Tidak ada yang dikatakan Jaejoong semenjak ia masuk ke dalam mobil Yunho. Ia sibuk, dengan apa yang didengarnya dan mengaitkan segala sesuatu. Sungguh, jika diulang-ulang pun deduksi Yunho tentang orang tua angkatnya benar sekali. Apakah tiap orang kaya memang demikian? Ia tidak mengerti, maksud mereka sebagai tameng apa? Dirinya sebagai pelindung mereka? Apa yang bisa dilakukannya? Menjadi orang yang disalahkan oleh dewan direksi andai J-One hancur?Jaejoong bahkan tidak menginginkan posisi CEO itu, ia lebih nyaman mengurus klub saja meski banyak resiko yang bisa terjadi. Dan yang lebih menyakitkan bagi Jaejoong sebenarnya adalah, bahwa dirinya tidak dicintai sebagaimana ia ingin dicintai dalam sebuah keluarga.
Tangisnya kembali pecah, ia tidak peduli jika disampingnya adalah Jung Yunho. Toh, pria ini sama saja. Menawarnya dengan harga 2 milyar won! Ia bukan pelacur! Namun, ia direndahkan layaknya pelacur. Ataukah, kedua orang tua angkatnya menganggap ia tidak seberharga itu. Lagi, tangisan itu meluncur dengan deras.
Apakah sesulit itu mendapatkan kasih sayang tulus orang tua. Ia bahkan tidak mendapatkan pada orang tua kandungnya. Mereka tidak menginginkan dirinya, ia tidak mengerti sama sekali setiap keadaan yang terjadi, Jaejoong hanya paham bahwa dirinya adalah anak yang tidak berharga dan tidak diinginkan.
"Sayangku, kau terus menangis sejak tadi, aku ingin kita keluar dari mobil, tapi aku tidak mau orang salah paham dan mengira aku menyakitimu atau kita bertengkar!"
Ucapan Yunho mengejutkan Jaejoong. Ia bahkan merasa sedikit merinding ketika Yunho memanggilnya dengan panggilan mesra itu. Palsu. Pandangan Jaejoong pada panggilan yang dengan mudah diluncurkan bibir Yunho. Ia menyeka air matanya dan menatap Yunho. Saat ini mereka sedang ada di basement, entah kemana Yunho membawanya.
Tanpa banyak bicara ia membuka pintu mobil, dan Yunho segera mengikutinya. Ia tidak tahu mereka sedang dimana dan langsung menatap Yunho dengan lekat. "Dimana kita?"
"Mirotic Hotels."
"Apaaa?!" Jaejoong berteriak histeris berbanding dengan wajah kalem Yunho, pria itu langsung menggandeng lengannya. Seketika Jaejoong memberontak dan menepis tangannya, "aku bukan pelacur, aku—"
"Aku tidak memandangmu demikian. Kau tidak paham kalimatku yang mengatakan ingin kau jadi pelacurku?"
Spontan Jaejoong memandang penuh terluka Yunho, pria ini memandangnya dengan rendah iya kan? Wajah Jaejoong berkilat marah, "Aku bukan benda yang bisa kau beli!"
"Hey, aku akan menikahimu itu mengapa aku memakai kata metafora pelacur sebagai kiasan, dan aku membawamu kemari bukan untuk itu, aku tidak mau kau menangis terus dan aku tidak tahu kau suka tempat yang bagaimana, jika tempat asing bisa membuatmu lebih baik dan kau butuh ini, aku membawamu ke sini demi kau!" Yunho berdecak, ia bukan pria hidung belang seperti itu. Sudah Yunho bilang bahwa dirinya tertarik dengan Jaejoong, bukan karena pertemuan mereka di klub, melainkan sebelumnya.
Jaejoong menatap tak percaya Yunho, ia tidak mudah tertipu dan terkejut ketika Yunho menarik tangannya lantas membawanya ke dalam. "Aku akan membuat perhitungan jika kau macam-macam," ya nampaknya Jaejoong mulai melunak. Ia melihat ada bola mata Yunho seperti berkata jujur. Lagi, ia memang perlu menjauh dari keluarganya saat ini.
Menuju meja resepsionis, Yunho hanya tersenyum dan seorang resepsionis langsung memberikan kunci akses tanpa bertanya apa-apa. Hal itu membuat Jaejoong mulai curiga. Ia menarik tangannya dan menatap tajam kepada Yunho, rupanya pria ini tidak bisa diberi kepercayaan.
"Kau sudah merencanakan semua ini? Kau sudah memesan hotel, iya kan?" ucapan Jaejoong bernada sedikit tinggi.
Yunho menjilat bibirnya dan memijit pelipisnya. Andai wanita ini tidak membuat dirinya jatuh hati, sudah saja ia akan meninggalkannya di loby hotel ini. Jaejoong terlalu menaruh curiga padanya.
"Hotel ini milikku. Wajarkan jika karyawanku sendiri memberikan kartu akses yang kutempati jika kemari?"
Tercengang, Jaejoong menoleh ke arah wanita yang ada di balik meja resepsionis. Ia mendekat ke sana dan bertanya untuk memastikan, "Apakah—"
"Benar Nona, Mirotic adalah milik keluarga Pak Jung, bagian dari bisnis TVXQ Group," wanita itu seolah tahu dan menjawab dengan segera seraya tersenyum.
Yunho tersenyum ramah kepada karyawannya. Ia menarik lengan Jaejoong dan menggeleng pelan, "Dia calon istriku, dia tidak percaya bahwa calon suaminya sekaya itu."
Astaga, lagi-lagi Yunho mengakuinya tidak pantas. Bahkan, Jaejoong belum menjawab apa-apa untuk menjadi kekasih pria itu. Bagaimana ia bisa menjawab, pria itu brengsek, dan ia baru kenal tapi dengan mudahnya Yunho mengaku dirinya kepada setiap orang —tidak semua tapi kepada Namgil serta karyawannya tadi.
"Kau mengakui semua wanita adalah calonmu?"
"Tidak, kau yang pertama."
"Mulutmu manis sekali."
"Aku tidak bohong."
"Bohong pun aku tidak tahu."
"Ngomong-ngomong tentang mulut, kau menikmati ciuman kita hmm?"
"Apaa?!" Jaejoong memekik tepat ketika pintu lift tertutup. Ia menatap Yunho, dan pria itu menyeringai. Sialnya lagi, hanya ada mereka berdua di dalam lift. Jaejoong mundur ketika langkah Yunho maju mendekatnya. Ia memberi isyarat agar pria itu mundur, tapi Yunho malah semakin mendekat dan sekarang ia seolah tehimpit di dinding lift. Hendak mendorong pria itu, Jaejoong tercengang ketika Yunho menarik tubuh darinya dan tertawa.
"Kenapa tidak kau terima saja suami kaya rayamu ini, Baby? Keluargamu akan senang, dan kau pun akan terjamin."
"Kau memang sinting! Kita baru bertemu, dan kau brengsek! Mencuri ciuman, menawarku seharga 2 milyar won bak aku adalah pelacur, lalu kau mengarang cerita dengan indah di depan orang tuaku, kau sungguh tidak terduga, aku tidak ingin menikah dengan pria yang tidak jelas sepertimu."
Yunho tersenyum, ia memandang Jaejoong dan menarik wanita itu hingga jatuh ke dalam pelukannya. Sengaja. Dan kesengajaan itu diganggu dengan pintu lift yang terbuka di lantai kamar miliknya berada. Yunho hendak mengumpat karena Jaejoong berhasil melarikan diri keluar lift.
"Aku tidak jelas?" ujar Yunho bertanya kepada Jaejoong dengan serius. "Aku Jung Yunho, CEO dari TVXQ Group, aku memiliki saham sebesar 36% atas namaku di perusahaan inti. Sementara saham gabungan dengan keluargaku sekitar 57% sebesar 43% adalah tersebar di dewan direksi, lalu kau dan anak kita tidak akan miskin lebih dari 7 turunan, aku memiliki banyak aset di luar dan dalam negeri, kau bisa keliling dunia denganku jika kau bosan. Ah, aku juga pewaris tunggal perusahaan, adikku seorang wanita, dia tidak diperhitungkan dalam bisnis. Lantas, bagian mana yang kau bilang tidak jelas?"
Jaejoong tercengang, pria itu sedang pamer atau bagaimana? Bukan itu maksud Jaejoong, melainkan sikap Yunho, dan motif apa yang dimiliki pria itu sehingga bersikap seperti ini kepadanya.
.
.
.Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.
Rules 40 komentar.
Aku serius bakal hiatus kalau kalian juga pada malas"an padahal kalian tahu sendiri bulan puasa itu susah buat nulis.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love
FanfictionYunJae / GS / DLDR / Lil bit ANGST. Jaejoong = Jennifer = Jaejoong! No War.