"Mana laporan yang saya minta?!" Teriak suara pria diseberang telepon.
Tangan sebelahku menahan ganggang telepon dan tangan sebelah mengetik laporan."Maaf, sebentar lagi, pak" mataku ga lepas dari layar monitor.
"Kenapa lama sekali! Dasar tidak berguna!" Makinya sebelum menutup telepon dengan kasar.
Sial! Sumpah demi apapun aku ingin sekali memakinya balik! Ingin sekali dengan sekali ucap mengeluarkan sihir yang berada diujung lidahku.
Hinaannya ga sekali ini saja. Semenjak ia menggantikan posisi ayahnya sebagai CEO perusahaan ini, ia menatapku dengan jijik. Menghina penampilanku dengan kasar. Belum cukup di situ saja, aku menjadi sasaran amarahnya!
Jari-jariku menekan-nekan huruf dengan cepat. Semenjak aku menggantikan sekretarisnya yang dipecat, aku sangat hafal kebiasaannya. Jika dalam waktu 5 menit laporan ini belum selesai, ia akan keluar dari singgasananya dan mencaci makiku seharian.
Ah, ini semua karena asistennya, Jessy ga becus. Asisten abal-abal yang diterima karena penampilannya sama seperti model majalah pria dewasa! Kalau otaknya mendukung ga akan aku dilimpahi pekerjaannya.
Bukannya aku ga bersedia mengerjakannya hanya saja jika dilimpahi pekerjaan 5 menit yang lalu dan harus diserahkan sekarang, siapapun pasti akan bete.
Jariku semakin mempercepat mengetik begitu mataku melirik jam yang ada di layar komputerku. Sebentar lagi! Aku menghitung angka-angka. Harus teliti dan cermat. Jika salah sedikit saja perusahaan ini akan rugi besar.
Tap tap tap.. suara hentakan langkah kaki terdengar di balik pintu berseberangan dengan mejaku yang terletak di koridor kantor.
Suara langkah kaki yang semakin mendekat! Sial! Aku akan di marahin lagi! Ga! Tinggal sedikit lagi! Aku mengetik dengan kekuatan yang aku miliki.
Krekkk!!! Pintu dibuka dengan kasar membuatku berhenti bekerja. Mataku ga bisa lepas dari sosok yang ada di depan pintu.
Pria yang aku akui sangat tampan. Dengan perpaduan darah campuran indonesia, amerika dan china membuat wajah dan tubuhnya sempurna. Matanya tajam berwarna biru, kulitnya ga putih pucat, tubuhnya tinggi dan atletis dibalut jas mahal yang pas di tubuhnya.
Jika dia diam ga bergerak mungkin aku akan jatuh cinta padanya seperti seluruh wanita yang ada di perusahaan ini. Tapi saat dia bicara, semua pesonanya minus dengan kata-kata kasar, tajam menyakiti hati yang ditunjukan.
"Mana laporan yang saya minta?" Tanyanya dengan menatapku tajam tak bersahabat. Tatapan yang sekaligus meremehkanku.
"Masih belum selesai pak"
"Belum?! Kenapa masih belum selesai?! Kamu pikir saya gaji kamu untuk malas-malasan? Saya perlu laporan itu sekarang!" Kalau cuma bentakan aku akan bersabar tapi ini selalu dengan menghentak meja.
"Maaf pak. Tapi laporannya baru di berikan ke_____"
"Jangan ada alasan! Saya muak dengan alasan yang kamu berikan untuk membela diri! Semua bawahan sama saja!" Potongnya sambil menatapku tajam.
"Kamu, saya beri waktu 5 menit untuk menyelesaikannya. Kalau masih belum, saya akan turunkan jabatannya menjadi cleaning service!" Bentaknya sebelum membanting pintunya.
Agh! Rasanya ingin menyihirnya sekarang juga. Hufh.. sabar. Aku ga boleh melakukannya. Aku ga boleh mengorbankan wajahku hanya terpancing emosi padanya.
Aku menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan kasar. Saatnya bekerja! otakku menghitung angka-angka. Jari-jariku mengetik dengan cepat. Ga ada waktu sebelum dia marah besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Witch and The Beast
Romance"Menjadi penyihir bukan hal yang mudah. Terutama jika disalahgunakan. akan ada konsekuensi yang harus aku tanggung. Tetapi jika hampir setiap hari bertemu dengan tuan besar yang sombong dan arogan, bukan ga mungkin aku akan menyihirnya!" ~ Valerie ...