Bab 17

730 167 50
                                    

Jaejoong nyaris terbelalak mendengar hal itu. Ia menatap tak percaya Yunho, namun pria itu langsung menarik tangannya menuju ke mobil. Ia masih belum sepenuhnya memproses ucapan Yunho, dan ia semakin terkejut kala menyadari dengan sangat baik. Kembali menatap Yunho, pria itu sedang membukakan pintu mobil untuknya. Ia masuk dengan wajah bingung yang kental, lantas Yunho masuk ke kursi kemudi.

"Kau apa tadi?" tanya Jaejoong, ingin mendengar ulang pernyataan Yunho.

"Hmm?"

"Tadi kau bilang apa?"

"Maksudnya? Ke rumahku bertemu orang tuaku?"

Nah, iya yang itu. Jaejoong menggigit bibir bawahnya, ia menelengkan kepala dan kembali berucap dengan serius, "Ini tidak bohong?"

"Tidak, kau kenapa Je?"

"Tidak kenapa-napa," Jaejoong menjawab sekenanya, ia hanya bingung dengan Yunho, pria itu cepat sekali bergerak padahal ia hanya memberi isyarat. "Uumh jadi kau akan membawaku ke rumahmu?"

"Iya, aku akan menyesuaikan jadwal dengan orang tuaku dahulu, aku akan menjemput dan mengabarimu jika mereka terkumpul, saat ini Ibuku sedang ada di Amerika bersama dengan Nenekku, jadi tunggu mereka tiba di Seoul," Yunho tersenyum lebar, ia tidak mengada-ngada tentang ini, orang tuanya sedang tidak ada di Seoul. Maksudnya, ibunya. Sementara ayahnya ada di Busan, mengurus beberapa proyek bisnis di sana.

"Aah, aku mengerti, tapi aku tidak yakin jika mereka bisa menerimaku," Jaejoong merasa bahwa tingkat sosialnya dan Yunho memang berbeda. Ia hanya lah anak angkat keluarga Kim Namgil, sebenarnya ia bahkan tidak bisa disandingkan dengan pria itu yang mungkin diinginkan banyak wanita.

"Kau bercanda? Mereka semua sudah kuberitahu bahwa kau adalah pacarku, tidak ada reaksi aneh, semua mendukungku," Yunho mengemudi dengan santai, ia memang sudah mengklaim Jaejoong miliknya dan berita ini tidak bisa dihindari di keluarganya, terutama saat ia membawa Jaejoong ke hotel, pasti ada staff yang melaporkan kepada ayahnya, jadi ia lebih baik mengaku lebih dahulu mengencani wanita ini kepada mereka.

"A-apa?" Jaejoong semakin dibuat terkejut, ia memandang tidak biasa pada Yunho, pria ini cepat sekali bergerak.

"Kenapa Sayangku? Kau ingin kemana sekarang?"

Jaejoong menggeleng pelan, ia tidak tahu bahwa pria ini sudah merencanakan lebih dahulu segala hal tentangnya. Jadi memang benar tidak akan ada jalan mundur baginya. Ia tertawa pelan, dan memandang Yunho, "Street food yang terdekat, ah iya di dekat Athena Klub, ada bibi penjual Tteokboki yang enak, bagaimana kita ke sana?"

Sejujurnya, Yunho baru saja dari Athena, klub yang dikelola oleh Jaejoong. Ia tahu wanitanya tidak mengelola klub lagi sehingga berani ke sana tadi. Jadi, ia bagaikan tertohok Jaejoong dengan ajakan wanita itu ke street food dekat dengan Athena Klub. "Baiklah, kita ke sana," ujar Yunho dengan wajah polos.

———

Tidak ada yang bisa Yunho lakukan ketika Jaejoong meminta mereka mampir ke Athena, sialnya ia rasa teman-temannya masih di sini. Jaejoong membeli beberapa macam makanan dan wanita itu membungkus semuanya, Jaejoong mengatakan ingin makan di sini, di ruang VVIP yang kosong atau ruang manager. Para karyawan tidak akan mengusir mereka karena membawa makanan dari luar. Ya, memang benar, penjaga depan pintu saja, langsung menyapa Jaejoong dengan senang hati.

Masalahnya, Yunho takut jika Jaejoong melakukan pemeriksaan ke ruangan yang disewa oleh Yoochun, bagaimana jika mereka memanggil wanita saat dirinya tidak ada. Itu lah masalahnya. Yunho tidak ingin Jaejoong salah paham lagi.

