22. Bonus chapter

1K 103 6
                                    

Typo adalah sebuah kesalahan yang begitu nikmat 🐻🐥


Seminggu sebelum keberangkatan keluarga Oh untuk kembali ke negeri tempat dimana mereka berasal.

Dua saudara kembar tak indentik sedang beradu argumen, berebut kado perpisahan dari salah satu sahabat dekatnya. Mereka bukan merebutkan untuk saling memiliki melainkan salah satu dari bocah kembar itu ingin mengembalikan kado perpisahan itu.

Memang aneh, tapi menurut bocah tujuh tahun yang mewarisi kulit putih ayahnya itu dia tak ingin kadonya sebab ya dia tak ingin pindah rumah. Kalau kadonya diterima sama saja dia mengikuti keluarganya dan juga melupakan acara ngambeknya setelah beberapa hari, percuma saja bukan.

"Min mau buka kadonya!!" Teriak bocah yang satunya.

Mereka adalah Jeno dan Jaemin, kembar tak indentik yang memiliki banyak perbedaan tapi tetap saling menyayangi. Termasuk pada adik bayi mereka Oh Jisung yang sedang duduk dipangkuan mommy-nya menatap dua kakaknya yang sedang berargumen.

"Balikin! Jeno gak mau pindah!! Jeno mau disini, disini ada Shotaro. Di sana gak ada teman!!" Jawab Jeno dengan menghentakkan kakinya.

"Ini hadiah!!" Bentak Jaemin menatap garang kembarannya yang siap mengeluarkan air mata. "Hadiah harus diterima Jejen!! Jika dikembalikan kita tidak menghargai mereka yang memberikan, bodoh!!" Jaemin menyahut kotak hadiah itu dan duduk disebelah kaki mommy-nya.

Jeno yang sejak awal sudah ngambek, makin menjadi ketika dengar Jaemin memanggilnya dengan sebutan yang menurutnya tidak keren. Dalam hitungan detik pasti drama sesi kedua siap dimulai.

1

2

3

"Hua!!" Jeno berteriak dengan kencang, lalu menangis sesenggukan, telentang dibawah sambil menendang-nendang udara yah sang mommy-nya hanya mendesah pasrah

Mungkin  Jisung yang baru berusia 13 bisa bicara pasti dia akan berterima "DIAM" sayang Jisung kecil harus bisa menerima pahitnya kehidupan dimana harus bersaudara dengan dua kakak yang berisik

Seulgi meletakkan Jisung di karpet dengan bulu tebal, membiarkan balita itu merangkak sendiri. Yah sendiri karena ruang keluarga rumah ini didesain aman untuk batita dan anak-anak.

Seulgi mendekati Jeno yang masih histeris, membangunkan bocah itu sebelum akhirnya menggendongnya. Seulgi kembali menghela nafas, seharian ini dia sudah menggendong Jeno hampir ke empat kalinya.

Ini semua terjadi sejak kabar mereka pindah mulai terdengar, Jeno mogok makan, Jeno mogok bicara, bahkan yang paling sering terjadi adalah Jeno yang jadi cengeng. Dengan berat badan yah tentu saja bisa membuat punggung hingga lengan Seulgi terasa kaku.

"Diam Jen" Seulgi menimang-nimang bocah itu sampai tak lagi terdengar suara.

Menenangkan Jeno yang dalam mode buas memanglah sulit, bahkan menenangkan Jeno saja membutuhkan setidaknya 15 menit dengan menggendong tubuh itu. Intinya setelah ini Seulgi harus meminta Sehun menemaninya, ingat Daddy Sehun tak ada di rumah bukan.

Seulgi berjanji dalam hati untuk menceramahi suaminya itu, karena bisa-bisanya di kondisi seperti ini masih bekerja. Anaknya rewel dari beberapa hari yang lalu sedangkan dia berkencan mesra dengan tumpukan kertas.

Seulgi menidurkan Jeno dikamar nya, sebelum akhirnya kembali mengawasi dua monster lagi. Monster yang sialnya sangat Seulgi sayangi. Masalah dengan Jeno selesai, kini giliran batita 13 bulan yang mengacau acara unboxing barang yang Jaemin lakukan.

Hingga terjadilah adu mulut.

"Jangan adik!!" Pekik Jaemin

"Wa-wa-wa min wa pa-pa hihihi" balas Jisung dengan bahasa bayinya.

Baby OH | SeulHun (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang