Selesai menyantap makanan, Jaejoong mencoba beristirahat. Yunho baru saja keluar, pria itu mengatakan ada urusan diluar. Ia merasa lega, tetapi di sisi lainnya ada perasaan mengganjal. Ya, semestinya ia senang karena sendiri di sini, tanpa ancaman dari Yunho mencuri ciuman atau melakukan hal lainnya. Namun, kala mengingat pria itu mungkin menemui teman-temannya di sebuah klub, Jaejoong merasa tidak suka.
Well, ia bertemu dengan Yunho di klub. Bisa saja pria itu ke klub dan... Apa harus ia katakan bermain gila, mem-booking wanita, atau ke klub tempat tarian striptease. Tidak ada yang tahu kemana Yunho kan? Pria itu juga tidak asing dengan klub. Yunho juga beruang, untuk ukuran wanita haus uang, pria itu tambang terbaik. Jaejoong menggeleng dengan cepat, astaga mengapa ia jadi seperti ini? Terserah pria itu hendak bermain dengan wanita mana, ia tidak peduli.
Semestinya, ia memang tidak peduli. Sejurus kemudian, ia berubah menjadi muram dan tidak suka. Jangan katakan dirinya mulai jatuh cinta dengan Yunho. Tidak, ini mungkin reaksi dari kata pria itu yang terus memanggil mesranya dan mengatakan ia adalah calon istrinya. Maksud Jaejoong, mengapa Yunho tidak membuktikan kata-kata itu? Malah Yunho pergi entah kemana.
Haruskah ia menelepon Park Yoochun dan memastikan apakah Yunho bersama pria itu party di klub?
Jaejoong menggeleng, itu terlalu kentara bahwa ia dan Yunho terlibat lebih jauh dari sekedar ciuman. Yoochun bisa saja mencemoohnya atas itu. Ia memang berasal dari klub tapi ia tidak suka dengan kegiatan di sana. Sebagai manager, Jaejoong hanya memastikan keadaan klub baik-baik saja selama ini dan menemui pelanggan VVIP rewel yang ingin bertemu dengannya. Selebihnya ia hanya berada di ruangannya yang kedap suara.
Tatkala pintu diketuk, Jaejoong terkejut. Ia bergegas menuju pintu, dan membukanya. Cukup berharap bahwa itu Yunho, namun mengingat Yunho memegang kartu akses, ia pun mendesah pelan seraya menatap seorang wanita yang dirasa Jaejoong adalah bagian dari room service.
"Maaf mengganggu Nona, tetapi Tuan Jung memerintah kami membawakan ini untuk Nona," ujar wanita itu ramah.
Jaejoong terbeliak melihat hanger yang di dorong oleh dua orang yang ada di belakang wanita itu. Ia membuka lebih lebar pintu dan mereka masuk ke dalam membawa hanger berisi pakaian lengkap.
"A-pa ini?"
"Tuan memperkirakan Nona akan memakainya, jadi ini adalah koleksi dari beberapa butik rekomendasi kami yang sudah dipilih oleh Tuan sendiri."
Yunho memilih ini? Jaejoong sedikit melongo, ia menatap wanita tadi dan berucap, "Yunho memilihnya sendiri?"
"Benar sekali, Tuan meminta agar Nona merasa aman dan layanan kamar akan selalu diutamakan untuk Nona."
"Dimana dia?"
"Maksud Nona?"
"Yunho, dimana dia setelah memilih semua ini?"
Tersenyum ramah, wanita itu menjawab, "Tuan langsung pergi begitu saja Nona. Apa ada yang bisa kami bantu?"
Menggeleng, Jaejoong tidak menginginkan apa-apa. Mengapa sekarang ia sibuk tentang Yunho? Ia melangkah masuk ke dalam dan membiarkan hanger berisi banyak pakaian di ruang tamu. Ia masuk ke bagian dalam dan duduk di tepi ranjang.
"Kemana pria itu!" gerutu Jaejoong dan terlihat kesal. Ia sudah mengirim pesan kepada keluarganya bahwa ia tidak akan kembali ke rumah. Pesannya diterima dan dibalas, tapi hanya sekedar itu. Tidak ditanyakan dimana dan dengan siapa.
Ia nampak tidak memiliki harapan semenjak mendengar pembicaraan mereka dan deduksi Yunho bagaikan begitu tepat.
———
Wajah Yunho tidak senang ketika melihat pria bermarga Choi ada di kediaman keluarga Kim. Ya, ia kemari setelah mengurus beberapa keperluan Jaejoong. Namun, hal yang membuatnya bingung untuk apa pria Choi itu kemari? Apakah J-One memiliki bisnis dengan perusahaannya?
Ia tersenyum simpul ketika asiten rumah tangga mempersilahkan ia duduk di sofa ruang tamu, bergabung dengan si Choi dan kedua orang tua angkat Jaejoong. Yunho pun dengan tenang duduk di sebelah tamu lainnya dan mengumbar senyum kepada Ahjoong dan Namgil.
"Aku tidak menyangka bahwa CEO TVXQ akan kemari, wah!" ujar pria itu, ini jelas nada mengejek yang kental.
"Ada bisnis yang harus dibahas dengan Pimpinan J-One, kau sendiri mengejutkan sekali ada di sini, ada bisnis apakah kau ke sini?" Yunho membalas tak kalah dengan sindiran tadi.
"Aku mungkin akan menjadi keluarga dengan Paman Namgil, kau tahu kan Jennifer anak Paman—"
"Ada apa dengan Jennifer?!" seketika Yunho merasa tersulut amarah, ia menatap Namgil dengan tajam, bukankah pria itu tahu bahwa ia adalah kekasih Jaejoong.
"Kenapa kau marah, Jung Yunho?" Choi Jinhyuk terkekeh, merasa bahwa dirinya nampaknya menang selangkah dari Jung Yunho, apakah maksud kedatangan Yunho kemari karena ingin berurusan dengan Jennifer?
"Kau tidak tahu bahwa Jennifer adalah kekasihku? Berani-beraninya kau kemari dengan tujuan Jennifer!" Yunho mengetatkan rahangnya, apa lagi sekarang permainan Namgil dan Ahjoong.
Tujuan Yunho kemari ingin menanyakan ada masalah apa mereka dengan Jaejoong hingga wanita itu menangis. Jaejoong tak jua membuka suara hal apa yang membuat ia menangis tadi. Jadi, karena mereka berdua adalah keluarga Jaejoong dan tangisan itu bermula dari sini, ia tentu ingin dengar agar bisa membuat Jaejoong lebih baik.
"Apa?!" Jinhyuk tidak percaya, ia menatap Ahjoong dan menuntut kepada wanita itu
Namgil tahu kehadiran Yunho akan berpengaruh tapi ia juga tidak bisa mengusir pria itu, bisa dikatakan J-One sedang tergadaikan ditangan Yunho. Karena alasan itu, ia mau tak mau menerima Yunho sebagai tamu. Tujuan kedatangan pria ini karena Jaejoong. Ia sepertinya beruntung karena memiliki Jaejoong sebagai anak angkat.
"Yunho mengakui dia adalah kekasih Jennifer, tapi bukankah kalian sedang bertengkar Yun? Kau dan Jennifer mungkin saja berakhir, dan Jinhyuk ada di sini karena sebelumnya ada perbincangan untuk perjodohan dengan Jennifer, maka dari itu karena ada kalian berdua di sini, aku ingin tahu sebesar apa ketertarikan kalian pada Jennifer."
Wah, sialan! Yunho bagaikan ingin mengumpat langsung didepan wajah Namgil. Pria ini sedang membuka taruhan. Ya, ia sebut demikian karena Namgil sepertinya ingin melihat siapa yang lebih mampu membeli Jaejoong. Pria tua tidak tahu diuntung! Ia sudah berinvestasi besar-besaran di perusahaan pria itu, dan sekarang Namgil ingin bermain dengannya. Apakah harus ia turuti keinginan bermain Namgil?
"Kau tahu sendiri Paman, aku tertarik dengan Jennifer seperti apa, maka dari itu ketika ibuku mengatakan bahwa Bibi Ahjoong mencarikan pria terbaik untuk Jennifer aku mengajukan diri," dengan sangat angkuh, Jinhyuk berkata demikian, ia juga segera menambahkan kalimat keangkuhannya agar Namgil yakin bahwa ia pilihan terbaik. "Aku akan membuat Jennifer menjadi ratu, memberinya kemewahan serta aku akan mendukung perusahaan Paman, aku benar-benar akan memperlakukan Jennifer dengan sangat baik dan dia tidak akan kekurangan sesuatu sedikit pun!"
Ahjoong tahu, keluarga Choi sangat kaya raya, tapi pria di samping Jinhyuk pun lebih kaya raya, anggap saja dengan siapa pun Jaejoong nanti, ia tidak akan merugi memiliki besan dan menantu yang luar biasa. Namgil cerdas membuat mereka bagai berkompetisi.
Yunho tersenyum simpul, bak meremehkan perkataan Jinhyuk, ia malas untuk berdebat jadi Yunho berkata seadanya saja, "Aku siap menarik investasi yang tadinya kita setujui, karena nampaknya ada pria yang mungkin akan bisa merecovery semua kerugian J-One dan akan mem-back-up pertumbuhan perusahaan J-One lebih dari pada caraku yang pure bisnis, kekeluargaan mungkin. Mengenai Jennifer tertarik sebanyak apa aku itu urusanku dengan Jennifer, aku yakin dia akan memilih pria terbaik. Sayangnya pria terbaik diantara yang terbaik adalah aku!"
.
.
.Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.
Rules, 40 komentar. Jangan pelit! Kalau pelit pantatnya kerlap kerlip!
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love
FanfictionYunJae / GS / DLDR / Lil bit ANGST. Jaejoong = Jennifer = Jaejoong! No War.