Namgil sangat terkejut, apa yang dikatakan Yunho adalah bentuk ancaman yang sangat kentara. Ia menggenggam tangannya, marah. Namun, ia bisa apa sekarang. Kendali tentang investasi ada di pihak Yunho. Ia harus segera mencari cara. Bukan Namgil menolak Yunho menjadi calon menantunya, melainkan ia sedang mencari calon pria yang bisa royal dengan Jaejoong serta dengan keluarganya.
"Kau tidak bisa mencampurkan bisnis dan hubungan pribadi Yunho," ujar Namgil seraya tersenyum getir.
"Tadinya aku menyetujui pun karena melihat Jennifer, jika tidak aku tidak akan mengambil langkah sebesar ini," sebenarnya itu bohong, ia melakukan investasi dengan tujuan dua hal. Pertama tentu saja keuntungan, kedua jika perusahaan Namgil failed maka J-One akan dimilikinya, ia akan mengelola perusahaan itu jauh lebih baik dibanding Namgil.
"A-apa? Kau jelas tidak bisa begini, bagaimana jika Jennifer saja yang memutuskan?" Namgil kembali berucap, meski mengaku mereka berkencan tapi nampaknya Jaejoong dan Yunho sering bertengkar. Ia mendapat kabar dari Ahjoong bahwa Jaejoong menangis sebelum keluar dengan pria ini dan Jaejoong mengatakan mereka bertengkar.
Lantas sekarang Jaejoong tidak kembali dan memberitahu sedang ditempat temannya.
"Kalau begitu silahkan saja, Jennifer akan memilihku," Yunho tersenyum lebar, ia membatalkan niatnya hendak bertanya mengapa Jennifer menangis, nampaknya kedua orang tua angkat Jaejoong pun tidak sadar penyebab wanita itu sedih. "Ah satu lagi, sebagai orang tua angkat Jennifer bukankah kalian keterlaluan sekali jika mengatur Jennifer menikah dengan siapa?"
Choi Jinhyuk terkejut, Yunho sangat arogan. Ia memandang Yunho melenggang menjauh dari sini. Sepertinya Yunho memang tahu banyak tentang Jaejoong hingga status Jaejoong sebagai anak angkat keluarga Kim pun, Yunho mengetahui dengan baik.
Sementara itu Namgil dan Ahjoong berpandangan. Tidak ada yang membocorkan informasi kepada Yunho bahwa Jaejoong adalah anak angkat mereka kan? Sial, mereka bagaikan dalam genggaman Yunho, pria itu cukup licik ternyata.
"Jangan terpengaruh omongan Yunho, Jinhyuk, Jennifer lah yang akan memutuskan siapa yang akan menjadi suaminya kelak. Kau harus lebih dari Yunho," ujar Ahjoong tersenyum lebar.
———
Mengendap-endap masuk ke dalam kamar hotel, Yunho terdiam ketika lampu menyala dan ia bak dipergoki oleh sang ibu di masa remaja kala keluar rumah tanpa izin. Yunho langsung tersenyum lebar melihat Jaejoong berdiri di dekat sofa, ia berdeham dan segera memasukan kedua tangan ke dalam saku celana.
"Kau habis minum-minum dimana?"
Pertanyaan itu mengejutkan Yunho, minum-minum? Ia tidak ke bar atau klub. Ia ke apartemen Changmin setelah dari rumah keluarga Kim. Menggeleng, Yunho menjawab dengan segera, "Tidak ada minum-minum."
Tetapi, Jaejoong tidak serta merta percaya ucapan pria itu, ia mendekat kepada Yunho dan membau pakaian pria itu. Tidak ada bau alkohol, hanya parfum Yunho tercium. Lalu, kemana pria ini tadi? Ia bersedekap dan berucap, "Aku kira kau tidak akan kembali setelah keluar tadi."
"Kau menungguku, hmm?" tanya Yunho dengan senyum cerah. Well, terlihat Jaejoong memang sedang menunggunya, iya kan? Apa lagi dengan pertanyaan tadi. Wah, Yunho senang sekali. Kemajuan bagus untuk memikat wanita ini.
"Tidak, aku terkejut saja, karena pintu terbuka," alasan Jaejoong, sebenarnya ia memang menunggu kehadiran Yunho. Tadinya ia ingin sendiri, namun entah mengapa pria itu mampu membuat ia merasa aman.
"Ah begitu, aku kecewa Sayang," Yunho menangkap pinggul Jaejoong dan mendekapnya dari belakang. Sementara itu, Jaejoong terdiam membuat Yunho bersorak dalam hati. Sejurus kemudian, barulah wanita itu menjauhkan tangannya dan mengatur jarak antara mereka berdua.
"Aku ingin istirahat, awas saja kau berani macam-macam!"
"Aku baru tiba dari rumah orang tuamu."
Jaejoong langsung menatap Yunho dengan lekat. Ia tidak percaya apa yang dikatakan pria itu. Untuk apa Yunho ke sana? Apa Yunho ingin membuat kehebohan lainnya, misalnya memaksa melamarnya?
"Apa yang kau lakukan di sana?"
Mengedik, Yunho bicara dengan malas, "Some business, tapi aku bertemu dengan Choi Jinhyuk, kau suka dia?"
Jaejoong terkejut mendengar nama Jinhyuk. Ia kenal pria itu, beberapa kali bertemu di beberapa pesta yang dihadirinya. Tetapi, mengapa Yunho menanyakan, ia suka Jinhyuk? Lalu bisnis apa yang dilakukan Yunho di rumah orang tua angkatnya?
"Bisnis?" jujur Jaejoong lebih tertarik ke sana, entah mengapa ia takut saja jika Yunho melakukan sesuatu dan dirinya terlibat. Maksudnya, ia tidak ingin pria itu menawarnya dengan uang dan bicara pada orang tuanya. Ya, semacam uang lamaran.
"Tidak terlalu penting, tapi aku digagalkan karena di sana ada Jinhyuk, jadi kau suka dia?" Yunho masih berusaha tenang, ia belum mendapat jawaban pasti dari Jaejoong.
"Apanya? Kau menanyakan tidak jelas!" Jaejoong menjawab dan hendak berbalik, ia rasa tidak ada yang penting dalam obrolan ini.
"Oh jadi kau suka dia? Pantas saja orang tuamu hendak menjodohkan kalian!" rahang Yunho mulai mengeras, ia mulai tersulut emosi, Jaejoong menolak menjawab, sehingga ia mengartikan wanita itu menyukai Jinhyuk.
"Apa?! Sembarangan!" dengan keras Jaejoong menolak, ia kini mulai serius menanggapi Yunho, apa lagi ada kata menjodohkan. Ia tahu bahwa mereka mencarikan pria baik untuknya, tapi tidak ada pembicaraan tentang Jinhyuk. Apakah pria yang dipilih mereka adalah Jinhyuk? Pria itu sejauh yang dikenal Jaejoong cukup baik, sopan dan tentu tidak seperti Yunho.
"Katakan dengan jelas, kau suka dia apa tidak?!" kali ini nada suara Yunho sedikit meninggi, cemburu.
Keadaan cukup tidak stabil, wajah Jaejoong menegang, Yunho bersikap tidak diduga, menghardiknya, mungkin. "Apa masalahmu? Memangnya kenapa andai aku suka dia?"
Jaejoong membuat Yunho lebih cemburu. Ia menatap lekat berapi-api wanita itu dan berucap, "Aku akan menarik investasi di J-One, aku akan menghancurkan J-One sampai keakar-akarnya, lalu aku akan menghancurkan Choi Group, aku akan membuat orang yang terlibat denganmu hancur, jika kau tidak bersama denganku!"
Bergeming, bulu roma Jaejoong berdiri. Ia bergidik, Yunho terlihat begitu berbeda. Auranya mengerikan sekali, Jaejoong menyadari Yunho mendekat padanya, ia mundur selangkah dengan gugup dan menyentuh dada Yunho, jujur ia mulai takut sekarang. "Yun-Yunho ah aku dengarkan aku dulu, aku-aku suka tidak, maksudku aku tidak suka Jinhyuk aku-aku, kumohon jangan begini!" tergegap, Jaejoong benar-benar ingin melarikan diri dari Yunho saat ini.
"Kau yakin? Tidak membohongiku?"
"A-aku yakin, aku bertemu dengannya di beberapa pesta yang kuhadiri, aku tidak mengenalnya secara pribadi!" sama denganmu, seharusnya itulah kalimat yang ingin diucapkan Jaejoong, tapi ia memilih untuk tidak memancing emosi Yunho dan mencoba menahan diri saja.
"Tolak Jinhyuk, aku tidak segan merealisasikan ucapanku tadi, orang tuamu sedang berusaha menjualmu dengan pria kaya raya, seperti yang sedang kukatakan pria yang mampu menyokong pertumbuhan perusahaannya saat ini!"
Sebenarnya, Jaejoong bingung tentang mengapa ini terjadi. Ia tahu bahwa orang kaya harus menikah dengan orang kaya, hanya saja ia tidak paham mengapa ia harus dilibatkan dalam perusahaan Namgil. Lagi, bukankah Yunho mengakui mereka berkencan, apakah tidak cukup Yunho saja? Pria itu sudah berinvestasi di J-One. Sungguh, ia perlu penjelasan lebih lagi dari ini.
.
.
.Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.
Rules 40 komentar. Ga komen puasa batal 🤣🤣🤣 .
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love
Fiksi PenggemarYunJae / GS / DLDR / Lil bit ANGST. Jaejoong = Jennifer = Jaejoong! No War.