Ketika mereka memasuki klub, lantai pertama adalah dance floor, musik DJ menghentak memekak telinga. Beberapa orang di dance floor bergerak-gerak ada yang lincah ada yang sekenanya saja, sebagian sudah terlihat mabuk dan bau alkohol mulai menguap memenuhi udara. Yunho menghindari beberapa tamu yang ada. Ia mengekori langkah Jaejoong, ketika ada seorang pria yang hendak menyentuh Jaejoong, tangannya dengan sigap menghalangi pergerakan pria itu, dan Yunho langsung memegang tangan Jaejoong.

"Kenapa tidak ke tempat lain saja, Darl?" Yunho nyaris berteriak mengatakan ini.

Jaejoong tersenyum, dengan lincah wanita itu menaiki anak tangga menuju ke lantai atas. Jaejoong menuju ke sebuah ruangan VVIP, ia berdiri di depan pintu, sibuk mengirim pesan kepada seseorang.

"Darl..." panggil Yunho dengan suara lebih tinggi.

Jaejoong berjingkit dan berbisik di telinga Yunho, "Tunggu sebentar, karyawanku akan membawakan kartunya agar kita bisa membuka pintunya."

Jujur, Yunho sedikit meremang mendengarnya. Ia menatap Jaejoong, ah ingin sekali ia memeluk wanita ini, tapi ia tidak mau Jaejoong marah. Namun, sejurus kemudian Yunho terkejut saat lengannya digandeng Jaejoong dan wanita itu seolah sedang menempelkan tubuh padanya. Yunho terbelalak, ia menatap Jaejoong dengan tidak percaya namun dalam hati ia sangat senang sekali dengan hal ini.

Memperhatikan gerak gerik Jaejoong, Yunho tersenyum puas karena wanita itu tak juga menjauh darinya. Hingga seorang waitress datang dan membawakan kartu yang diminta Jaejoong beserta nampan berisi minuman dingin. Jaejoong langsung melakukan scan, dan pintu terbuka. Wanita itu langsung masuk dan Yunho mengikutinya, meletakan kantong plastik berisi belanjaan Jaejoong, Yunho lantas duduk di sofa. Sang waitress segera keluar setelah meletakan nampan dengan minuman dingin. Hanya cola dan dua gelas berisi es batu.

"Ayo buka Yun, aku sudah mentraktirmu cola di sini, kau suka cola kan?"

Terbatuk-batuk, Yunho merasa ini adalah sindiran baginya. Ia tersenyum dan membuka kantong plastik, mengambil tteokboki dan sumpit ke depan Jaejoong, ia membeli dua porsi serta ada makanan lainnya seperti kue ikan. "Ya, aku memang suka cola, maksudku haruskah kita ke sini untuk menyantapnya, Sayang?"

"Iya, kau kan suka ke klub, jadi kita ke klub."

Astaga, Yunho kira Jaejoong sudah mereda setelah tadi berdandan dan bersikap lebih baik, tapi wanita ini bagaikan memojokannya. "Baiklah, aku tidak akan ke sini lagi."

"Aku tidak percaya!"

"Lalu bagaimana agar kau percaya?"

"Entah!"

"Baiklah, kita makan dulu saja lalu ke supermarket setelah ini, iya kan?" Yunho menggeleng, ia membuka plastik sumpit bambu dan mulai membuka stryrofoam, ia mulai mengambil potongan tteokboki dan menyuapnya. Melirik Jaejoong, wanita itu sedang menuangkan cola dari botolnya ke gelas. Ia harus fokus makan saja agar tidak kena sindiran pacarnya yang ternyata pencemburu. Well, menyadari itu lagi, Yunho tersenyum spontan. Ia meletakan sumpit dan memandang Jaejoong.

"Apa kau sedang cemburu, Baby? Kau cemburu karena aku ke klub dan bersama wanita, iya kan? Aku ingat kau tadi membaui tubuhku, nah bukankah—"

"Aku ingin mengecek ke room teman-temanmu, agar aku tahu apakah kalian benar-benar tidak memanggil wanita berpesta di sana!"

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.

Rules 40 komentar.

Seriously, aku mau buka open order ini ya. Yuk ngumpul yang minat siniiii.

.
.
.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang