The Witch - Last Bab

136 12 2
                                    

Aneh. Kenapa semua data yang diberikan mantan sekretaris Pak William salah? Dari makanan yang disukainya sampai rumornya hanya menyukai orang yang berpenampilan menarik. Semua jauh berbeda.

Sebaliknya ia bersikap terlalu ramah padaku meskipun penampilanku jelek. Ia bahkan selalu mengajakku makan siang di restoran milik keluarganya. Restoran mewah dengan private room yang biasa di reservasi untuk menjamu klien penting perusahaan.

Kebaikan dan perhatiannya kadang membuatku berpikir jika ia ada maksud lain. Apa ia tahu jika aku penyihir? Hanya itu alasan ia mendekatiku dengan penampilanku yang buruk rupa. Semakin aku memikirkannya, semakin otakku terasa lelah.

Beruntung aku tidak dibawa Pak William ikut dengannya keluar negeri menghadiri pesta yang diadakan salah satu pengusaha terkenal. Jadi aku bisa santai menikmati weekendku. Menenangkan pikiranku sejenak.

Hari ini aku ingin puas berjalan di pusat kota. Berbelanja dan menikmati teh dan kue favoritku di cafe yang biasa aku datangi.

Saat aku berjalan melewati seorang wanita, langkah kakiku langsung terhenti. Lalu membalikkan tubuh ke belakang. Menatap wanita yang juga membalikan tubuhnya menghadapku.

Aku tidak menyangka melihat orang yang aku kenal di sini. Terakhir aku melihatnya 200 tahun yang lalu saat di Paris. Aku nyaris tidak mengenalnya. Ia tidak melakukan penyamaran. Ia berpenampilan dengan wajah aslinya. Apa ia tidak takut lawan jenis terpikat padanya?

"Valerie." Hannah tersenyum senang menyapaku. Ia berjalan mendekatiku. "Kamu Valerie kan?"

"Ya." Jawabku terus mengamati wajahnya. Ia terlihat berbeda meski menampilkan wajah aslinya. Tapi apa?

"Bagaimana kabarmu?" Tanyanya tidak peduli dengan tatapanku yang mengamatinya.

"Baik." Aku baru menyadari jika aura kecantikannya pudar. Tidak sekuat penyihir pada umumnya. Aura pudar hanya jika ia menjadi setengah penyihir. "Kamu..."

"Setengah penyihir." Jawab Hannah seakan tahu apa yang ada dalam pikiranku.

"Ayo kita bicara di sana" Hannah menunjuk ke sebuah cafe. Menggandeng tanganku berjalan menuju Cafe yang tidak jauh dari tempat kami berdiri dan masuk ke dalam.

"Mau Pesan apa?" Tanya Hannah padaku begitu kami berdiri di depan kasir memesan minuman.

"Mojito tea." jawabku lalu Hannah memesan milikku dan miliknya dengan beberapa kue. Lalu membayar pesanan kami.

"Apa kamu penasaran kenapa aku menjadi setengah penyihir?" Tanya Hannah setelah kami duduk menunggu pesanan diantarkan.

"Ya." aku mengangguk lalu ia mengetuk meja seakan ada kaca tembus pandang di sekeliling kami. Orang-orang tidak akan mendengar pembicaraan kami.

"Well, 30 tahun yang lalu aku jatuh cinta dengan pria yang juga mencintaiku. Saat ia tahu jika aku penyihir, ia tetap mencintaiku. Sampai akhirnya aku yakin bisa menukarkan jantung kami."

"Dan kamu bisa lihat sekarang. Aku masih hidup dengan jantungnya" ia  terlihat bahagia menceritakannya.

"Selamat untukmu."

"Terima kasih."

"Bagaimana rasanya menjadi setengah penyihir?"

Hannah terlihat terkejut dengan pertanyaanku. "Menyenangkan. Aku bebas kemanapun dengan wajah asliku. Aku tidak perlu takut mengeluarkan sihirku. Aku juga memilliki pasangan hidup yang sangat mencintaiku dan anak-anak yang cantik dan tampan. Aku sangat menikmati hidupku dan aku tidak merasa kesepian."

"Apa itu semua sebanding dibandingkan menjadi peri?"

"Apa maksudmu?" Hannah menatapku tidak percaya."Kamu tidak tahu? Apa Elora tidak menceritakannya?"

Witch and The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang