ada mengatakan tentang dia?" Jaejoong bertanya apakah Namgil tidak menceritakan kepada Hyunbin mengenai Yunho.

"Tidak sama sekali tidak, memangnya kenapa?"

Ini cukup aneh, Jaejoong tidak menyangka Hyunbin berekspresi seperti ini, wajah pria itu natural terkejut. "Serius?"

"Kenapa aku harus bohong!"

Nah, Jaejoong sedikit tertarik untuk berbincang lebih dengan Hyunbin. Pria ini ia rasa bisa diandalkan, karena Hyunbin juga bak orang kepercayaan besar di perusahaan dan cukup disegani. "Apakah Ayah sedang menempatkanku dalam bahaya? Maksudku, perusahaan sedang membutuhkan suntikan dana yang kencang, Yunho melakukan investasi besar dengan dasar bisnis, jadi apakah mungkin Paman mendengar desas-desus Ayah akan menjodohkanku dengan pria yang lebih kaya dari Yunho, agar semua investasi berubah menjadi asas kekeluargaan, uuhm maksudku sedikit lebih longgar dibanding bisnis."

Hyunbin merubah mimik wajahnya. Sejujurnya ia sendiri bingung dengan maksud Namgil akan menjadikan Jaejoong seorang CEO kelak, ia tidak mengiri dengan jabatan itu. Hanya saja terkesan tergesa-gesa mengambil keputusan, dan lagi ini keputusan sepihak tanpa melibatkan dewan direksi. Walau ini hanya sebuah wacana saja, namun Hyunbin memang terkesan bingung. Ia hanya menuruti permintaan sang kakak untuk mengajarkan Jaejoong.

Lalu, tentang perjodohan. Hyunbin menelengkan kepala seraya menatap ke depan dan mengemudi dengan kecepatan normal. "Ayahmu meminta agar kau ditemukan dengan seorang pria, bermarga Lee. Pria kaya raya yang mampu menyandingi Jung Yunho, kabarnya demikian, tapi kudengar mereka memiliki bisnis ilegal, berbeda dengan perusahaan TVXQ, mungkin mereka juga memiliki bisnis kotor tapi bukan berhubungan dengan perempuan dan benda terlarang. Aku sebenarnya tidak setuju jika kau dijodohkan dengan pria itu oleh Namgil Hyung, tapi aku hanya menjalankan perintah saja."

Syok, Jaejoong tidak menyangka ternyata ia diminta ke pesta memang ada tujuan lain. Jaejoong memandang Hyunbin dengan lekat. Ia merinding, pandangan baiknya semula langsung berubah lagi mendengar ini. Jaejoong menggeleng pelan, lagi hatinya remuk redam. Luka yang sama lagi-lagi ia dapatkan. Apakah, ia benar-benar akan dimanfaatkan seperti ini?

"A-apakah Paman tahu maksud Ayah melakukan ini apa?" tanya Jaejoong dengan suara bergetar.

"Setahuku mereka ingin kau mendapat pria baik yang bisa menjamin dirimu serta bisa mendukung perusahaan ke depan. Ini lah bisnis Je, kurasa Hyung ingin terbaik untukmu," Hyunbin jadi serba salah, ia mengira maksud Namgil memang baik, karena pria itu berusaha sebisa mungkin agar Jaejoong bisa kenal dengan para pria pebisnis handal. Dan memang langkah tepat jika menjodohkan Jaejoong dengan pria kaya lainnya. Hal ini lumrah dilakukan dalam bisnis. Meski menikah tanpa cinta, namun pernikahan itu berjalan dengan baik, biasanya. Menikah karena status sosial dan semacamnya.

"Apakah di sana ada Yunho?"

"Aku tidak bisa memastikan, tapi kudengar anak presiden direktur yang akan dikenalkan denganmu berteman baik dengan Yunho."

Astaga, mereka mencarikannya pria yang tidak jauh dari orang sekitar Yunho. Ia mendelik dan menatap lekat Hyunbin, "Apakah pertemanan orang kaya sesempit itu?"

Tertawa, Hyunbin menggeleng pelan, "Luas Je, bukan sempit. Tetapi untuk menjadi teman dekat memang harus satu status sosial yang sama."

Jaejoong mendesah pelan, ia akan bertemu dengan Yunho. Beruntungnya ia mengatakan ke pesta bersama pamamnya kepada pria itu, jika tidak ia tidak tahan menghadapi kemarahan Yunho nantinya. Ketika tiba di sana ada baiknya ia langsung mencari keberadaan Yunho, itu lebih baik dari pada pria itu mengamuk. Namun, Jaejoong terkejut kala menyadari, jika pria ini setara dengan kekayaan keluarga Jung, lalu berteman baik dengan Yunho, maka tidak mungkin kan jika Yunho bisa menghancurkan perusahaan mereka? Bukankah itu bagus, ia berarti ada pilihan pria lain selain Yunho!

---

Jaejoong mendesah pelan melihat gemerlap kemewahan pesta, ini bukan kali pertama Jaejoong ke pesta memang tapi, pesta ini sungguh meriah. Ia melirik ke samping, Hyunbin sedang berbincang dengan beberapa temannya, kemudian tangannya ditarik perlahan oleh sang paman. Ia nampak sedikit terkejut namun saat Hyunbin mengangguk, Jaejoong paham mungkin pria bermarga Lee itu sudah tiba di tengah pesta.

Tebakan Jaejoong benar, karena beberapa meter dari tempatnya tadi Hyunbin menghentikan langkah. Pamannya itu tersenyum kepada pria yang perawakannya lebih rendah dari Hyunbin. Ia diam saja, menunggu manuver dari Hyunbin kepada si pria.

"Hallo, Tuan Lee, apakah kau sudah mendengar bahwa Kim Namgil menghubungi orang tuamu?"

Pria itu menatap sekilas kepada Jaejoong, lalu tersenyum dengan manis. "Iya, aku sudah mendengarnya. Jadi, apakah ini Nona Kim?"

"Benar sekali, ini Kim Jaejoong putri tunggal Kim Namgil," Hyunbin menyahut dan memperkenalkan Jaejoong.

Membungkuk dengan sopan, Jaejoong mengumbar senyum kepada pria itu. Ia harus bersikap sopan meski tidak menyukai apa yang sedang dilakukan orang tuanya, namun manner tetaplah manner, ia tidak ingin dicap jelek hanya karena menunjukan ketidak sukaan. Barangkali, ia bisa melakukan konfrontasi kepada mereka setelah ini.

"Senang bertemu denganmu, Tuan Lee," ujar Jaejoong dengan suara yang lembut.

"Wah, tidak kusangka putri keluarga Kim sangat cantik. Aku sampai tidak bisa menjauhkan pandangan darimu!" pujian ini tanpa tanggung dilempar si pria dengan sangat lugas. Pria itu pun mengulurkan tangannya bermaksud ingin menjabat tangan Jennifer.

Melihat gesture itu, Jennifer menyambut uluran tangan yang semula dikira jabatan tangan, namun ia salah. Pria itu mencium punggung tangannya, Jaejoong nampak terkejut dan menatap tak percaya si pria. Ia melirik Hyunbin, pamannya itu hanya mengangguk, lagi-lagi.

"Senang sekali bertemu denganmu yang mempesona, Nona Kim," ujar pria itu setelah melepas ciumannya pada tangan Jaejoong.

Sejujurnya Jaejoong risih, ia menatap pria itu dengan pandangan bingung.

"Apa yang kau lakukan di sini bersama dengan pacarku, Lee Donghae?"

Mendengar pertanyaan itu, Jaejoong spontan menarik tangannya. Apalagi ia mengenali dengan baik suara bass yang tiba-tiba ada di sini. Menoleh ke samping, Jaejoong mendapati Yunho berdiri beberapa langkah darinya seraya menelusupkan kedua tangannya ke dalam saku celana bahannya.

"Pacarmu?" Donghae, pria itu menunjuk kepada Jaejoong, wajahnya nampak terkejut dan kemudian menelengkan kepalanya seraya menatap tak percaya kepada Yunho.

"Yun...Yunho, ini..aku..tidak..maksudku...aku..." Jaejoong berucap serampangan, ia bingung mencari kata yang cocok menjelaskan kepada Yunho.

.
.
.

Eyd ga beraturan typo dimana" no edit.

Lama kan nunggu upd, makanya jangan medit kalau urusan komen. Rules 40 komentar, ga berhubungan story, thank u next aja wkwkwk.

.
.
.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang